Chapter 5

31 4 0
                                    

"Setelah 3 tahun lamanya kita saling menghindar kini takdir memaksa kita untuk selalu bertemu"

*******
Sesampainya di depan ruangan Bu Nuri, mereka langsung masuk sambil mengucapkan "Assalamualaikum" dan dijawab "Waalaiqumsalam" oleh Bu Nuri lalu mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Sebelum Ibu menjelaskan perihal kenapa kalian sampai dipanggil ke ruangan ini, kita harus tunggu yang lainnya dulu ya," ucap Bu Nuri yang dibalas anggukan Alexa dkk tanpa berniat bertanya. Walau sebenarnya mereka penasaran siapa yang harus ditunggu.

Fyi, untuk sekedar informasi. Jadi Bu Nuri itu adalah Pembina OSIS di Starlit High School Ini.

Tak lama kemudian, terdengar ucapan salam dari luar. Membuat mereka yang berada di dalam ruangan menoleh. Seketika mereka membulatkan matanya melihat siapa yang datang.

"Waalaiqumsalam. Ayo silahkan duduk Variz,Zein,Derris,Zalik," persilahkan Bu Nuri yang dituruti oleh mereka ber-4. Sedangkan Alexa dkk langsung mengalihkan pandangannya pada Bu Nuri.

"Kalian pasti bertanya, kenapa kalian di panggil kemari, bukan?" tanya Bu Nuri yang dijawab anggukan oleh mereka semua. Kecuali Variz yang hanya duduk dengan wajah datarnya.

"Jadi begini, kalian tahu kan 1 minggu lagi sekolah kita akan mengadakan perpisahan kepala sekolah yang dulu sekaligus penyambutan kepala sekolah yang baru? Dikarenakan Ibu percaya pada kalian, jadi kalian yang Ibu beri tugas untuk menjadi panitia utama di acara nanti. Ibu harap, kalian bisa bekerja sama dengan baik untuk menjalankan tugas ini," ucap Bu Nuri menjelaskan maksudnya.

"Tapi Bu.. kenapa harus sama berandalan kayak mereka? Gak ada yang lain ya bu?" tanya Olivia sambil memandang rendah Variz dkk.

Zein yang mendengar perkataan Olivia mendengus kesal dan menatap Olivia dengan pandangan tajam. Tanpa berniat membalas ucapan Olivia.

"Apa salahnya kalau kalian kerja sama bareng mereka? Ibu yakin seberandalan gimana pun mereka, mereka pasti bertanggung jawab Liv," bela Bu Nuri.

"Tapi kan Bu.." perkataan Olivia dipotong oleh Alexa, "Baik Bu. Kita akan berusaha menjalankan tugas ini sebaik mungkin. Ibu tidak perlu khawatir pada kita," lanjut Alexa sembari menampilkan senyum meyakinkan.

"Iya Alexa. Ibu percaya pada kalian, terutama pada kamu," balas Bu Nuri sambil tersenyum, lalu mempersilahkan mereka keluar dan menuju kelasnya masing-masing.

"Najis banget gue harus kerja sama sama anak berandalan yang gak tahu aturan kayak mereka," gerutu Olivia setelah mereka semua keluar menjauh dari ruangan Bu Nuri. Dan ternyata gumaman Olivia didengar oleh Zein.

"Eh, perasaan daritadi lo nyari masalah terus deh sama kita," ucap Zein sambil menunjuk Olivia, "Kalau tadi di dalam gue diam aja, jangan harap sekarang gue bakalan diam lagi!" lanjut Zein sambil menghentikan langkahnya, yang otomatis membuat mereka semua ikut berhenti.

"Ya udah, sekarang lo goyang dumang aja biar gak diem terus. Susah amat," ucap Olivia.

