P. R. O. L. O. G.

12.3K 376 19
                                    

"Lepas!! Lepasin aku!! Aku sudah muak sama janji-janjimu, dari tahun kemarin kamu cuma janji mau nikahin aku." tukas Veve kepada kekasihnya.

"Tapi, Ve...!?"

"Udah, cukup!! Kita bubar!!"

"Ve.....?? Kamu ngomong apaan sih? Aku cinta sama kamu, sayang sama kamu. Masa hanya perkara gitu aja kamu minta putus." rengek sang kekasih kepada wanitanya.

"Aku lelah...!! Aku sudah lelah selalu menunggumu, menunggu janjimu yang nggak tahu kapan akan kamu tepati." cicit wanita itu sambil merangkul kedua lututnya.

"Ve... Ayolah!! Masa perkara gitu aja kamu mau kita putus?" sang kekasih mendekati Veve dan merengkuh leher lalu menciumnya.

"Akh... Sudah, Sam! Cukup! Aku minta sekarang kamu pergi dari sini. Sudah cukup hubungan kita sudahi sampai di sini!!"

Kemudian Veve dengan langkah mantap membukakan pintu rumahnya dan mempersilahkan Samuel untuk meninggalkan rumahnya.

.
🐝🐝🐝
.

Huang Xiao Ve adalah janda tanpa anak, wajah cantik serta tubuh sintal membuat wanita blasteran Jepang Jerman ini selalu menjadi incaran setiap laki-laki.

Karena hutang yang menumpuk, sang mantan suami sempat menjual Veve kepada teman bisnisnya untuk melunasi hutang-hutang tersebut.

Tak ayal hal itulah yang membuat wanita blasteran tersebut menjadi sedikit tertutup kepada laki-laki.

"Pagi, Bu!" sapa sang asisten kepada Bosnya.

"Pagi juga, Sep!"

"Desain yang kemarin gimana? Udah kelar belum? Hari ini saya ada janji dengan klien baru." tanya Veve kepada asistennya.

"Sudah, Bu!! Sudah saya siapkan di meja kerja Ibu." jawab Septa sopan.

"Makasih, ya!" Veve membalas tersenyum kepada Septa sang asisten.

Veve adalah wanita karier, pekerjaannya selalu berkutat dengan lembaran desain dan terkadang harus keluar ke lapangan untuk memeriksa bangunan yang layak untuk didirikan bangunan atau tidak.

Veve melangkah menuju ruang kerjanya dan mulai menyediakan beberapa desain untuk proyek yang sekarang dia kerjakan dengan seorang insinyur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan Lionghan.

Tokk.. Tokk..

"Maaf, Bu. Menganggu sebentar." Septa mengetuk pintu sembari berdiri di depan pintu.

"Ya, ada apa Sep?" tanya Veve seraya memandang asistennya.

"Tadi pagi dari perusahaan Lionghan menghubungi saya dan mengatakan jika insinyur yang sekarang berkerja sama dengan Ibu di ganti karena ada urusan mendadak di luar kota yang harus ditangani segera." jelas Septa kepada Bosnya.

"Oh... Oke... Terima kasih, Sep!"

"Dan itu... Bu. Insinyur pengganti itu sekarang sudah ada di ruang tamu sedang menunggu Ibu." kata Septa sambil menunjuk ke arah depan.

"Oke, Septa. Tolong, buatin tamunya minuma dulu. Sebentar lagi saya akan ke sana." Veve kembali membereskan lembaran-lembaran kertas desain miliknya.

Setelah ia menggulung semua lembaran kertas dan memasukka ke dalam tabung tempat lembaran itu, Veve berkaca sebentar. Ia menatap wajahnya sebentar pada kaca kecil tempat make-upnya.

"Hm, masih rapi dan masih seger," ucap Veve kepada dirinya sendiri.

Wanita berambut panjang itu lalu bangkit berdiri dari kursi kerjanya dan melangkah menuju ruang tamu di mana tamu tersebut berada.

Setelah memasuki ruang kerjanya, kebetulan tamu tersebut duduk membelakanginya sehingga Veve harus menyentuh bahunya.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Veve kepada laki-laki yang duduk membelakanginya.

Laki-laki itu pun menoleh dan beringsut bangun.

"Perkenalkan nama saya Xiao Ve." Veve mengulurkan tangannya memberi salam sambil tersenyum.

"Max... lengkapnya Maximuz Li."

"Ehem.. Oh iya Pak Max__"

"Panggil saja Max!!" potong Max menyela pembicaraan Veve.

"Baik, Max. Apa Anda yang ditugaskan menggantikan Pak Himawan bekerja sama dengan saya."

Max hanya menganggukan kepalanya.

"Oh, oke. Kalau begitu bisakah kita berngkat sekarang menuju ke lapangan?" tanya Veve kepada laki-laki itu.

"Terserah Anda." jawab Max singkat.

"Kalau begitu tunggu sebentar, saya akan mengambil desainnya."

Veve lalu keluar menuju ruang kerjanya kembali dan di dalam batinnya ia sedang mengomel.

Duhhh... Bisa mampus gue kerjasama sama tuh cowok. Udah nggak ada basa-basinya, udah gitu dingin banget tatapannya kek mau nelen orang aja.

Dua menit kemudian Veve kembali ke tempat di mana Maximuz berada.

"Yuk, kita bisa berangkat sekarang!!" Veve mengajak laki-laki itu dan melangkah menuju pintu utama.

.

.

.

.

.

👄💦👄💦   Bersambung.....

.




















🅓🅔🅢🅟🅔🅡🅐🅣🅔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang