Prolog

284 18 0
                                    

~Andai kita mengatakan ini adalah cinta maka semua itu adalah apa yang kita butuhkan~

Di teriknya matahari pagi menjelang siang, sinar sang surya menerobos celah-celah ranting dan dedadunan menembus ruang antara langit dan menghantam tanah. Di bawah teriknya matahari ini tak mengurungkan niat gadis kecil untuk bermain bersama teman-temannya layaknya anak berumur empat tahun
Gadis kecil dengan tawa yang indah memperlihatkan ribuan kebahagian yang mengelilinginya.
Di tengah aktivitasnya, tiba-tiba ia berhenti dan melihat pada satu titik, ia melihat seorang anak laki-laki seumurannya berjongkok di bawah pohon rindang yang melindunginya dari terik matahari dan dari jangkauan orang di sekitarnya, entah keberanian darimana gadis kecil itu berjalan memdekati anak laki - laki itu
Semakin ia mendekat semakin pula ia mendengar tangisan anak tersebut.
Gadis kecil itu berdiri tepat di depan anak laki - laki yang kentara amat kesepian

“ apa kau baik - baik saja?“ anak laki - laki itu mendongak menghadap tepat pada wajah gadis kecil di depannya

Mata sembabnya bertemu dengan mata indah gadis kecil itu membuatnya tak berkedip untuk beberapa saat, tatapan teduh si gadis kecil mebuatnya enggan untuk memalingkan tatapannya.

“ apa kau menangis? Ayahku pernah bilang jika laki - laki itu tidak boleh menangis“ gadis itu duduk berjongkok di depan anak laki - laki berwajah sembab itu.

“ ibuku...” anak laki - laki itu mulai meneteskan air matanya kembali.

“ kemana ibumu? “ gadis itu bertanya dengan wajah bingungnya .

“ Dia di surga“ anak laki - laki itu menunduk dan mulai sesegukan lagi.

“ tenang saja, ibumu tidak akan kelaparan di sana karena ayahku bilang di surga sana banyak sekali makanan , jadi aku yakin ibumu pasti bahagia“ jelasnya polos dan tersenyum tulus pada anak laki-laki tersebut.

“ benarkah?“ seolah mendapat sebuah harapan anak laki - laki itu mendongak menatap lekat gadis kecil dengan mata yang berbinar.

“ tentu saja, jadi berjanjilah kau tidak akan menangis lagi eoh?

“ baiklah aku janji“ anak laki-laki itu mengusap bekas air matanya dan tersenyum cerah.

“ Shua ya “ si gadis kecil menengok ke arah seseorang yang memanggilnya

nde oppa..” gadis kecil itu berdiri dan berlari ke arah anak laki - laki yang menunggunya.

hingga langkah si gadis kecil berhenti dan tubuhnya berbalik
anyeong..” ucapnya melambaikan tangan dengan senyum yang amat manis pada anak laki - laki yang masih berjongkok pada tempatnya kemudian ia kembali berlari.

anyeong “ jawabnya lirih dengan senyum cerianya meski kini ia hanya dapat memandangi punggung si gadis kecil dan anak laki-laki di sampingnya yang mulai menghilang.
            
                               -

   “ Sejak saat itu aku menjadi seperti dulu , kembali meringkuk di atas lantai yang dingin tanpa seorangpun yang mau menjadi tempatku untuk bersandar dan semuanya tetaplah sama tak berubah. Tempat yang entah sejak kapan menjadi tempatku, untuk pulangpun terasa asing bagiku. Dari semua yang aku tahu , aku hanya memahami bahwa ia yang tersenyum pada hari itu tak pernah kembali lagi “
 






nde oppa = iya kakak

HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang