"Ve... Apa kau menyukai Kak Max?" tanya Lex menatap intens kedua manik mata wanita itu.
"Egh... Hem..." Veve mendehem berusaha menyembunyikan keterkejutannya akibat pertanyaan laki-laki yang duduk di sebelahnya.
"Jawab aku, Ve! Apa kau menyukai Kakak?" tanya Lex sekali lagi sembari meremas lembut tangan wanita itu.
"Karena dari cara melihatmu kepada Kakak, sepertinya kau menyukai Kak Max. Apa benar dugaanku ini?"
Veve bergeming, ia tidak menjawab pertanyaan laki-laki itu dan melanjutkan sarapannya.
"Aku anggap diam mu ini berarti kau menyukai Kakak, Ve. Dan aku... Aku juga menyukaimu."
Lalu Lex melepaskan genggamannya dan melanjutkan makan paginya.
"Lex..."
"Tidak perlu kau jawab sekarang, aku hanya ingin kau mengetahui isi hatiku. Itu sudah cukup bagiku."
Kemudian Lex mengecup bibir ranum wanita itu, melumatnya sesaat.
"Ve... Nanti setelah urusan dengan Kak Max selesai. Kau mau 'kan menikah denganku?" tanya Lex menangkup sebelah pipi wanita itu.
"Lexxx..."
"Kenapa, Ve? Apa kau menginginkan Kak Max yang menikahimu." tandas Lex menatap tajam wanitanya.
"Bu..kan, Lex. Bukan itu maksud ku."
"Lalu apa?" tanya laki-laki tidak sabaran.
"A..ku bukan wanita yang baik untuk mendampingimu, Lex."
"Kata siapa?"
"Aku menginginkan mu seutuhnya menjadi milik ku." Lex mencium bibir ranum itu, melumatnya rakus hingga Veve kehabisan napas.
"Malam nanti kita akan membawa mu ke rumah Satosi, saudara kembar mantan suami mu. Karena menurut informasi anak buah Kakak yang menyamar di rumah itu, malam ini Satosi pergi ke Kyoto untuk menghadiri rapat penting antar ketua organisasi guna pergantian jabatan."
Veve menyimak setiap perkataan laki-laki itu lalu menghembuskan napasnya kasar dan Lex mengetahui kegelisahan wanita itu.
"Kenapa, Ve? Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?" tanya Lexuz menatap intens wajah wanitanya.
"Aku tidak suka kembali ke rumah itu lagi, Lex. Aku memutuskan kabur dari sana karena aku ingin melupakan masa laluku di negara ini." ucap Veve dengan nada pilu.
Lex lalu meremas tangan Veve lembut.
"Aku mohon, Ve! Kali ini kau harus membantu kami karena dengan kau membantu kami, Kak Max akan melepaskanmu."
"I..ya, Lex."
"Terima kasih." Lex mengecup kening wanita itu lembut.
Hoek.. Hoek..
Bersamaan dengan itu tiba-tiba Veve merasakan mual pada perutnya.
"Ve..?? Kau kenapa?" tanya Lex dengan wajah panik lalu melangkah setengah berlari mengikuti wanita itu.
Veve memuntahkan rasa mual dari perutnya dan hanya cairan bening yang keluar.
"Kau kenapa, Ve?" tanya Lex lagi sambil menatap wajah wanita itu yang sedang mengerjapkan kedua netranya.
"Kepalaku pening, Lex." ucap Veve dan tubuhnya seketika limbung.
"Ve.."
Lex menahan tubuh wanita itu lalu menggendong dan membawanya ke kamar, membaringkan tubuh Veve di atas tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅢🅟🅔🅡🅐🅣🅔
Romance[21+] ~ Sebagian part dipriavte. Sebelum membaca lebih lanjut, sebaiknya pikir kembali bila usia tidak memenuhi syarat. JANGAN DIBACA! ⛔ ~~~ ✔ Story END sudah dibukukan ✔ Mature story 🔞 ✔ Halu super absurd ✔ Tema poliandri, intrique ✔ Genre action...