Kamu benar benar gak pulang kerumah malam itu, bahkan besok nya kamu berangkat subuh dan langsung ke kampus bareng Jungyeon, selama itu juga kamu gak nyalain HP kamu.
Kamu bener menyibukkan diri di kampus, gak pegang HP, gak interaksi sama temen temen kamu, Jungyeon yang memaklumi sikap kamu memilih untuk mengusir Hyunjin saat cowok itu memberikan kamu pertanyaan bertubi - tubi karna semalam dia gak bisa hubungi kamu sama sekali. Katanya sih mau curhat tentang cewek, halah palingan ujunganya juga dia gangguin kamu doang.
Kamu berjalan gontai memasuki rumah kamu, sekarang sudah jam setengah 10 malam. Ya, selama itu kamu ngabisin waktu di kampus, padahal matkul kamu selesai jam 4 sore tadi, dan sisanya kamu habiskan di perpustakaan.
Kepala kamu sedikit pening, dan kamu mulai keluar keringat dingin, kamu bener bener butuh istirahat banget karna kemarin malem kamu gak bisa tidur sama sekali.
Kamu mendapati ruang tamu yang gelap, kamu berjalan pelan menuju kamar kamu, kamu tidak sadar kalau Changbin sudah menatap kamu sedari tadi.
Kamu merasakan tangan kamu ditarik dengan kasar dan membuat tubuh kamu sedikit tersentak dan linglung, spontan kamu memegang kepala kamu yang sekarang malah tambah sakit.
"Abis darimana?"
Kamu menghela nafas kasar, berusaha melepas genggaman tangan Changbin dan enggan menjawab pertanyaan dia, lebih tepatnya kamu belum mau bersitatap sama cowok ini. Tapi sayangnya Changbin enggan melepas tangan kamu, bahkan dia malah mempererat genggamannya.
"Lepas bin, sakit!" bentak kamu sambil menatap Changbin kesal.
"Jawab dulu!"
"Dari kampus lah!"
"Maksud aku kemarin! kenapa ngilang? gak pulang, HP gak aktif, apa apaan kamu pergi pergian gak izin sama suami?! pergi sama Hyunjin hah?!"
Kamu membuang muka kesal, Changbin benar benar marah sekarang, sejujurnya kamu takut, tetapi chat dari cewek yang kemarin kamu baca seakan terngiang ngiang dikepala kamu dan bikin emosi kamu bener bener memuncak.
"Bin, aku lagi gak pengen debat, capek" kamu berusaha lagi melepaskan tangan Changbin, kamu mencoba untuk meredam emosi kamu saat ini, karna sejujurnya kepala kamu sakit banget dan badan kamu bener bener gak enak.
Changbin menggenggam kedua lengan kamu, membuat kamu mau tidak mau menghadap ke Changbin, bahkan Changbin juga mendekatkan wajahnya dan menatap kamu dalam.
"Aku butuh jawaban sekarang" ucap Changbin dengan penekanan disetiap kata katanya, tatapannya benar benar menusuk kamu.
Mata kamu memanas, entah karna kamu karna menahan tangis atau mungkin karna memang badan kamu udah panas banget sekarang dan Changbin bener bener gak peka akan keadaan kamu.
"Bukannya kalo gue gak ada lo jadi bebas Bin ketemu sama cewek lain?, gak perlu sembunyi sembunyi lagi kan?"
Changbin mengernyitkan dahinya, kamu bisa merasakan tangannya meremas pelan lengan kamu, mungkin dia berusaha mengontrol emosinya.
"Udah lah Bin, kembali ke awal. Kita nikah atsa dasar apa sih? pure cuma karna orangtua kan? gue nyesel bikin segala peraturan antara kita, sekarang jalanin aja hidup masing - masing tanpa harus tau urusan masing masing oke? itu yang lo mau kan? hanya status yang berubah"
"Maksud kamu apa sih?!"
Raut wajah Changbin terlihat frustasi, terbesit di fikiran kamu, apa Changbin khawatir sama kamu semalaman? sampai tampilannya hari ini semerawut begini, bahkan kamu pikir Changbin gak berangkat kerja hari ini, tapi kamu masih ragu akan itu.
"Changbin..." ucap kamu pelan sembari melepas genggaman Changbin yang ada di lengan kamu.
"Let's not trying too hard"
Changbin masih terdiam menatap kamu, tapi tatapannya menunjukkan kalau dia kebingungan akan sikap kamu.
"Kayak yang gue bilang, kembali ke awal, restart semuanya, lupain semua peraturan yang gue bikin, mulai dari cara ngomong kita, sampe yang lainnya, gue mau hubungan kita biasa aja, kecuali di depan orangtua kita"
Kamu menunduk sebentar, berusaha menahan supaya air mata kamu gak jatuh.
"y/n.."
Changbin berusaha mendekati kamu lagi, tapi kamu spontan mundur saat Changbin satu langkah mendekat ke kamu.
"I'm tired.. if you know.."
Kamu berbalik meninggalkan Changbin yang kini mematung, kamu menuju kamar tamu yang selama ini gak pernah ditempati, hanya saja terkadang kamu bersihkan, karna selama ini Changbin tidak pernah membiarkan kamu tidur di kamar terpisah.
Kamu merebahkan badan kamu, kepala kamu tambah sakit sekarang, kamu berusaha untuk tidak menangis malam ini, sudah cukup kemarin malam kamu habiskan waktu untuk menangis dan berakibat sekarang badan kamu jadi sakit, kamu memilih memejamkan mata dan beristirahat sejenak.
***
Kamu mengerjapkan mata mu pelan, kepala kamu terasa berat banget sekarang, tapi kamu merasa sesuatu yang dingin menempel di dahi kamu, ternyata kamu di kompres.
Mata kamu membelalak saat melihat Changbin yang lagi tertidur disamping kamu dengan posisi duduk.
Changbin mengkompres kamu.
Kamu melihat jam, jam 4 pagi, apa dia nungguin kamu semalaman?
"Changbin.." ucap kamu pelan sambil menggoyangkan tubuh lelaki itu, Changbin sedikit menggeliat dan bergumam dalam tidur nya yang kamu yakin posisinya sangatlah tidak nyaman,
"Pindah sana ke kamar."
Changbin menegakkan badannya, matanya masih ngantuk tapi dia berusaha membukanya sehingga bikin kamu gemas sendiri ngeliatnya.
"ini kamar" katanya sambil mengerjap ngerjapkan matanya yang masih berat.
"Kamar sebelah maksudnya" ucap kamu, nada bicara kamu masih lemas banget.
"Udah makan belom kemarin sebelum pulang?"
kamu cuma mengangguk pelan menjawabnya.
"Minum obat dulu" kata Changbin lagi sambil menyiapkan obat yang sudah disediakan sama dia, kamu hanya nurut aja dan berusaha duduk di bantu oleh Changbin.
Changbin hanya menatap sendu kamu yang lagi minum obat, tapi sialnya tatapan itu malah bikin kamu salting sendiri. Selesai minum obat kamu kembali tiduran dan menutup badan kamu dengan selimut.
"Sana balik" ucap kamu lagi sambil menutup mata kamu lagi. tapi Changbin tidak bergeming, dia malah naik ke kasur kamu dan bikin kamu kaget, hampir aja kamu neriakin dia kalau gak inget badan kamu masih lemas banget.
"Mau tidur disini aja" ucap Changbin sambil menarik kamu ke pelukkannya, kamu yang masih syok hanya bisa diam dan sebisa mungkin mengatur detak jantung kamu.
"Lo itu bodoh, gabisa jaga badan sendiri" gumam Changbin pelan yang masih bisa didengar sama kamu.
"Changbin.. sesak, lepas ah" kamu mendorong pelan dada bidang Changbin, karna sejujurnya kamu deg deg an parah jarak kamu sama Changbin bisa sedekat ini, tapi sayangnya Changbin malah mengeratkan pelukannya sehingga kepala kamu sukses menempel ke dada Changbin dan bisa mendengar jelas detak jantung cowok itu.
"Badan lo panas banget sih" gumamnya lagi, kamu hanya bisa diam sekarang.
"Jangan bikin orang khawatir terus, lo itu punya gue ya bodoh!"
Kamu hanya memejamkan mata kamu, mencoba untuk menulikan telinga kamu, mecoba mengabaikan perkataan Changbin yang mungkin bisa membuat kamu menaruh harapan lebih ke cowok itu.
"Gue cuma takut Bin.."
***
Update jam segini, apakah ada yg baca?
KAMU SEDANG MEMBACA
Doesn't Matter - Changbin X You [Stray Kids] ✔
Hayran KurguDijodohin sama temen jaman SMK kamu? dibilang deket engga, dibilang gak deket juga engga... "bin lo tau kan kita gak deket banget waktu SMK, please lah cuma lo yang bisa batalin semuanya" - y/n "males urusan sama orang dewasa, ikutin aja alurnya"...