15

1.5K 203 1
                                    

Kamu membuka mata kamu perlahan, mendapati Changbin yang sudah tidak ada di samping kamu, kamu menebak dia mungkin sudah berangkat kerja.

Kamu mengubah posisi kamu menjadi duduk dan menyenderkan kepala kamu di headboard kasur kamu, masih sedikit pening, dan demam kamu belum turun sepenuhnya.

Kamu meraih HP kamu yang terletak di nakas dan membalas satu per satu chat yang masuk.

Jungyeon : Dimana lo?

Jungyeon : Dosen udah mau masuk nih

You : gak masuk, sakit.

Jungyeon : MAKANYA JANGAN SOK SOK AN BEGADANG KEMAREN

Jungyeon : KEBIASAAN BANGET SIH NYIKSA BADAN

Kamu meletakkan asal HP kamu, memilih untuk tidak meladeni chat dari Jungyeon yang isinya omelan cewek itu.

Kamu memilih cuci muka dan keluar kamar, perut kamu sedikit lapar jadi kamu berniat untuk membuat makanan.

"Udah mendingan?"

Kamu yang lagi melihat lihat isi kulkas tersentak dan menoleh ke belakang, mendapati Changbin yang lagi duduk di kursi pantry sambil memperhatikan kamu.

Kamu membuang muka, entah kenapa kamu merasa sedikit.. eum canggung? entah lah pipi kamu terasa panas sekarang karna sadar Changbin natap kamu khawatir.

"Lo gak kerja?" ucap kamu sambil sibuk memeriksa isi kulkas tanpa melirik Changbin sedikitpun.

"Istri sakit masa kerja" ucap Changbin santai sambil menggigit apel yang ada di genggamannya.

"Lebay" ucap kamu sambil terkekeh kecil. Kamu baru aja mau memulai masak bahan makanan yang ada, walapun badan kamu masih lemas dan pusing, tapi kamu gak mau terlihat lemah di depan Changbin.

"Pesen makanan aja"

Kamu hiraukan omongan Changbin dan memilih mengambil penggorengan, namun tangan kamu ditahan sama Changbin yang sekarang udah berdiri di samping kamu.

Kamu berusaha melepaskan tangan kamu, namun Changbin malah mengangkat badan kamu dan diletakkan di atas meja dapur. Kedua tangan Changbin berada di samping paha kamu membuat cowok yang saat ini posisinya lebih rendah dari kamu itu bisa dengan jelas melihat wajah pucat kamu.

"Kalo dibilangin nurut kenapa sih?" Changbin mengusap rambut kamu, kamu sedikit menelan saliva kamu gugup karna jarak wajah kamu dan Changbin yang teramat dekat.

"Gue bisa masak sendiri"

Changbin mencium bibir kamu kilat, mata kamu melotot sempurna karna kaget dengan sikap tiba tiba Changbin.

"Jangan harap karna lagi sakit bebas dari hukuman ya" Changbin menyelipkan rambut kamu ke telinga kamu.

"What do you want Changbin?" ucap kamu datar, Changbin mengernyitkan dahinya bingung.

"Gak lupa sama apa yang semalem kita omongin kan?" ucap kamu lagi, Changbin hanya diam menatap kamu, kamu ingin sekali memutus kontak mata dari Changbin, tapi gak bisa karna jarak wajah kalian yang terlalu dekat.

"Kalo gue nolak gimana?" ucap Changbin sambil tersenyum miring, terlihat jelas kalau sekarang emosi nya kembali terpancing.

"Makanya gue nanya, mau lo apa? lo ngelarang gue deket sama temen cowok gue tapi lo seenaknya jalan sama mantan lo, atau bisa gue bilang.... pacar lo?" ucap kamu sarkas, kamu bener bener ngeluarin semua unek unek kamu, gak peduli gimana marahnya Changbin nanti, yang jelas kamu capek kayak gini terus.

"Dia bukan pacar gue" ucap Changbin dengan sedikit penekanan di setiap kosa katanya, bahkan Changbin mendekatkan wajahnya dan menempelkan dahinya dengan dahi kamu yang panas, dengan harapan demam kamu di transfer aja ke dia.

"Bukan pacar tapi tiap siang ngasih bekal ya?" ucap kamu dengan nada mengejek, setelahnya kamu merasakan bibir Changbin yang bermain kasar di bibir kamu, melumat nya dengan cepat bahkan sesekali menggigitnya, tubuh kamu membeku seketika, tangan kamu meremas baju Changbin.

Entah karna badan kamu yang masih lemas atau apa kamu gak sanggup memberontak, dan bahkan gak tau sejak kapan kamu malah melingkarkan tangan kamu di leher Changbin dan membalas ciuman cowok itu.

Cukup lama kamu dan Changbin melakukan ciuman panas dan penuh emosi itu sampai akhirnya tautan kalian terpisah, kamu dan Changbin berusaha menghirup nafas sebanyak banyaknya, dahi kalian juga masih menempel satu sama lain.

"Seo y/n..."

Suara serak Changbin bikin kamu menegang, kamu sama sekali gak berani mendongak menatap Changbin.

"Seo y/n.." Changbin mengusap bibir kamu yang basah dan sedikit bengkak akibat ulahnya.

"Marga gue Lee" ucap kamu sambil masih menunduk dalam.

"Lo itu punya gue bodoh"

Kamu mendongak menatap Changbin, sedangkan Changbin menatap kamu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"tadi lo nanya apa mau gue kan?"

Kamu terdiam, merasa kalau apa yang diucapin selanjutnya bakal gak ngenakin.

"Kalo gue bilang yang gue mau itu lo gimana? SEO Y/N?" ucapnya dengan menekankan nama kamu diakhir.

Tubuh kamu menegang, bersamaan dengan Changbin yang mulai mendekatkan kembali wajah kamu dan menarik tengkuk kamu, kamu melepaskan tangan kamu yang sedari tadi ada di leher Changbin dan menahan dada bidang cowok itu.

"C-Changbin" kamu ingin merutuki diri kamu sendiri karna... kenapa sekarang kamu malah panik sendiri sih? suara kamu bahkan terdengar bergetar.

Changbin menyeringai puas dan memindahkan tangan nya yang semula di tengkuk kamu menjadi mengelus pelan pipi kamu.

"Lo yang nawarin, tapi lo sendiri yang gak sanggup memberi apa yang gue mau"

Sekilas kamu melihat tatapan sendu Changbin, sekilas ya..HANYA SEKILAS.

Setelahnya Changbin menarik tangan kamu menuju ruang tengah dan merebahkan badan kamu di sofa dengan paha cowok itu dijadikan bantal untuk kepala kamu.

"Diem, tiduran aja sampe makanannya dateng" Changbin mendorong kepala kamu saat kamu baru aja mau bangun dari posisi kamu, lalu tangannya sibuk dengan HP nya yang sepertinya untuk memesan makanan.

"Changbin.."

"Hm"

"ntar lo ketularan sakit deh dari gue nih pasti" ucap kamu pelan, karna inget tadi kalian ehm ciuman cukup lama dan kamu lagi flu+demam ada kemungkinan Changbin ketularan kan.

Changbin melirik kamu sekilas sebelum sibuk dengan Hp nya lagi, dia tertawa gemas, karna masih aja kamu bisa mikir kesitu pas lagi sakit begini.

"Ya biarin, sengaja kok"

"Ha?"

"Ntar gantian lah kamu yang ngurusin kamu"

Dan besoknya sesuai dugaan, Changbin bener bener sakit dan sumpah.... Dia rewel banget dan bikin kamu kesulitan karna ngurusin Changbin sakit sepertinya lwbuh berat di banding ngurusin anak balita.

Dan lagi lagi kamu kalah oleh Seo Changbin.

***

Doesn't Matter - Changbin X You [Stray Kids] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang