Hari ini adalah hari Jum'at tepat sudah lima hari aku belajar di sekolah baruku.
Dan jam pertama ini adalah pelajaran bu Hani yaitu sejarah. Bu Hani adalah salah satu guru di sekolah ini yang memiliki suara yang sangat kecil bisa di bilang seperti sedang berbisik bisik. Dan karena itulah siswa siswi di kelas akan merasa ngantuk saat pelajarannya.
" Sumpah, gue ngantuk banget nih. " ujar Sania sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menutup wajahnya dengan buku.
" Sania, lepasin bukunya ! Nanti kalo ibu liat kamu bisa habis di marahin. " perintahku sambil melepaskan buku yang menutupi wajah Sania.
" Biarin aja, lagian juga gak kedengeran banget dia neranginnya, jadi malah buat gue ngantuk nih. Malah istirahat masih lama lagi. " keluh nya lagi.
" Udahlah dengerin aja, mau kamu ngerti ato nggak juga dengerin aja lah dari pada lo di omelin nanti. " ujarku.
" Tapi, Ra. Apa yang di katakan Sania itu bener. " ucap Nanda sambil menolehkan wajahnya ke belakang ke arahku.
" Iya, Ra. Bahkan mereka yang duduk paling depan pun gak ngerti apa yang di omongin ama bu Hani, suaranya yang kecil itu malah buat kita ngantuk tahu. Emang lo gak ngerasa gitu ? " lanjut Desi sambil melirik kearah Amel dan Indah saat berkata 'mereka'.
" Ya aku juga ngantuk, malah banget. Tapi kita kan datang ke sekolah niatnya buat nyari ilmu, makanya dengerin aja apa yang bu Hani omongin. " jawabku pada mereka.
" Gimana mau dapet ilmu kalo gurunya kayak gini. " ucap Nanda.
" Iya, Ra. Lo sih masih baru disini dan lo baru ngerasain pelajaran nya bu Hani. Lah kita udah hampir dua taun Ra. " ujar Desi sedikit kesal.
" Gue harap nanti pas kelas 12 gue gak dapet guru kayak bu Hani lagi. " lanjut Sania mengungkapkan harapannya yang langsung di balas dengan kata ' Amiinn ' oleh Desi dan Nanda.
" Yaudah iya. " balasku karena tidak ingin melanjutkan obrolan.
" Eh aku pengen ke toilet dulu ya, dah kebelet nih. " lanjutku yang memang sekarang ini aku sedang kebelet ingin buang air kecil.
" Yaudah sana lo izin dulu sama bu Hani ! " balas Sania.
Akupun langsung berdiri dan keluar dari bangkuku untuk meminta izin ke toilet pada bu Hani. Setelah di izinkan akupun bergegas keluar dari ruang kelas untuk menuju ke toilet.
Setelah keluar dari toilet akupun berniat ingin mencuci tanganku di wastafel. Tapi aku di kejutkan dengan seorang lelaki yang sedang berdiri di depan wastafel yang sedang merapihkan rambutnya.
Pelan pelan aku mendekati laki laki itu, tiba tiba laki laki itupun membalikkan badannya dan sontak membuatku kaget, karena laki laki itu adalah Riyadi.
" Kok, lo a ada disini sih ? " tanyaku gelagapan.
" Emangnya kenapa masbuloh ? " jawabnya sewot.
" Yaiyalah, kan ini toilet wanita. " balasku menjawab pertanyaannya.
" Biarin aja. Gue sengaja. " ujarnya sambil membalikkan badannya ke arah cermin sambil merapihkan rambutnya lagi.
" Sengaja, maksud lo ? " tanyaku karena aku tidak mengerti apa yang di katakan nya.
" Gue pengen letemu, lo. " jawabnya yang masih membuatku tidak mengerti dengan apa yang di katakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
RomanceSelama mendengarkan perdebatan antara Nanda dan Ridwan aku pun sedikit melirik sekilas ke arah Riyadi dan kulihat dia sedang tersenyum miring padaku. Aku tidak mengerti apa yang sedang di pikirkannya mengenai diriku