the end

257 18 1
                                    

Aku dan Jaehyun resmi menjadi pasangan suami-istri, sifat Jaehyun memang tidak berubah. Bagaimana bisa aku marah dengan pria ini sedangkan dia setiap hari selalu membuatku tertawa.

"Jae, hentikan tingkah konyolmu itu" aku mengusap air mata yang keluar karena tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa aku kan sedang menghibur anakku yang ada disini"

Jaehyun mengusap perut buncitku dan mengecupnya.

Aku mengandung, usia kandunganku sudah Enam bulan kata dokter anakku laki-laki.

-------

Hari ini aku akan pergi ke Rumah Sakit ditemani Jaehyun, dia akan menjemputku setelah menyelesaikan pekerjaannya pada jam istirahat.

Sambil menunggu Jaehyun, aku duduk didepan rumah memainkan ponsel dan mengecek Email ku.
Daniel mengirimkan foto anak-anaknya padaku, sangat lucu.

Aku berhubungan baik dengan Daniel sejak saat aku bertemunya di pernikahanku, aku tidak pernah lagi melihat Daniel karena Daniel sudah menetap di Jepang.

Tidak lama Jaehyun datang membawa seikat bunga lagi padaku.

"Apakah lama?" Jaehyun mengecup dahiku dan memberikan bunga itu padaku.

Seperti biasa bunga Mawar Putih, bunga kesukaan Jaehyun.

"Tidak jae, kali ini tidak telat" aku mengambil tasku dan mengunci pintu rumah.

Dimobil Jaehyun pasti memegang perutku lalu beralih memegang tanganku, karena aku dulu pernah marah padanya hehe.

flashback.

Jaehyun mengelus perutku sedari tadi, aku sangat tidak nyaman percayalah selalu di pegang pasti tidak nyaman walaupun suami sendiri aku merasa cemburu karena perhatian Jaehyun teralihkan.

"Bisakah kau berhenti menyentuhnya" aku menepis tangan Jaehyun dari perutku.

"Bukankah biasanya aku selalu mengelusnya, kenapa jadi marah sih" Jaehyun tidak terima karena tangannya ku tepis.

"Kenapa kamu tidak mau memegang tanganku lagi?!" Kataku menaikkan intonasi suaraku.

"Hey Anna ada apa denganmu"

Jaehyun menepikan mobilnya dan menghadap ke arahku, aku tidak ingin menatapnya saat ini entahlah jadi tidak mood saja.

"Kau cemburu ya" Jaehyun menggodaku.

"Untuk apa, tentu saja tidak"

"Bagaimana bisa kau cemburu karena anakmu sendiri Anna" Jaehyun tertawa lalu mencubit pipiku.

"Aku tidak cemburu tau!" Aku mencoba memandang jalanan disampingku.

Pipiku memerah, benar, aku cemburu, tapi aku tak akan membiarkan Jaehyun tau.

"Baiklah Anna, aku tahu, jangan cemburu lagi kau jelek kalau selalu cemberut seperti itu" Jaehyun mengacak rambutku dan mengecup pipiku.

Dari situ Jaehyun selalu bergantian memegang perut dan tanganku, kalau kupikirkan lucu juga. Untuk apa aku cemburu pada anakku sendiri

Aku selesai memeriksa kandunganku, dokter bilang anakku sangat sehat aku juga diberi beberapa vitamin.

"Jae aku ingin kerumah Ayah"

"Baiklah akan ku antar kesitu, tapi nanti pulangnya aku jemput ya, jangan mencoba naik taksi atau apapun kecuali aku" Titahnya.

"Baiklah baiklah" aku mengecup pipinya.

"Cium disini dong" Jaehyun menujuk bibirnya sendiri.

"Ayolah Jae jangan bodoh kau sedang menyetir!"

Jaehyun cemberut, ekspresi itu. Aku sangat menyukainya.

Aku sudah berada di depan rumah Ayahku, saat aku ingin turun Jaehyun menahan tanganku.

"Ayolah Anna, aku sudah jarang mendapatkannya" Jaehyun memonyongkan bibirnya.

Aishhh lucunyaaaa - Batinku

Aku mengecup bibirnya san saat ingin melepasnya Jaehyun menahan tengkuk ku dan memperdalam ciuman kami, perasaan ini aku merindukannya bukan ciuman panas ataupun yang bergairah melainkan ciuman kerinduan, kami memang jarang melakukan frech kiss seperti ini sejak kandunganku menginjak usia Tiga Bulan.

"I love you"

"I love you more" Aku tersenyum dan mengusap sisa lipstik ku dibibir nya.

"Kau penyemangatku, terimakasih untuk kebahagiaan ini Anna aku sangat bersyukur bisa bahagia bersama orang yang kucintai" Jaehyun mengusap kepala ku.

"Kau tahu, aku tidak pernah sebahagia ini Jae, terus bahagialah bersamaku"

Tanpa kusadari aku meneteskan air mata dan Jaehyun segera mengusapnya lalu memelukku.

Aku memasuki rumah ayah dan melihat ayah sedang menyirami tanaman di halaman belakang rumahnya, aku memeluknya dari belakang.

"Haloo calon kakek hihi"

"Anna, hei ada apa denganmu"

Sepertinya ayah tahu aku habis menangis.

"Ahh tidak, ini aku menangis bahagia tau" aku tersenyum menunjukkan senyum yang paling tulus.

"Benarkah, ayah kira Jaehyun membuatmu menangis" Ayahku mengusap kepalaku.

"Tidak ayah, mana mungkin dia membuatku menangis"

"Iya baiklah, bagaimana dengan cucuku" Lalu ayahku mengusap perut ku dan mencoba berbicara dengan isi perutku ini.

"Cucu ayah ini sangat sehat tau, Jaehyun selalu memberi makanan yang sehat bahkan mengajariku olahraga hamil"

"Bagus kalau begitu, Jaehyun memang suami yang baik"

Sorenya aku dijemput Jaehyun lagi-lagi dengan membawa seikat mawar putih.

"Untuk ayah saja ya mawarnya, dirumah masih ada yang segar" kataku.

"Terserah mu, ayo pulang aku lapar ingin makan bersama anak dan istriku" Jaehyun bergelayut manja di lengan ku.

"Kenapa sifatmu jadi tidak biasanya" Aku menatap Jaehyun curiga.

"Aku tidak boleh manja ya, aku kan juga ingin" kata Jaehyun cemberut.

Ayah melihatku dan Jaehyun hanya bisa menggeleng pelan kepalanya.

Sesampai dirumah aku membersihkan badan dan memasakkan Jaehyun makanan selagi dia mandi.

"Siappp"

Aku menyajikan makanan diatas meja dan tak lama ada yang memelukku dari belakang.

"Katakan belajar masakan dari mana" Jaehyun tersenyum dengan lesung pipi nya.

"Dengan suamiku tercinta" aku mencium pipinya karena sangat menggemaskan.

Aku duduk dan memakan makanan kami, saat makan kami hanya melemparkan tatapan lalu tersenyum bersama, itu saja sudah membuatku sangat bahagia.

Selesai makan aku membereskan semuanya, dan Jaehyun mencuci piring, aku tidak dibolehkan untuk bekerja banyak.

"Aku sangat menantikan akan ada yang duduk disampingku sambil mengoceh dan membuat kita tertawa karena ulahnya" kata Jaehyun.

Aku tersenyum menatapnya.

-The end-

Hwaaa akhirnyaaa tamat.
enjoy my story ya❤️

JAHE

you | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang