🎆 Chapter 2 🎆

20 3 0
                                    

Kringg
Saatnya Istirahat

Tidak terasa bel istirahat pun berbunyi kami pun segera membereskan buku buku dan memasukkannya ke dalam tas.

" Ra, kantin yuk ! " ajak Nanda padaku.

Ya sejak saat itu aku, Nanda dan Desi menjadi teman baik dan bisa di bilang kita bertiga adalah sahabat.

" Bentar aku beresin buku dulu. " ujarku pada Nanda.

" San, kamu mau ikut ke kantin gak ? " tanyaku pada Sania yang sedang sibuk memainkan hp nya.

" Gak ah, gue lagi mager. " jawab Sania.

" Ya udah, aku tinggal ya. " ujarku pada Sania yang masih sibuk memainkan hp nya.

" Ya. " balasnya singkat.

Ya walaupun aku dan Sania tidak seakrab seperti aku, Nanda dan Desi, tapi kami memiliki hubungan pertemanan dengan baik.

" Ya udah Nan, Des kita ke kantin sekarang. " ujarku pada Nanda dan Desi.

" Of course. " jawab Nanda.

Sesampainya di kantin kami pun langsung duduk di kursi yang kosong sebelum kami memesan makanan.

" Heh, kalian mau makan apa ? " ujar Nanda memulai pembicaraan.

" Gue pengen nya lo yang pesen. " ujar Desi pada Nanda.

" Iya, cepet mau pesen apa ? Gue dah laperni. Lo mau tanggung jawab kalo gue sampe pingsan disini. " ujar Nanda.

" Terserah lo, lo mau pingsan ke mau apa ke gue gak peduli. " balas Desi dengan wajah yang menunjukan kalo dia memang benar tidak peduli pada Nanda tetapi sebenarnya itu hanyalah candaan semata.

" Ya udah, gue juga gak peduli ama lo. " balas Nanda sambil memalingkan wajahnya dari Desi ke arah lain.

" Udah udah kalo kalian terus begini kapan kita mau makannya sih ? " ujarku pada mereka berdua yang dari tadi terus berdebat dan tidak memperdulikan keberadaanku.

" Gak tahu nih dia yang mulai. " ujar Nanda sembari menunjuk pada Desi.

" Yaudah kalian mau pesen apa dari tadi perut gue udah kelaperan ni ? " lanjutnya.

" Gue pesen mie goreng aja sama minumnya jus jeruk. " jawab Desi.

" Kalo lo ? " tanya Nanda padaku.

" Samain aja lah. " jawabku.

" Yaudah kalian tunggu bentar ! " lanjut Nanda.

Sambil menunggu Nanda aku dan Desi pun berbincang bincang.

" Oh, ya Des. Aku mau nanya dong ? " ujarku memulai pembicaraan.

" Nanya apa ? " jawabnya.

" Kalo Km yang di kelas kita itu namanya siapa ya ? " tanyaku pada Desi sambil menunjuk pada salah seorang laki laki yang sedang berkumpul dengan teman temannya.

" Oh, dia. Namanya Riyadi. Emangnya kenapa ? " ujarnya balik bertanya.

" Engga cuma pengen tahu aja. Soalnya aku kan masih belum mengenal semua teman sekelasku. " jawabku polos.

" Ohh. " jawab Desi singkat.

" Oh ya, Ra. Kalo kamu tahu gimana sifat si Riyadi itu, kamu pasti gak akan tahan deh sekelas sama dia. " ujar Desi padaku sambil sedikit memperlihatkan wajah yang tidak ku mengerti.

" Emangnya gimana gitu. " tanyaku penasaran.

" Ya dia tu pokoknya murid paling paling dan paaalllingg nakal di sekolah kita ini ya bisa di bilang sih dia itu bad boy di sekolah ini termasuk teman temannya itu. " jawab Desi sambil menekankan suaranya saat berkata 'paling'.

" Maksudnya ? " tanyaku masih belum mengerti.

" Dulu pas masih kelas 10 dia itu pernah buat ulah di sekolah kita ini. " jawabnya.

" Ulah, maksudnya ? " ucapku masih belum mengerti.

" Iya dulu dia itu pernah ngebohongin salah satu guru di sekolah kita. Terus dia pernah mukulin salah satu siswa hanya karena hal yang sepele. Dan yang paling membuat gue gak suka sama dia tuh karena dia tuh suka nyanyi nyanyi gak jelas lah sama teman temannya itu yang membuat konsentrasi gue jadi terganggu sama ulah mereka. " jawab Desi panjang lebar.

" Apa itu benar ? " ujarku yang tidak percaya.

" Yaiyalah bener. Lo sih masih baru kan sekolah disini dan lo belom liat gimana sifat aslinya anak itu. Tapi yang gue bingung masih aja ada banyak cewek yang suka ama dia. " jelas Desi.

" Tapi kenapa dia di pilih jadi Km ? " tanyaku penasaran.

" Ya karena seperti yang tadi gue bilang kalo si Adi itu bad boy di sekolah ini, dan murid murid di kelas kita itu cewek nya pada suka ama dia dan cowok nya pada takut ama dia. Jadi ya jelaslah mereka milih si Adi jadi Km. " jelas Desi panjang lebar.

" Oh ya aku sampai lupa, tadi gue bilang Adi itu sebenarnya itu kepondokan dari nama Riyadi, karena disini dia lebih akrab disapa dengan nama Adi. " lanjutnya lagi.

" Aku udah tahu kok, dari Sania. " balasku.

" Oh, baguslah. " ucap Desi.

" Btw, apa kamu juga milih dia ? " tanyaku pada Desi penasaran.

" Ya nggaklah, emangnya gue stress gitu ampe harus milih si Adi jadi Km. " jelasnya.

" Biasa aja kali jawabnya, gak usah sinis gitu ngeri liatnya juga. " ucapku sedikit menggodanya.

" Salah lo juga nanya kayak gituan. " ucapnya yang masih kesal.

" Btw, kalo menurut aku ya, kamu tuh jangan terlalu benci ama dia. Siapa tahu jadi cinta nantinya. " ujarku sambil tertawa puas.

" Apaan sih, jadi tambah ancurkan mood gue sekarang. " kesalnya.

" Udah ah. Lama lama ngomong ama lo gue bisa bisa stres. " lanjutnya.

Aku pun tertawa melihat tingkah Desi yang menampilkan wajah cemberutnya.

" Hayou, lagi ngomongin siapa kalian ampe ketawa tawa gitu. " tiba tiba datanglah Nanda sambil membawa pesanan kita tadi.

" Mata lo kenapa Da ? Lo gak liat yang ketawa tawa tuh si Tiara aja gak sama gue. " ujar Desi yang masih kesal.

" Kenapa ama lo gak kayak biasanya ? " tanya Nanda pada Desi penasaran.

" Tanyain aja sama siswi baru di kelas kita itu. " jawab Desi pada Nanda sambil menunjuk padaku menggunakan dagunya.

" Kenapa sama dia, Ra ? " tanya Nanda padaku penasaran.

" Nggak, tadi aku cuma sedikit menggodanya tapi dia malah cemberut gitu. " jawabku.

" Sedikit apanya ? Lo bilang kalo kebencian gue ama si Adi bakal berujung cinta. Ya jelaslah gue jadi kek gini sekarang. Mood gue ancur tahu ? " ujar Desi yang masih kesal.

" Tapi bener juga apa yang dikatakan ama si Tiara, jangan jangan besok atau lusa lo bakal jadian ama si Riyadi. " ujar Nanda yang menggoda Desi sambil tertawa puas.

" Lo gila Da, gue Desi Kurnia Widia Ningsih gak mungkin jadian ama cowok bad boy apalagi ama si Riyadi. " ujar Desi yang membuat aku dan Nanda ketawa geli karena ucapan Desi tadi.

" Udah ah mendingan kita makan perut gue dah laper nih. " ujar Desi yang mengalihkan pembicaraan.

Kami pun langsung memakan makanan yang tadi sudah di pesankan oleh Nanda. Hingga tidak terasa setelah kami menghabiskan makanannya bel masuk pun berbunyi.

Gimana ceritanya udah mulai seru gak ? Pokonya suka gak suka kalian harus baca terus cerita aku ini dan baca kelanjutan ceritanya.
Thank You.
😁😂😂

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang