Keenam kakak beradik itu kini sedang berdiri di halaman depan rumah mereka, sama-sama tidak tahu mengapa tiba-tiba mereka ada di dalam setting ini.
"Mark hyung mana?" Tanya Jaemin, ia mengitari pandangan.
Yang lain juga melakukan hal sama, mencari keberadaan Mark. Biasanya setiap mereka terbangun, pasti mereka sudah terlibat di dalam satu setting yang sudah berjalan.
Ini sudah setting ke-lima yang mereka lakukan. Setelah empat setting sebelumnya gagal karena Mark yang terlalu khawatir dan kecerobohan para adiknya yang memicu kekhawatiran itu.
"Oh, kalian di sini!"
Suara Mark dari depan pintu rumah menarik perhatian keenam adiknya yang sejak tadi sibuk mencari-carinya.
"Mark hyung habis ngapain?" Tanya Renjun.
Mark berjalan mendekat pada mereka sembari tersenyum lebar.
"Nunggu kalian."
Deg.
"Ma- maksud hyung?" Tanya Jeno tergagap.
Mark menatap polos Jeno, "Kan tadi kalian bilang mau ke minimarket dulu dan hyung disuruh jagain rumah?"
Diam-diam, keenam adiknya menghela napas lega. Mereka takut Mark sudah tahu semuanya.
"Terus, mana belanjaannya?" Tanya Mark melihat tangan kosong adik-adiknya.
"Udah habis hyung di jalan." Jawab Jisung setelah memaksa otaknya berpikir cepat.
"Habis???" Tanya Mark dengan nada sinis yang rasanya sudah sangat lama tidak mereka dengar. Tidak dalam mimpi-mimpi yang sudah mereka alami akhir-akhir ini.
Ini terasa seperti akhirnya mereka bertemu dengan Mark yang sebenarnya.
"Buat hyung mana adik terkecilnya hyung??" Tanya Mark lagi masih dengan sentimen yang sama.
Yang lain sudah menahan tawa, setengah lega dengan jawabanya pintarnya Jisung, setengah senang karena akhirnya merasakan Mark benar-benar ada di antara mereka.
"Hyung nggak ngasih uang sih, jadi Jisung nggak beliin." Jawab Chenle membantu sohib karib-nya.
"Dua anak nakal ini!"
Tangan Mark dengan cepat sudah mendarat di kedua pipi Jisung dan Chenle, ia cubit pipi kedua adiknya dengan tarikan yang sama. Gemas dan kesal diwaktu yang bersamaan.
"SAKIIIT!!" Teriak keduanya mencoba melepaskan pipi mereka dari serangan Mark.
"Udah hyung, udah, kasian nanti adek-adek hyung pipinya melar." Kata Jaemin mencoba menyelamatkan keduanya.
"Biarin, biar makin gemes." Jawab Mark tanpa ada niat sedikitpun untuk menghentikan kegiatannya.
"Dasar Mark hyung, nggak berubah." Kata Donghyuk pelan, tanpa sadar kelepasan bicara.
Renjun memukul pundak Hyuk agak keras, "Jangan ngucap hal-hal yang bikin dia sadar!" bisiknya pelan.
Mark tersenyum tipis sebelum akhirnya melepaskan serangannya pada duo maknae.
"Nah, sekarang pipi kalian merah kan makin lucu." Kata Mark puas dengan hasil prakarya-nya.
Jisung dan Chenle bersungut-sungut kesal sembari mengusap pipi mereka yang nyeri.
"Yuk masuk hyung, pegel nih berdiri lama." Kata Jeno.
Mark tampak berpikir, "Daripada ke dalem rumah, gimana kalo ke sungai Han aja?"
Lagi?
"Ngapain ke sana, hyung?" Tanya Renjun.
"Bosen ah di rumah terus, hyung pingin nikmatin pemandangan."
"Kita kan udah pemandangan indah, hyung." Ucap Donghyuk, ia menaruh kedua telapak tangannya membentuk kelopak bunga di bawah dagu, bergaya sok manis.
"Iya sih, hyung emang nggak pernah bosen kok ngeliatin kalian."
Ucapan ringan Mark itu menciptakan suasana hening secara tiba-tiba. Entah mengapa perkataan itu seperti kalimat yang diucapkan oleh orang yang hanya bisa melihat mereka dari jauh.
Mark tersenyum, "Kok pada diem? Ayo berangkat!"