Saat bel masuk berbunyi kami pun langsung pergi meninggalkan kantin dan masuk kembali ke dalam kelas.
Sesampainya di kelas aku pun langsung duduk dibangkuku begitupun dengan Desi dan Nanda. Tidak lama kemudian Pak Surya pun datang dia adalah guru Seni Budaya. Aku mengetahui namanya dari Sania.
" Beri salam ! " seru salah satu murid perempuan menyiapkan seluruh murid di kelasku untuk memberi salam pada Pak Surya.
" Selamat siang pak. " ucap semua murid yang ada di kelas.
" Siang. " jawab pak Surya.
" San, kok perempuan itu sih yang nyiapin bukannya seharusnya Riyadi ya ? Terus kok dia gak ada disini ya ? " tanyaku pada Sania sekaligus dua pertanyaan.
" Tiara, kamu gak liat kalo disini gak ada si Riyadi, itu makanya Amel yang nyiapin karena dia adalah wakil Km di kelas ini. Dan pertanyaan kedua kamu itu aku gak tahu pasti dengan jawabanku ini tapi menurutku si Adi itu masih ada di kantin deh sama temen temennya itu kamu juga liat sendiri kan selain si Riyadi teman temannya juga gak da disini. " jawab Sania panjang lebar.
" Ohh. " ujarku sambil mengangguk anggukan kepalaku tanda mengerti.
Baru saja aku dan Sania membicarakannya Adi dan teman temannya pun datang.
" Siang, pak ! " seru mereka di luar kelas.
" Dari mana saja kalian ? Dari tadi bel sudah masuk dan kalian baru dateng. Kalian gak malu gitu tiap hari kayak gini terus, kalo sampe ini terjadi lagi bapak gak akan segan segan buat manggil kedua orang tua kalian. Kalian mengerti ? " ujar pak Surya pada mereka bertiga di antaranya adalah Adi, Ridwan, dan Razib aku mengetahui nama kedua teman Adi itu dari Sania.
Memang aku banyak mengetahui nama nama orang yang ada di kelasku dari Sania. Karena aku yang selalu bertanya padanya dan dia pun selalu siap menjawab pertanyaanku itu sampai pertanyaan yang tidak penting pun dia jawab. Itu sebabnya aku sangat menyukainya.
" Iya pak. " jawab mereka.
" Ya sudah cepet kalian duduk di bangku kalian ! " seru pak Surya pada mereka bertiga.
" Terima kasih pak. " ujar mereka bertiga.
Setelah itu pun mereka langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku mereka masing masing.
" Ya, anak anak kali ini bapak akan merubah kelompok di kelas ini menjadi dua kelompok, jadi lupain aja untuk kelompok yang dulu. " ujar pak Surya.
" Pak ! Kenapa di ubah ? " ujar Amel selaku wakil Km di kelas.
" Ya, pertanyaan yang bagus. Jadi tujuan bapak akan merubah kelompok menjadi 2 itu di karenakan kalian nanti akan menampilkan kabaret tiap kelompoknya, dan kelas yang lain juga udah bapak rubah kelompoknya dan tinggal kelas ini aja yang belum. Selain itu juga kabaret ini akan menjadi nilai keterampilan buat di raport kalian nanti. " jawab pak Surya panjang lebar.
" Pak ! Kalo nampilin kabaret nya di kelas ? " kali ini Nanda yang bertanya.
" Ya nggaklah. Kalo di tampilkan di kelas pasti gak akan cukup ruangannya karena kan kalo kabaret harus butuh tempat yang luas, jadi untuk itu bapak berencana buat menampilkan kabaret nya nanti di lapangan. Lagi pula kalo di kelas juga kan gak akan seru kalo cuman di tonton ama teman sekelas mah. " jawab pak Surya panjang lebar 'lagi'.
" Jadi kita bakalan di tonton ama semua murid di sekolah ini dong, pak ? " tanya Nanda 'lagi'.
" Iya, Nanda. " jawab pak Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
RomanceSelama mendengarkan perdebatan antara Nanda dan Ridwan aku pun sedikit melirik sekilas ke arah Riyadi dan kulihat dia sedang tersenyum miring padaku. Aku tidak mengerti apa yang sedang di pikirkannya mengenai diriku