Sore itu lantunan musik A Thousand Miles karya Vanessa Carlton menemani camper van hijau muda milik Haechan yang melaju membelah jalanan aspal dengan perkebunan cengkeh yang nampak di kedua sisi jalan.
Disebelahnya ada Sanha yang ikut menyahut, melantunkan lirik dengan kepala yang mengangguk serta telapak yang memukul dashboard, mengikuti irama musik.
Mirip boneka hoka-hoka bento.
"Cause you know i'd walk a thousand miles, if i could just see youㅡ mana suaranya?" Sanha bersuara, memancing khalayak dengan intonasi nyaringnya.
"TONIGHT!" sahut Haechan dan Lia, cewek yang duduk di jok belakang, bersamaan.
Haechan tertawa puas, masih betah ikut membuat irama lewat pukulan telapak pada stir mobil. Sementara Sanha sibuk berkomat-kamit mengeluarkan melodi dari dalam mulut.
Sekarang suasana di dalam mobil persis seperti dangdut koplo dadakan yang gagal manggung di pasar, setidaknya begitu menurut Lia.
"Air dong, seret nih vokalis-nya."
Lia terkekeh pelan menanggapi ujaran narsis Haechan. Gadis itu berbalik, merentangkan tangan kedepan untuk meraih minuman di dalam kotak pendingin yang terletak di bagasi.
"Cola atau fanta?"
"Bintang."
Mendengar hal itu Sanha segera membetulkan posisi duduknya. Pas banget kepalanya langsung membentur langit-langit mobil.
Ketinggian.
"Jangan bercanda lu, gua gak mau mati muda." sungut Sanha pelan dengan telapak yang mengusap kepala pelan.
Tawa renyah lolos dari bibir pemuda berkulit gelap yang tengah mengunyah kacang polong itu.
Sekedar informasi, mereka bertiga sedang dalam perjalanan menuju pantai paling selatan. Liburan, sekalian ngelepas penat setelah ujian masuk universitas.
Self reward kalo kata Lia mah, tapi Sanha lebih seneng nyebutnya hadiah mandiri.
"Namanya umur gak ada yang tau, kalo takdirnya lu meninㅡ dingin woy." protes Haechan saat Lia meletakan sebotol teh hijau di atas kepalanya.
Lia menggeleng pelan, jemarinya mencubit daun telinga Haechan pelan. "Haechan kalo ngomong gak boleh sembarangan."
Haechan cuma nyengir lebar. Tangan kanan pemuda itu bergerak, mengoper gigi keangka satu ketika jalan mulai menyempit.
"Ganti lagu dong. Adele ajaㅡeh ini jalannya bener kesini, Li?"
Lia menatap ponsel yang berada di genggaman seraya mengangguk pelan. "Di google maps sih bener."
"Bismillah ajaㅡ eh kok berhenti, Chan?" tanya Sanha heran.
"Itu didepan ada mobil berhenti di tengah jalan."