"Kalian nemu radio rusak ini dimana sih?" tanya Zein pada Alexa dan yang lainnya, "Heran gue, gimana bisa orang kaya gini dijadiin salah satu primadona SHS(Starlit High School)? Udah berisik, ngeselin, gak tahu diri lagi," Olivia yang bersiap membalas ucapan Zein pun seketika mengurungkan niatnya saat mendengar suara Jenita.

"Perasaan kita gak nemu radio rusak deh, kan kita baru keluar dari ruangannya Bu Nuri. Iya kan, Ngel?" tanya Jenita yang diiyakan saja oleh Angel.

"Jadi mereka yang dapat predikat Primadona Starlit High School?" tanya Variz tiba-tiba. "Cantik sih. Tapi sayang, kelakuannya minim!" lanjutnya sambil memandang tajam Alexa dkk, "Scandalize!"

Ucapan tajam Variz yang tiba-tiba itu membuat ke 3 temannya melongo. Karena tidak biasanya Variz ikut bicara untuk urusan yang tidak terlalu penting. Apalagi dengan kalimat yang lumayan panjang seperti tadi.

Mendengar ucapan Variz yang lumayan menyakitkan, Alexa yang sedari tadi diam pun ikut bersuara.

"Maksud lo apa ? Lo pikir lo dan teman-teman lo ini pantas jadi cassanova nya Starlit High School?" tanya Alexa, "Gak sama sekali" Tekannya, "Udah urakan, berandalan, gak jelas, biang onar lagi," Alexa memperhatikan penampilan Variz dan ke 3 temannya dengan pandangan merendahkan, "Gue malah heran. Kok bisa ya, kaum hawa tergila-gila sama cowok kayak kalian?"

Ketiga sahabat Alexa terkejut mendengar perkataan tajam Alexa. Alexa yang mereka kenal lemah lembut itu tidak pernah merendahkan siapapun. Bahkan musuhnya sendiri.

"Wow.. ternyata ini ketua OSIS yang selalu dibangga-banggakan dan dipuji-puji oleh semua orang?" melirik Alexa dengan pandangan tajam dan merendahkan, "Kelakuannya gak lebih dari sampah"

Ucapan Variz sungguh sangat menusuk hati Alexa, dan tanpa rasa bersalahnya Variz pergi meninggalkan mereka semua yang langsung disusul oleh ke3 temannya yang sempat melirik Alexa dengan pandangan prihatin.

"Lexa lo gak papakan?" bisik Angela, yang dibalas dengan senyuman oleh Alexa. Angela tahu bahwa senyuman itu adalah senyuman yang penuh dengan kesakitan.

"Sialan tuh cowok. Berani-beraninya dia ngata-ngatain lo Xa, pengen gue tabok rasanya!" kesal Kayla yang disetujui oleh Olivia dengan anggukan sedangkan Jenita hanya diam memandang kepergian Variz dan teman-temannya.

"Udah lah, biarin Aja. Lagian nih ya, omongan dia tuh gak penting banget buat gue," ucap Alexa pada Olivia dan Kayla. "By the way, kalian duluan aja ke kelasnya ya," lanjut Alexa sambil menatap ke-4 sahabatnya, "Gue mau ke toilet dulu bentar. Udah gak kuat nih!" sambungnya lalu segera berlari ke toilet.

"Lexa, tungguin gue! Gue juga mau ke toilet," teriak Angela pada Alexa yang telah menjauh. Angela mengalihkan pandangannya menjadi menatap ketiga sahabatnya, "Gue susul Alexa dulu ya, kalian duluan aja!" lanjut Angela. Tanpa menunggu balasan, Angela langsung berlari menyusul Alexa yang dipandangi oleh ketiga sahabatnya.

"Ya udah yuk, kita ke kelas. Udah telat 15 menit nih," ajak Kayla setelah mangalihkan pandangannya, lalu berjalan menuju kelas disusul Olivia dan Jenita.

*****
Gimana komennya untuk part ini?

Jangan lupa Vomentnya yaa!

Asal Kau Tahu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang