Chapter 4

32 3 0
                                    

"Tugas itu ibaratkan doi. Udah diperjuangkan capek-capek, tetep aja hasilnya nyakitin"

******

Suara bel yang telah dinanti-nantikan semua murid SHS, termasuk kelas X11-mipa3 pun akhirnya berbunyi.

"Pertemuan hari ini cukup sampai di sini. Jangan lupa tugas nya dikerjakan. Selamat bertemu di pertemuan selanjutnya. Terimakasih," ucap Bu Devi mengakhiri pembelajarannya.

"Sama-sama Bu" balas semua murid.

Setelah Bu Devi pergi, mereka langsung berhamburan untuk beristirahat. Ada yang menuju perpustakaan, toilet, ada yang diam di kelas, dan yang selalu wajib dilakukan,  yaitu menuju kantin.

Lain halnya dengan Alexa dkk, mereka justru menuju ruang OSIS untuk menyelesaikan tugas OSIS yang belum selesai.

Ya, sahabat-sahabat Alexa adalah anggota OSIS juga.

_____

Dilain tempat, tepatnya di kantin telah dipenuhi oleh murid Starlit High School. Apalagi kaum hawa yang setiap hari menatap ke arah pojok kantin yang selalu diisi oleh 4 cowok Most Wanted di Starlit High School. Siapa lagi jika bukan sang mantan Ketua serta anggota basket yang selalu menjadi kebanggaan sekolahnya, karna selalu menjuarai setiap pertandingan.

Variz Al Faril, mantan ketua basket yang selalu menjadi sorotan kaum hawa dimanapun dia berada. Sayang, sikapnya yang dingin membuat cewek-cewek tak berani mendekatinya. Apalagi selalu ada cewek cantik di sampingnya, yang entah kekasihnya atau bukan.

Zein Pradipta, cowok badboy kedua yang selalu menjadi sorotan. Memiliki paras yang tampan, tubuh atletis dan sikap yang ramah.

Derris Pratama Saputra, cowok badboy ketiga yang tidak kalah tampannya dengan kedua sahabatnya. Hobinya yang selalu ganti-ganti pacar membuat dia dikenal dengan sebutan Derris Sang Playboy. Dan,

Zalik Satrio Permana, cowok badboy keempat yang sama tampannya dengan ketiga sahabatnya. Memiliki sifat yang humoris. Tingkahnya yang tidak jelas itu selalu membuat orang disekitarnya menggelengkan kepala.

Sekarang ini mereka sedang makan sambil tertawa yang mampu membuat mereka jadi sorotan. Tapi lain halnya dengan ketiga temannya yang terlihat ceria, Variz justru tengah melamun seperti memikirkan sesuatu.

Zein yang sadar kalau Variz hanya melamun pun langsung menghentikan tawanya dan menepuk pundak Derris dan Zalik. Membuat mereka berdua menghentikan tawanya lalu menoleh dan menaikkan alisnya seakan bertanya ada apa. Zein menjawab dengan gerakan menoleh ke arah Variz. Mereka berdua pun ikut menoleh dan saling pandang, lalu mengedikkan bahunya secara bersamaan, membuat Zein mendengus kesal.

Zein yang memang dasarnya kepo pun, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada Variz.

"Woy var, lo kenapa? Makanannya kok nggak di makan? Lagian tumben banget sih lo bengong gini. Mikirin sesuatu? " tanya Zein.

Pertanyaan Zein mampu membuat Variz sadar dari lamunannya. Lalu menoleh dan menjawab pertanyaan Zein dengan gelengan kepala. Membuat zein memutar bola mata malas.

"Untung gue orangnya sabar. Kalau enggak, udah gue bacok pala lo var," dumel zein yang tidak diindahkan oleh Variz. Tetapi, malah ditertawakan oleh Derris dan Zalik.

"Lagian elo, kulkas berjalan ditanya. Hahaa," ledek Zalik.

____

Lapar, itulah yang ada di benak Alexa dan yang lainnya.

Mereka baru saja menyelesaikan tugas OSIS. Dan sekarang bersiap untuk keluar dari ruang OSIS.

"Eh, waktu istirahat masih ada 10 menit lagi nih," ucap Kayla setelah melirik jam di tangannya. "Cukuplah buat beli makanan di kantin! Laper gue," lanjutnya.

"Emangnya lo doang yang laper? Gue juga sama kali. Tapi buat ke kantin kayaknya gak bakal keburu deh, palingan pas nyampe kantin bel masuk udah bunyi. Mending kita ke kelas aja. Kalau gak salah gue bawa sandwich deh," seru Alexa.

"Kenapa sandwich nya gak dibawa aja sih tadi ke ruang OSIS Xa? jadi kita gak bakal kelaparan gini," ujar Angela.

"Hehe, sorry gue lupa," Alexa memberikan cengirannya. "Yaudah yuk, kita ke kelas!" ajak Alexa.

"Kita jadi gak ke kantin nya? Kenapa malah ngobrol di sini?" tanya Jenita.

"Ampuun deh lo Jen. Yang lainnya udah nyampe Z, lo baru di D. Lemot lo kapan ilangnya sih?" gerutu Olivia.

"Maksudnya Z dan D apa sih Liv? Jeni gak ngerti deh. Bukannya kita ngomongin mau ke kantin ya? Kok malah bahas Z dan D sih?" tanya Jenita. "Oliv suka aneh deh," lanjutnya.

"Elo yang aneh!"

"Ihh, kok jadi Jeni sih. Udah jelas-jelas tadi kita ngomongin mau ke kantin. Tapi Oliv malah bahas si Z dan D. Giliran Jeni bilang Oliv aneh, Oliv malah kesel. Terus, balik bilang Jeni yang aneh. Padahalkan---"

"Serah lo lah jen. Pusing lama-lama gue ngomong sama lo," potong Olivia.

"Oliv sakit yaa? Kita ke UKS aja yuk! Gak usah jadi ke kantin. Takutnya Oliv nanti malah pingsan lagi," panik Jenita.

"Gue nggak sakit Jen. Tapi.. tahu ahh kesal gue," dumel Olivia.

"Loh, tadi katanya pusing, sekarang kesal. Gimana sih kamu ini Liv?" gerutu Jenita.

"MASYA ALLAH JENITA!!" teriak Oliv. "Ngelus dada mulu gue ngomong sama lo Jen."

"Ken---"

"Udah, udah. Kalau kalian ribut terus, bisa-bisa keburu bel masuk nih. Gimana sih," lerai Kayla. "Mending sekarang kita buru-buru ke kelas aja!" lanjutnya.

"Ya udah ayo!" ucap Alexa sambil berjalan menuju kelas diikuti yang lainnya.

Saat di tengah perjalanan. Tiba-tiba ada seorang siswi yang menghampiri mereka.

"Lexa!" panggil siswi tersebut. "lo sama teman-teman lo dipanggil Bu Nuri ke ruangannya tuh," beritahu siswi itu.

"Oh ok. Thanks ya!"

"Sama-sama. Ya udah, Gue duluan ya," pamit siswi itu sambil berlalu meninggalkan Alexa dkk.

"Ish, gak tahu kita laper apa ya? Baru selesai ngerjain tugas yang luar biasa itu, sekarang kita dipanggil keruangannya. Gak ber pri-keperutan banget sih," cerocos Kayla.

"Tahu tuhh. Kalau kita nanti pingsan gimana?kayak yang mau ngangkat aja," dumel Olivia. "Etts, suut! Lo gak boleh bicara apa-apa Jen, gue gak akan sanggup balasnya. Lo tahukan?Kalau orang lapar dibuat kesal, bisa aja dia ngebacok orang itu. Jadi lo diem aja ya," ucapnya pada Jenita, ketika dia melihat Jenita akan berbicara. Dibalas Jenita dengan anggukan kepala.

"Udah, udah. Sekarang mending kita cepat-cepat ke ruangannya Bu Nuri," saran Angela yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Ya udah ayo!" seru Kayla.

Mereka pun langsung bergegas menuju ruangannya Bu Nuri.

*****
Gimana komennya untuk part ini?

Jangan lupa Vomentnya yaa!

Asal Kau Tahu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang