Sticks & Stones Part 5

336 28 1
                                    

Background Music: Chanyeol x Sehun - We Young

Saat aku kembali ke ruang periksa, Yixing sedang membaca dokumen yang ada di mejanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat aku kembali ke ruang periksa, Yixing sedang membaca dokumen yang ada di mejanya.

Ada setumpuk dokumen yang berada di atas mejanya yang dengan mudahnya bersaing dengan Sehun saat dia membawa beberapa dokumen untukku pagi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada setumpuk dokumen yang berada di atas mejanya yang dengan mudahnya bersaing dengan Sehun saat dia membawa beberapa dokumen untukku pagi ini. Aku mulai berdahem, "Ahem... Kamu kenapa panggil aku kemari?"

"Eoh?" dia buru-buru menutup dokumennya, "kamu udah di sini, Suho-ssi. Aku panggil kamu karena aku pengen ngobrol sama kamu."

"Soal apa?"

"Soal kamu bilang kita gak tunangan."

Heol... Itu, toh.

Dia dengan usil tersenyum padaku, "Kayaknya, kita mending gak usah bahas ini dulu. Kita mau operasi ini berhasil, kan?"

"Ne. Majjayo," Aku terus menatapnya tanpa mencoba memalingkannya, "apa kamu gak sadar soal kesalahpahaman yang udah kamu bikin semalem?"

"Yah... Sebenernya, Appa-ku emang udah maksain soal pertunangan itu ke Appa kamu." dia tersenyum kembali padaku sambil menggenggam tanganku.

"Yixing-ah, aku inget soal janji kita tiga tahun yang lalu, tapi aku gak inget apa-apa soal pernikahan." Saat aku diam-diam menggeleng, aku mulai menyadari kehangatan tangannya menyelimutiku, "kita berdua bermimpi jadi peneliti. Dan kita juga udah janji satu sama lain buat meraih cita-cita kita."

"Geurae. Dan janji itu juga penting buatku. Kenyataannya, aku pikir gak ada satu pun dari kita yang bener-bener penuhin cita-cita kita, kan?"

"Majja. Kau dan aku udah sampe sejauh ini di Kebun Binatang Exordium...dan ini adalah saatnya mimpi-mimpi kita jadi kenyataan."

"Hanya aja, bukan cuma janji itu aja yang kita bikin."

"Jinjja?"

Yixing mendekat ke arahku. Aku memperhatikan jika dia makin meremas tanganku dengan kencang. Aku dengan refleks mencoba untuk mundur sampai aku terbentur dinding.

"Dan aku berencana buat nepatin janji itu, meskipun kamu udah lupain janji itu," dia makin dekat sampai nafasnya mulai menggelitik pipiku.

Semuanya sudah menjadi jelas jika aku tidak bisa kabur darinya meskipun aku mencoba.

STICKS & STONESWhere stories live. Discover now