II

4 1 0
                                    

"Hoaamm....", Katelyn bangun dari tidurnya karena bunyi alarm yang memekakkan telinga di atas nakas tempat tidurnya.

Katelyn kemudian bangun dan mengecek sekilas hp nya untuk memeriksa apakah ada notifikasi atau tidak.

Ternyata seperti biasa, hp nya selalu sunyi alias tidak ada notifikasi apapun efek jones.

Lalu Katelyn beranjak dari tidurnya karena ia punya janji dengan Nadya untuk jalan-jalan jam 10 pagi karena hari minggu ini dia tidak punya jadwal apapun, daripada mati bosan di rumah.

Katelyn segera mandi dan bersiap-siap. Ia memakai celana jeans dan dipadukan dengan kaos putih dengan tulisan miracle di tengahnya, kemudian ia memakai sepatu kets putih. Ia hanya memoleskan bedak tepung putih ke wajahnya, lalu ia mengambil tas punggung kecil yang berwarna putih. Lalu ia keluar dari kamarnya dan menyalakan tv sambil menunggu Nadya menjemputnya.

🌹🌹🌹

10 menit kemudian Nadya datang mengetuk pintu rumah Katelyn.

Tok..tok..tok...

"Katelyn....", panggil Nadya.

Kate membuka pintu dan mereka langsung berangkat menuju mall untuk jalan-jalan.

30 menit kemudian mereka telah sampai di pusat perbenlanjaan kota. Mereka masuk ke mall dan memutuskan untuk makan terlebih dahulu.

Ketika mereka duduk, seorang pelayan datang "mau pesan apa mbak?", tanya pelayan itu ramah.

"Lo mesan apa Nad?", tanya Katelyn. "Gue pesen cheese cake dengan coklat panas", jawab Nadya.

"2 cheese cake dengan 2 coklat panas aja mbak", pesan Katelyn kepada pelayan tadi yang sambil mencatat pesanan Katelyn.

"Baik, tunggu sebentar ya mbak", jawab pelayan tadi dan dibalas dengan anggukan dan senyum tipis Katelyn. Pelayan tadi pun pergi dari tempat Katelyn dan Nadya.

Mereka menunggu pesanan mereka datang sambil mengobrol ringan. 10 menit kemudian makanan yang mereka pesan datang dan mereka langsung memakannya.

Saat mereka makan, tiba-tiba ada 2 orang cowok yang berdiri di dekat meja mereka.

"Eh, Nad. Lo disini juga? Gue sama temen gue gabung ya", kata salah seorang dari cowok itu. Ternyata cowok itu adalah Rafa dan salah seorang temannya yang berpapasan dengan Katelyn dan Nadya ketika mereka berjalan ke kantin sekolah kemaren.

"Elo, Raf, Nan. Duduk aja, kosong kok.", jawab Nadya, sedangkan Katelyn masih sibuk memandangi Rafa.

Rafa duduk di samping Nadya, sedangkan Adnan, teman Rafa tadi, duduk di samping Katelyn.

Lalu Rafa dan Adnan memanggil pelayan untuk memesan makanan. Setelah beberapa saat, makanan mereka pun datang dan mereka memakannya.

"Rafa ganteng banget ternyata kalo dilihat dari dekat. Ya ampun, baik pula", batin Katelyn sambil sesekali melirik Rafa yang ada di depannya dengan tersenyum kecil.

"Lo masih jomblo juga Raf?", tanya Nadya dengan nada mengejek untuk memecah keheningan diantara mereka berempat.

"Yee kayak lo enggak aja, sok-sok ngejek gue. Emang situ udah ada yang punya? Belum kan? Lo mah memang jomblo dari lahir", jawab Rafa membuat mereka tertawa.

"Eh, lo Katelyn kan?" Tanya Rafa kepadaku setelah ia selesai tertawa. "Iya", jawabku singkat. Bukan karena aku sombong atau sok jual mahal, tapi Kate memang tidak tahu harus menjawab apa lagi, jadi akhirnya hanya satu kata itu yang terucap dari mulutnya.

"Eh, iya Nan, lo ngapa diam aja, gak biasanya. Biasanya lo yang terus ngoceh tanpa jeda", tanya Nadya kepada Adnan yang ada di samping Kate.

