Prolog

86 28 7
                                    

April 2017

Hhhh....

Haruskah kuawali kisah ini dengan helaan nafas ? Aku rasa iya.

Ini adalah hari senin, hari paling melelahkan di dunia, tetapi bukan itu yang kupermasalahkan. Masalahnya hari ini adalah jatah libur siswa kelas 11 setelah 3 bulan melaksanakan praktik kerja industri dan pagi tadi mendadak pihak sekolah mengumumkan bahwa mulai hari ini kbm efektif seperti biasa termasuk kelas 11. DEMI SAUS TARTAR, SEHARUSNYA AKU MASIH BERGELUNG MALAS DI KAMARKU. Menyebalkan.

Dan disinilah aku sekarang—di lobi sekolah—mengantre untuk mengisi buku pelanggaran sekolah.

"Kau! Kenapa kau terlambat, huh ?" tanya Guru Shim dengan wajah menyebalkannya.

"Maaf sebelumnya, tetapi Guru Kang bilang kelas 11 diperbolehkan berangkat pukul 9, dan ini baru pukul 8 pagi." jawabku setenang mungkin, kudengar siswa-siswa di belakangku mengiyakan ucapanku.

"Jangan coba-coba berkelit. Upacara dimulai tepat pukul 7 pagi, seharusnya kalian sudah sampai di sekolah 15 menit sebelumnya. Kalian ini sudah kelas 11 sebentar lagi akan menjadi siswa tingkat akhir, seharusnya kalian memberikan contoh yang baik untuk adik kelas kalian!"

Aku memilih diam menuliskan namaku di buku keparat itu dan bergegas meninggalkan ruangan.

Tebak apa yang aku lihat saat membuka pintu! Yap, ratusan peserta upacara yang serempak menatap ke arahku. Hey, aku tahu aku cantik tapi perhatikan saja Guru Park yang sedang berpidato! Dan dari sudut mataku aku dapat melihat mantan kekasihku—Lee-brengsek-Jeno—tengah tersenyum licik di barisannya. Ugh, kenapa sih kelas kami harus bersebelahan ? Aku cepat-cepat meletakkan tasku dan segera bergabung.

"Hebat! Pengumuman sialan itu bahkan sanggup membuat nama Jung Lhinzy tercatat di buku pelanggaran siswa." Aku terkekeh mendengar gerutuan Eunbin.

/drap drap drap/

Kulihat seseorang berdiri di sebelahku, aku menengok—dan sedikit mendongak tentu saja. "Ah Si Patung Es rupanya" batinku. Aku segera memalingkan wajahku kebawah, menatap ujung sepatuku jauh lebih baik.

Entah kenapa waktu berjalan begitu lambat. Matahari semakin tinggi. Kulihat teman-teman di sekelilingku sibuk dengan dunianya masing-masing, hanya beberapa orang saja yang menaruh atensinya pada pembina upacara. Ajaibnya, dalam sekejap seluruh murid menaruh kembali atensinya hanya karena kesalahan kecil. Seluruh peserta upacara kompak tergelak—beberapa diantaranya tidak tahu apa yang sedang ditertawakan—tanpa terkecuali.

Tanpa terkecuali.

Tunggu . . .

Na Jaemin. Dia . . . tertawa. ASTAGA DIA TERTAWA?! 















Hai guys, it's my first book ehehe

gua emang penulis amatir, tapi soal merindukanmu aku yang paling mahir azik

vote & comment juseyo~~

-Rheyn

A Pinch of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang