Kalau boleh aku berbaring disampingmu sebentar,
Aku tau dari sini tak banyak yang bisa kuselesaikan tapi sedikitnya yang lelah bisa direbahkan.
Ulang lagi bagaimana kau mengajarkanku untuk bernafas perlahan,
Ulang lagi saat aku berkata lelah
Bersandar di dua pundak milikku saja,
Mereka sudah penuh cerita,
Dan kau dengan lembutnya menawarkan untuk meminjamkan milikmu juga.Kaki yang biasa hanya ku gunakan untuk berlari dari yang menyeramkan, dan menuju hal yang lebih fana dari malam ini, kini tau bagaimana lelahnya akan terbayarkan saat ia menarik perlangkahnya pulang.
Lalu ceritakan pula bagaimana rumah yang ku maksud sesederhana sepasang mata coklat dan dua tangan yang hangat suara yang berkata bahwa aku boleh melakukan semuanya asalkan bukan menyuruhmu pulang ke lain pelukan
Kalian belum pernah tau indah seperti aku yang menyenderkan telingaku di dadanya dan mendengar suara gemercik laut disana
Kalian belum pernah tau cukup seperti aku yang menyenderkan telingaku di punggungnya dan mendengar ia berkata bahwa memang hakikatnya tulang ini diciptakan untuk tulangmu beristirahat.
-rfndysf
KAMU SEDANG MEMBACA
untold.
PuisiHanya untuk dibaca, bukan dirasakan. Apalagi berangan menjadi kenyataan.