"Lah? Lo belum tau si Adnan kan udah putus sama si Ara", celetuk Rafa membuka rahasia antara mereka berdua. Karena memang Rafa saja yang baru tau kabar itu.

Aku pun terkejut mendengarnya, bagaimana mungkin Adnan, si kapten basket, putus dengan Ara, yang notabene adalah ketua cheerleaders sekolah plus termasuk orang yang paling berpengaruh di sekolah. Orang tua Ara selalu menjadi donatur terbesar sekolah jika ada acara tertentu. Selain itu Ara juga termasuk anak yang anggun, cantik, periang, dan dia juga sangat pintar. Menurut Katelyn Ara itu perfect.

"Lo putus sama Ara?" Tanyaku dengan nada terkejut dan ekspresi muka yang sangat bingung.

"Iya, hehe", jawab Adnan sambil tersenyum kepadaku.

"Kok bisa? Emang dia salah apa sama lo? Setau gue, Ara itu anaknya baik banget", tanyaku heran karena waktu MOS sekolah dulu, dia yang pertama menyapa aku sebelum aku kenal dengan Nadya, dan karena tidak sekelas, makanya kami tidak terlalu dekat lagi. Tapi ketika kami berpapasan Ara selalu tersenyum kepadaku.

"Katanya sih si Adnan udah naksir sama cewek lain", celetuk Rafa yang dibalas pelototan mata dari Adnan.

Nadya menautkan alisnya karena juga bingung kenapa Adnan mau memutuskan Ara karena dia juga berpendapat yang sama denganku. "Emangnya lo suka sama siapa?" Tanya Nadya penasaran.

"Ada deh. Lo kepo banget orangnya. Lagian kalo gue kasih tau lo bocorin lagi sama satu sekolah, malah bisa-bisa satu kampung juga lo sebarin, atau lo masukin koran", jawab Adnan enteng.

"Yaelah, kurang kerjaan banget gue", jawab Nadya tidak terima. Adnan hanya terkekeh pelan.

Setelah kami selesai makan, kami berencana jalan-jalan bersama ke taman. Namun baru sampai di parkiran tiba-tiba Nadya hampir kehilangan keseimbangan. Melihat itu Katelyn menjadi panik.

"Nad, lo kenapa? Kok bisa mau jatuh?" Tanya Rafa sambil membantu Nadya duduk di kursi yang disediakan disana.

"Tiba-tiba gue pusing Raf. Gak tau kenapa", jawab Nadya lirih.

"Yaudah lo pulang aja ya, Nad. Istirahat di rumah. Atau lo mau ke rumah sakit aja?" Tanya Katelyn yang ada di samping Nadya.

"Gue langsung ke rumah aja", jawab Nadya.
"Oke, biar gue antar lo pulang ya, Nad", tawar Katelyn kepada Nadya. "Biar gue aja yang ngantar Nadya pulang ke rumah" Kata Rafa.

"Ga papa Kate, gue sama Rafa aja." Jawab Nadya. "Gue juga ikut nemenin lo pulang ya Nad", pinta Kate kepada Nadya. Tetapi Nadya menolaknya "Ga usah, Kate. Gue nanti langsung istirahat kok. Lo gak usah khawatir", Kate hanya mengangguk mendengar jawaban Nadya sambil tersenyum.

Rafa kemudian merangkul Nadya untuk masuk ke dalam mobil untuk mengantarnya pulang. Sebenarnya ada rasa cemburu di hati Katelyn tetapi ia menepis rasa itu.

Ketika mobil Rafa dan Nadya sudah menghilang, Adnan menolah kepada Katelyn dan bertanya "Lo masih mau jalan-jalan atau langsung pulang juga?"

"Gak tau", jawab Katelyn singkat. "Lo mau ikut gue gak?", tanya Adnan. "Kemana?", tanya Katelyn balik. "Udah lo ikut aja deh", lalu Adnan menarik tanganku dan membuka pintu mobilnya lalu aku masuk kedalam. Setelah menutup pintunya, Adnan mengitari mobil lalu masuk dan duduk di kursi pengemudi. Ia kemudian menjalankan mobilnya. Karena macet, Katelyn akhirnya tertidur di tengah perjalanan. Adnan yang melihatnya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu fokus menyetir.

🌹🌹🌹

I'll Never Be HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang