#3 fact

2.9K 205 15
                                    

-Time-

Yoongi POV's

"Ok!, Kita ke kamar Taehyung sekarang, bawa Taehyung ke rumah sakit. Aku tidak kuat mengangkatnya, dia berat." Kata Jimin panjang lebar.

Kamar? Rumah sakit? Apa maksudnya Jimin? Mengapa perasaanku tidak enak?

"Cih....kalian saja yang akan menyesalinya."

"Dia hanya hilang Hyung!. Dan apakah kau tau jika bukan dia penyebabnya?!."

Potongan perkataan Jimin tadi siang berputar putar di kepalaku. Sungguh aku sangat pusing dengan keadaan.

"Omo!? TAEHYUNG!?" Aku berteriak keras setelah melihat keadaan Taehyung sangat mengenaskan. Darah mengucur dari hidungnya, tubuhnya terlihat lemas seperti tanpa otot. Bener benar mengenaskan. Aku mengangkatnya sekuat tenagaku. Demi apapun, aku menyesal. Dan juga, ini tidak berat, malah sangat ringan, tidak seberat yang Jimin katakan. Omo, apakah Taehyung makannya tidak teratur?.

"JIMIN BUKA PINTU MOBIL NYA!." Kataku dari atas. Sungguh aku butuh penjelasan atas apa yang di bilang Jimin tadi siang.

"INI SUADAH DI BUKA PABO." Kata Jimin. Wah...anak ini benar-benar untung situasinya buruk, jika tidak, kau akan mati hari ini Jiminie.

"Hyung...aku sudah siap!." Kata Jimin yang mengambil posisi di bangku pengemudi lalu memasang sitbelt nya.

"Biar aku yang menyetir. Kau lelet." Walaupun panik aku tetap bisa berkata tajam loh omong omong.

"Tidak akan pernah Hyung! Jika kau panik dan kita celaka bagaimana? Bukannya memperbaiki keadaan malah memperburuk keadaan." Nasihat Jimin. Aku yang mendengarnya sedikit jengkel. Sebenarnya siapa sih yang menjadi hyung, aku atau dia. Lebih baik aku menjadi maknae saja, enak dimanja jadi bisa tidur kapan aja.

"Hyung!?" Kata Jimin menyadarkan lamunanku. Aku melamun?.

"Ayo berangkat kasihan Tae...."

"Huh!." Aku menghela nafas lelah. Lalu duduk di kursi penumpang sebelah Jimin dengan perasaan panik, bersalah, menyesal, kesal menjadi satu layaknya es campur yang rasanya tak karuan.

Jimin POV's

Aku lelah, sejak tadi Yoongi Hyung terus mengoceh. Yang inilah itulah. Bahkan aku belum pernah mengetahui bahwa Hyung swag-ku ini menangis dan sangat cerewet. Dan sesekali mengeluh....

"Bisakah kau lebih cepat Jimin."

"Hei! Ayo cepat lah."

"Biarku saja yang menyetir."

"Bisakah kita ganti posisi duduk kita sekarang."

"Aku ingin mengemudikannya."

"Aku menyesal Jimin-ah. Ayo cepat."

"Hei! Apa masih jauh rumah sakitnya?!."

Seperti saat ini ia sedang mengeluh...

"Bisakah kau cepat kan sedikit, sungguh aku merasa bersalah."

"Jika kau merasa bersalah, biarlah aku yang menyetir. Itu sangat membahayakan nyawa kita bertiga Hyung! Lagi pula sedikit lagi sampai." Ujar ku menasehatinya. Aku tidak akan membiarkan orang panik menyetir. Waktu dulu aku yang sedang panik menyetir, dan berakhir di ICU karena menabrak truk.

Time || BTS <Finish>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang