Note : Di chapter ini gak terlalu banyak percakapannya karena semua masalah akan selesai dalam waktu singkat dari kode kode yang di bacakan oleh narator! Please, baaca author note, aku lagi butuh pendapat kalian!!
-Time-
Taehyung mulai pulih. Tapi ternyata, apa yang dikatakan Oleh Yoongi Hyung nya itu salah besar. Semenjak hari itu, Jimin membencinya dan akan terus begitu.
Taehyung sedih, tentu. Tapi ia tak mau memperlihatkan kesedihannya kepada para member.
"Ah.. aku bosan..'' Gumam Taehyung. Ia keluar, ke arah balkon kamarnya, menatap langit penuh bintang yang bersinar.
"T-tunggu..."
Ceklek...
"Kau-
Akan mati Taehyung..."
🕒🕒🕒
Yoongi terbangun dari tidur nyenyaknya.
05.30
Pantas saja Yoongi terbangun. Ia turun kelantai bawah, untuk sarapan tanpa mandi terlebih dahulu. Toh.. ini sudah menjadi kebiasaannya
"Seokjin Hyung... Masak apa??"
Yang di panggil Seokjin hyung itu menegok "Ada apa? Aku hanya memasak Kimchi dan Sushi untuk hari ini." "Persediaan makanan kita tinggal sedikit, kurasa kita harus belanja hari ini."
Yoongi mengangguk pelan, tanda mengerti. Lalu duduk di salah satu kursi dapur.
"Yang lain mana??" Tanya Yoongi. Seokjin lantas mengidikan bahunya "Entah.. mungkin belum bangun."
Hening...
Ah.. Seokjin Sangat membenci keheningan sepertinya.
"Selesai!! Kau bangunkan yang lain, suruh mereka sarapan." Tanpa berbicara apa apa, Yoongi meninggalkan dapur dan beralih ke kamar masing masing member
Hoseok and Namjoon's room
Tok...
Tok...
Tok..
"Turun, Seokjin hyung menunggu kita disana." Ujar Yoongi. Yoongi tahu, kalau dua sejoli itu sudah bangun, karena mereka memang terbiasa bangun pagi.
"Sebentar lagi Hyung..."
Terdengar suara Hoseok dari dalam. Yoongi, memutarkan bola matanya malas. Sebentar lagi itu yang di maksudkan 1 jam lagi.
Karena kesal, Yoongi berniat untuk membangunkan Jimin, yang pastinya manusia yang satu itu masih tidur.
"Jimin-ah... Bangun.."
"Eungghh... 5 menit lagi hyung."
"Seokjin hyung sudah menunggu kita di bawah." Kesal Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time || BTS <Finish>
FanfictionKesakitan, kesepian, dan kelelahan. Itu yang di rasakan seorang namja yang selalu tersenyum. Dimana itu semua hanyalah kebohongan. Namja itu lemah, terlalu lemah untuk menghadapi semua itu. Hanya saja, ia ingin merasakan kebahagiaan yang lama tak ia...