"HEEEHH DONGHYUK!!!" Teriak Mark penuh kesal setelah terkena lempar bom air oleh salah satu adik nakalnya.
Mark dan keenam adiknya sedang bermain perang bola air di halaman belakang rumah mereka.
Punggung Mark basah kuyup akibat serangan mendadak dari bocah nakal itu.
Sedangkan yang melempar sekarang sedang bersorak gembira dan selebrasi karena berhasil menaklukkan satu lagi lawan kuat.
Ia asyik menjulurkan lidah ke arah Mark sambil tertawa-tawa.
Renjun dan Jisung sudah kalah —mereka baru mulai bermain selama dua menit dan sudah K.O. duluan.
Mereka terkena lemparan bom air dari Chenle dan Donghyuk dan kini keduanya harus rela hanya bisa menonton kelanjutan permainan kelima saudara lainnya.
Diam-diam menatap iri karena rasanya ingin ikut membalaskan dendam pada dua penjahat yang berhasil membuat mereka game over itu.
Kalau permainan seperti ini –permainan yang membutuhkan kegesitan dan kenakalan, dua bocah itu pasti selalu yang menguasai medan perang.
Jaemin kasihan melihat Mark yang kesal karena sekarang punggungnya basah, ia mendatangi kakak tertuanya itu, "Hyung, kesel nggak?"
Mark mendongakkan kepalanya lalu menatap Jaemin dengan mata membulat, "Kesel banget gue!"
Jaemin langsung nyengir, "Mending sekarang kita serang Donghyuk bareng. Biar kalah itu anak sesekali."
Mark ketawa, "Setuju!"
Donghyuk yang tahu banget kalau kedua saudaranya itu sedang berencana untuk mengepung dirinya, langsung berlari-larian. Menciptakan jarak sejauh mungkin dari kedua orang itu.
Sedangkan di sisi lain halaman belakang rumah mereka yang cukup luas itu, Jeno dan Chenle sedang mengalami pertarungan sengit.
Keduanya sedang saling menatap tajam, dengan tangan masing-masing menggenggam bom air yang siap dilempar kapan saja.
Ini tuh istilahnya sudah tinggal siapa duluan yang kena lempar, dia yang kalah.
Masalahnya adalah mereka berdua sama-sama bingung, antara mau melempar takut kena lempar balik, tapi kalau nggak dilempar, kapan selesainya?
"Jeno hyung buruan dong lempar! Cupu!" Kompor Chenle.
"Heh Le sok ngompor! Lo sendiri takut kan ngelempar tuh bom ke hyung?" Balas Jeno.
"Nggak tuh!" Kata Chenle sok berani padahal aslinya kaki dia sudah gemetar, takut kena bom Jeno yang pasti bakal sakit banget.
Kesal, Jeno pun langsung melempar bom air di tangannya dan berharap lemparannya telak mengenai dada Chenle.
Jadi permainan mereka ini simple peraturannya, barang siapa yang dadanya basah duluan karena kena lempar bom air, maka dia langsung out dari permainan.
Chenle dengan sigap menghindar sambil berteriak khas suara lumba-lumbanya, melengking sampai lewat dari tujuh oktaf.
"AAAAAAAAAAKKKK!!!"
Sambil teriak dan lari-larian, pas banget dia larinya ke arah Donghyuk yang seketika telinganya langsung pengang mendengar lengkingan Chenle.
Antara nganggap itu kesempatan dan juga kesal karena kaget dengar suara teriakan Chenle, Donghyuk refleks melempar bom airnya ke arah bocah berkulit putih kapas itu.
Plak!
YES!!
KENA!
"AAAAAHH DONGHYUK HYUUUNG!!!!" Teriak Chenle kesal.
Padahal dia baru saja berhasil mengelabui Jeno hyung, tapi sekarang justru kena serangan mendadaknya Donghyuk hyung.
"YUHUUU!!! OUT LO, LE, OUT!!!" Teriak Donghyuk mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Chenle yang lagi cemberut, bibirnya sampai maju 5 cm.
Kesel nggak sih lagi asik-asiknya main terus tiba-tiba disuruh out? Yah, mungkin ini yang dirasain Jisung dan Renjun hyung tadi.
Donghyuk nggak bisa lama-lama selebrasi setelah berhasil menaklukkan Chenle, masih ada Jaemin, Jeno, dan Mark hyung. Tiga orang terkuat dari mereka bertujuh.
Masalah gesit dan nakal mungkin memang Donghyuk nomor satu, tapi kalau masalah kekuatan sih tiga orang itu nggak ada yang bisa ngalahin. Salah-salah, lo bisa dijadiin barbel oleh Mark hyung.
Donghyuk tiba-tiba sadar, ini kok mereka bertiga kayak lagi mengepung dia yah?
"Kalian ngepung gue nih? Kerjasama buat bikin gue out duluan???" Tanya Donghyuk heboh.
"Iya, biar lo nemenin Injun, Lele, Jisung noh di pinggir halaman." Kata Jaemin.
"Hih sorry ya, gak level." Ucap Donghyuk nyebelin.
Renjun, Chenle, dan Jisung bisa dengar ucapan menyebalkan Donghyuk, rasanya saat ini juga mereka pingin nyiram bocah satu itu pake air selang.
Air comberan sekalian biar ada rasanya.
"Udah nggak usah lama-lama, serang!!!" Kompor Mark.
Ketiganya langsung ngelemparin Donghyuk dari segala arah.
"HEEEH CURANG!!!!" Teriak Donghyuk sambil menghindari serangan bertubi-tubi itu.
"RASAIN LO RASAIN!!!" Teriak Renjun senang.
Yang lain tertawa-tawa menyaksikan tontonan itu. Kapan lagi liat Donghyuk tersiksa kan?
Mark menikmati kesengsaraan adiknya, dia puas tertawa-tawa.
Kasihan juga sih lihat Donghyuk harus lari-larian karena sibuk menghindar dari serangan Jaemin dan Jeno.
Mark nggak ikut ngejar, antara keburu lemas duluan karena kebanyakan ketawa, dan juga nggak tega kalau bikin Donghyuk lebih susah lagi dari itu.
Matanya kemudian mencari tiga sosok adiknya yang lain, yang asyik tertawa menonton adegan kejar-kejaran para pejuang bom air.
Ketiga adiknya yang harus terpaksa cepat berhenti bermain karena kalah gesit dari bocah bernama Lee Donghyuk.
Ia menatap Jisung, adik bungsunya.
Ternyata sekarang sudah besar juga ya, dia berdiri di samping Renjun dan Chenle sudah terlihat paling besar.
Ya ampun, sejak kapan adik kecilnya itu sudah lebih besar dibanding kakak-kakaknya?
Mark menyipitkan kedua matanya, mencoba fokus pada satu titik di tubuh Jisung.
Karena ia merasa ada yang aneh.
Tunggu, Jisung gak pakai alas kaki?
Adik-adiknya yang lain semua menggunakan sepatu, ia ingat tadi ia menyuruh keenam adiknya memakai sepatu dulu sebelum main karena mereka akan berlari-larian.
Tapi kenapa Jisung nggak pake?
Mark berjalan mendekat, melihat lebih jelas ke arah kedua kaki Jisung.
Loh? Berdarah?
Kenapa kaki Jisung banyak luka?
Memangnya tadi ada kecelakaan saat mereka kejar-kejaran?
Bukankah Jisung cepat keluar dari permainan karena Donghyuk dengan tega melemparkan bom air telak ke dada bocah lelaki itu?
Mark semakin bingung dan panik, dia berjalan mendekat sambil memanggil,
"Jisung— "
