V

0 0 0
                                    

"Kate pulang yuk, udah bel pulang tu", Nadya mengajak Kate pulang karena guru sudah keluar kelas dari tadi tetapi Kate belum juga siap membereskan barang-barangnya. Kate juga mendadak berubah setelah kembali dari kantin tadi.

"Kate, lo kok diam aja sih, gue dari tadi ngomong sama lo", Nadya kembali bertanya pada Kate.

"Gue gak papa kok, lo pulang duluan aja gue ada urusan soalnya", jawab Kate masih dengan muka yang datar. Ia badmood karena Rafa lebih dekat dengan Nadya ternyata.

"Lo kenapa sih? Ada  masalah? Atau mau gue temenin aja dulu disini? Curhat dong Kate kalo ada masalah kan gue bisa dengerin mana tau gue juga bisa ngasih pendapat", ucap Nadya panjang lebar.

"Gimana mau curhat, masalahnya itu berkaitan dengan lo", batin Kate kesal.

"Udah deh Nad, gue ada urusan. Gue duluan", Kate berdiri sambil menyandang tas nya lalu berjalan keluar kelas.

"Napa sih tu orang, pms kali yak", Nadya bergumam sendiri heran.

🌹🌹🌹

"Hai Nan, Raf", Nadya menyapa Rafa dan Adnan.

"Eh elo Nad, mau pulang?", tanya Rafa sedangkan Adnan hanya tersenyum membalas sapaan Nadya tadi.

"Iya lah, ngapain lagi gue disini, lagian sekolah udah sepi", jawab Nadya.

"Pulang dijemput?", tanya Rafa kembali.

"Enggak, gue naik bis soalnya ga ada yang jemput", mereka masih tetap berbincang sambil terus berjalan.

"Pulang ama gue aja, gue antarin", tawar Rafa kepada Nadya, tetapi Adnan tiba-tiba menyanggah, "bareng gue aja, Nad".

Rafa melihat ke Adnan heran, "kan rumah kita searah", jawab Adnan singkat.

Nadya akhirnya memutuskan untuk pulang bareng Adnan dengan alasan untuk tidak merepotkan Rafa.

Tetapi Rafa menyanggahnya, "gue gak repot kok, Nad".

"Udah, gak papa. Gue balik bareng Adnan aja. Bye, Raf", akhirnya Nadya pulang bareng Adnan, dan Rafa tinggal sendiri di parkiran.

Rafa mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah dan sesampainya di pagar ia melihat Katelyn, teman Nadya berdiri sendiri.

"Ishh ini kenapa sih gak dapet-dapet tukang goceknya, padahal dah nyoba dari tadi. Kuota hp gue masih ada kok, pada gak mau uang kali yak tukan goceknya", gerutu Kate sendirian sambil bergumam.

Rafa yang tadinya cuma mau melewati Kate akhirnya memutuskan untuk berhenti dan menyapanya sebentar.

"Hai Kate, belum pulang?", sapa Rafa sambil bertanya pada Kate.

Kate yang mendengar ada yang memanggil namanya pun mengalihkan pandangannya dari hp ke asal suara, jantungnya terasa seperti berhenti sebentar melihat Rafa di depannya.

"Ya, Lord ada Rafa. Aduh mama, Kate gak kuat, pengen pingsan", Kate membantin lagi saking senangnya.

"Iya nih, gue mesen gocek tapi gak dapat-dapat", jawab Kate setengah nervous.

"Ohh, rumah lo dimana? Mau gue antarin?", tawar Rafa.

"Eh gak usah deh, malah ngerepotin lo jadinya. Gue coba pesan goceknya lagi aja", jawab Kate sangat cepat. Melihat Rafa aja udah deg-degan, apalagi diboncengin, bisa-bisa nanti jadi keringat dingin.

"Udah gak papa, ayok naik. Dari pada gak pulang", tawar Rafa kedua kalinya.

Kate mengingat nasehat guru sejarahnya yang mengatakan "rezeki itu tidak boleh di tolak, rezeki itu bisa saja datang melalui orang lain".

"Mungkin aja ini rejeki anak sholehah", Kate kembali membatin.

Kate akhirnya menyetujui tawaran Rafa dan naik ke motor Rafa.

Di perjalanan Kate merasa sangat gugup, ia bisa melihat muka Rafa di depan dari kaca spion melalui ekor matanya. Mereka cuma berbicara ketika Rafa menanyakan alamat rumah Kate.

"Rumah lo ternyata deket dengan tumah Nadya ya, cuma beda 2 gang aja", Rafa akhirnya kembali bertanya.

Kate mengiyakan pertanyaan Rafa tetapi ia kembali merasa  bersalah kepada Nadya ketika di sekolah tadi, bisa saja Nadya dan Rafa hanya sekedar berteman, tetapi dia suka negative thinking duluan.

Mungkin besok Kate akan meminta maaf kepada Nadya secara langsung.

Ketika Rafa dan Kate lewat, Adnan dan Nadya melihat mereka. Ada perasaan aneh di hati Nadya ketika melihat Rafa  dan Kate pulang bersama tetapi ia menepis perasaan itu. Sedangkan Adnan kembali merasa bersalah dan bodoh karena sudah mengantarkan Nadya pulang.

Seharusnya ia membiarkan Nadya pulang dengan Rafa, agar ia bisa pulang dengan Kate. Sekali lagi ia merasa seperti orang yang terbodoh. Akhirnya Adnan pamit pulang kepada Nadya.

🌹🌹🌹

Keesokan harinya Kate menghampiri Nadya di kelas.

"Nad, gue mau minta maaf kemaren jutek sama lo, maafin gue ya", ucap Kate merasa bersalah.

"Iya gak papa kok", jawab Nadya tersenyum.

"Makasih, Nad. Lo memang teman terbaik gue", Kate memeluk Nadya.

"Iya, tapi lo harus janji traktir gue jajan nanti", kata Nadya.

"Sip dah", Kate mengacungkan jempolnya.

🌹🌹🌹

"Nan, gue nanti pas pulang sekolah rencananya mau nembak Nadya, menurut lo gimana?", tanya Rafa kepada Adnan mengenai rencananya nanti sepulang sekolah.

Adnan terkejut mendengar rencana Rafa, "lo yakin?"

"Iya lah, gue suka sama Nadya", jawab Rafa semangat.

Tetapi Adnan tidak setuju dengan rencana itu, "sebaiknya lo jangan lakuin hal itu deh, gue gak setuju"

Rafa mengernyit, "emang kenapa? Lo suka sama Nadya"

"Lo gak perlu tau alasannya", jawab Adnan keluar kelas. Tetapi sebelum itu Rafa bersikeras mengatakan, "terserah apa kata lo, tapi gue bakal tetap jalanin rencana gue".

Adnan tetap melanjutkan jalannya setelah mendengar kata-kata Rafa barusan.

🌹🌹🌹

Sebenarnya Adnan tu suka sama siapa sih?🤔🤔🤔

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Never Be HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang