PERTEMUAN

5.9K 554 61
                                    

'Apa selamanya aku akan seperti ini?? Hidup sendirian sebagai penghisap darah yang menjijikan?'

'Kau akan bertemu dengan takdirmu, tapi tidak sekarang. Karena Dia belum lahir'

.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang pemuda berkulit putih pucat sedang berjalan di sebuah supermarket dengan mendorong sebuah troli belanjaan. Semua mata tertuju padanya. Bukan hanya karena wajahnya yang tampan yang menarik perhatian tapi juga cara berpakaian nya yang tidak biasa.

Thailand adalah negara yang terkenal beriklim tropis. Namun pemuda tampan itu justru memakai Hoodie tebal dengan panjang hampir mendekati lutut ditengah cuaca yang sedang terik. Dimana akan terasa panas bahkan hanya dengan melihatnya.

"roti, ikan, selada... " gumam pemuda itu seraya memilah milah belanjaan yg telah tertumpuk di dalam troli miliknya.

"Kau belanja seolah-olah kau akan memakan semuanya saja, Pete" pemuda lain muncul dengan pakaian yg sedikit normal daripada pemuda yang pertama. Dengan celana Jeans dan kemeja putih.

Pemuda yang di panggil Pete itu menoleh sebentar, kemudian lanjut mengabsen belanjaan nya kembali.

"Aku memang akan memakannya Tin. Hanya kau saja yang sok jual mahal tidak mau makan makanan manusia." sahut Pete santai.

Pemuda yang di panggil Tin itu hanya memutar bola matanya malas.

"Manusia itu menjijikan. Pasti makanan mereka juga" sinis Tin.

Pete terkekeh mendengarnya.

"Yang menjijikkan itu justru kita Tin. Kau pikir wajar apa menjadikan darah sebagai sumber makanan."

Pete berjalan menuju kasir dengan mendorong troli belanjaan nya. Tin mengikuti di sampingnya.

Tin tak lagi menjawab. Sejujurnya dia tak tahu kenapa dia bisa begitu membenci manusia. Hanya terjadi begitu saja karena dia harus terdampar di perkotaan dengan manusia yang gaya hidupnya berbeda dengannya dan Pete yang seorang vampir darah murni.

"Aku akan memasak lagi malam ini. Kau harus mencoba memakan nya okkay? Itu bisa membantu mu mengurangi keinginan menghisap darah" Pete berujar sambil menoleh kearah Tin.

"Memangnya kenapa kalau kita bisa memakan makanan manusia?? Apa ini karena kau masih menunggu 'takdirmu' itu, hah?" Tin mendengus.

"Bukan hanya aku Tin, kau juga sama"

"Tidak. Aku lebih baik sendiri selamanya daripada harus hidup bersama manusia." bantah Tin keras.

"Ya ya apapun katamu" Pete menyerah.

Akhirnya mereka tiba di depan kasir. Pete memindahkan belanjaan nya ke meja kasir. Kasir pun mulai menghitung belanjaan Pete.

"Ma, Ae mau itu" seorang anak laki-laki sambil menunjuk es krim Pete yang sedang di hitung di meja kasir.

Pete menoleh ke belakang, dimana anak kecil tadi serta ibunya sedang mengantri. Pete tersenyum.

"Tolong hitung ini dulu" ujarnya sambil mengambil es krim yang di inginkan anak tadi.

Pete berbalik setelah kasir menghitung es krim tadi kemudian berjongkok di depan anak kecil tadi.

"Adik kecil mau es krim ini??" Pete tersenyum.

Anak kecil tadi menatap wajah Pete dengan tanpa berkedip dan mulut kecilnya yg membulat. Membuat Pete gemas kemudian mencubit pelan pipi anak itu.

"Lucu sekali~" gemas Pete.

Anak kecil tadi hanya bisa tertawa saat Pete mencubit pipi gembilnya.

"Karena kau sangat lucu, kakak akan memberi mu es krim ini" ujar Pete sambil menyerahkan es krim tadi pada anak itu. Ibu anak itu hanya bisa tersenyum menatap interaksi Pete dan anaknya.

Anak kecil itu menerima es krim sambil tersenyum lebar.

"Telima kacih kakak cantik~" ucap anak kecil tadi dengan riang.

Pete terdiam. Harusnya dia kesal karena dia laki-laki namun di sebut cantik. Tapi entah kenapa mendengar itu dari mulut anak kecil ini, Pete justru merasakan debaran tak biasa di jantungnya, serta pipi putihnya perlahan memerah.

'Aku ini kenapa? Malah bereaksi seperti ini karena disebut cantik oleh anak kecil' batin Pete.

Pete perlahan berdiri karena kasir telah selesai menghitung belanjaan miliknya. Kemudia membayar belajaan tersebut. Tin hanya terdiam disamping Pete sambil menatap anak kecil tadi yang terus menatap punggung Pete dengan mata berbinar dan eskrim yang ada di mulutnya.

'Perasaanku saja atau anak ini tertarik pada Pete? ' batin Tin.

Pete pun telah menyelesaikan pembayaran belanjaan nya. Kemudian menoleh sebentar kearah anak kecil tadi yang masih setia menatap berbinar kearahnya. Pete tersenyum.

"Kakak pergi dulu ya" Pete berpamitan pada anak kecil tadi.
"Ayo Tin"

Tin mengangguk. Pete dan Tin pun hendak beranjak ke pintu mini market. Namun seseorang menggengam tangan Pete yang bebas tak memegang kantong belanjaan.

Pete menoleh, mendapati tangannya di genggam oleh tangan kecil milik anak tadi.

"Tin, tolong kau pegang sebentar ya" ujar Pete sambil menyerahkan kantong belanjaan yang di pegangnya pada Tin. Tin hanya mengangguk sambil meraih kantong belanjaan itu.

Pete berjongkok di depan anak tadi dengan tangannya yang masih digenggam anak tadi.

"Ada apa adik manis? " tanya Pete lembut.

Anak kecil itu tersenyum lebar. Kemudian dengan lantang berkata dengan aksen cadelnya.

"Kakak cantik, jika Ae cudah becal nanti jadilah ictli Ae na!!"

"......." -Pete

"......" -Tin



To Be Continued

Ini gambaran Ae kecil disini yaaa 😂😂😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini gambaran Ae kecil disini yaaa 😂😂😂

Kutulis dengan pendek karena akan ku up tiap hari 😊😊

So jangan minta aku panjangin tulisan ku karena emang aku bakal up tiap hari 😊😊😊
Makasih udah mampir, ditunggu Voment nya yaaa 😊😊

Regards,
🍒CherryLatte☕

Immortal Love (DISCONTINUE) Where stories live. Discover now