- P a r t 5 -

7.7K 335 70
                                    

⚠️⚠️ W A R N I N G ⚠️⚠️

Readers under age 21+, calon penghuni surga dan bukan followers DILARANG BACA, hati2 kena azab, matanya juling!

JANGAN BACA story ini jika tangan Anda hanya jail akan mereport. Karena menulis itu nggak gampang meski tulisan ini mengandung konten dewasa!! Jadi tolong hargai karya orang lain!!

*Story ini hanya khusus diperuntukkan bagi pembaca di atas umur 21+ dan khusus follower saja!!!

.
🔫😈🔫😈
.

Lex menutup pintu setelah berbicara kepada wanita itu, meski ia belum lama mengenal Veve secara kontak fisik tapi sejak masa pengawasan Lex selalu suka melihat wanitu itu dengan sikapnya yang lembut dan mandiri.

"Tolong, awasi dia! Jangan biarkan wanita itu keluar dari kamar ini!" titah Lex kepada penjaga yang berjaga di depan kamar Veve.

Kemudian Lex melangkah menyusuri koridor dan ia berpapasan dengan Max.

"Kak, mau ke mana?" tanya Lex kepada sang Kakak yang melangkah gontai.

"Ke tempat jalang itu." Max terus berjalan tanpa menghentikan langkahnya

"Kak... Kak... Jangan katakan kau ingin menyiksanya lagi, Kak?" Lex mencekal lengan sang Kakak.

"Kenapa, Lex?" Max mengalihkan pandangannya ke sang Adik.

Max mendengus.

"Jangan katakan kalau kau mulai suka padanya!!" kata Max dengan nada tajam.

Lex terdiam dan hanya bisa menatap tubuh Kakaknya yang menghilang di balik pintu kamar wanita itu.

Ahhh, siallll!!!! batin Lex mengumpat.

Ceklek

Max membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya tapi ia tidak mendapati wanita itu di dalam kamarnya.

Serrr... Serrr...

Tapi dari arah kamar mandi terdengar suara air dari kran shower sedang mengalir.

Srekkk

Max membuka pintu shower tempat di mana wanita itu sedang mengguyur tubuh moleknya di bawah pancuran.

Dan Veve belum menyadari kedatangan laki-laki itu, ia masih saja membasahi rambutnya di bawah pancuran air tersebut.

Max meloloskan celana panjangnya lalu ikut bergabung dengan wanita itu di bawah guyuran shower.

"Ahhh, Max! Lepaskan aku!" Veve menjerit ketika tubuhnya di rengkuh oleh Max kasar.

"Layani aku, Jalang! Aku menginginkan tubuhmu sekarang."

"Lepas, Max!! Ku mohon lepaskan, aku!!" Veve mulai terisak.

"Aku tak pernah begitu menginginkan seorang wanita seperti aku menginginkan dirimu." Max melumat bibir ranum itu dengan rakus.

Sebelah tangannya yang masih terbebas pun segera membelai payudara milik Veve yang menyembul terlihat dari surain rambut panjangnya.

"Akhhh, Max... Jangan!!" suara Veve menolak tangan kekar pria itu yang mulai membelai kasar pada tiap tubuh mulusnya.

"Jangan tolak aku!! Atau aku akan berbuat kasar padamu!!" Maximuz dengan kasar merengkuh leher wanita itu.

PLAKKK!!!

Tamparan mendarat pada pipi putih itu dan Max semakin mengeratkan pelukannya, mulai mencium, menyesapi leher wanita itu dengan rakus dan beringas.

"Aroma tubuhmu....... Aku menyukainya, aku menyukai aroma tubuhmu." bisik Max pada telinga Veve.

🅓🅔🅢🅟🅔🅡🅐🅣🅔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang