Gergous

26.5K 89 0
                                    

Kutatap wajahnya di ujung sana. Tersenyum sipu dan bergandeng dengan angan-angan masa depannya yang pasti. Aku menyambutnya dengan simburan kelopak bunga mawar yang wangi.  Sekali lagi, dia tersenyum padaku.

Sesampainya di altar, dia menoleh lagi ke arahku. Untuk meyakinkanku seperti berbisik, "Aku bahagia, Eros!".

Aku anggukkan kepalaku dan tersenyum yakin kepadanya. Dia kembali ke tujuannya. Ke masa depannya yang ada di hadapannya.

----

Aku berjalan mengitari halaman rumahnya, mencari kesejukan alami. Sesak, namun lega.

Cukup sulit menerimanya, namun dia meyakinkanku bahwa dia telah bahagia. Tugasku selesai untuk menjaganya. Namun, tidak untuk mencintainya.

"Hai!", sapanya.

"Ou! Aku terkejut, sungguh!"

"Hehehe, melamunkan apa?", tanyanua dengan lembut.

Inilah mengapa aku tak pernah bisa berpaling darinya.

"Melamunkan hal yang sudah tidak perlu kujaga dari dekat karena hal itu sudah memiliki penjaga yang pasti... yaitu, suamimu."

Dia terlihat bingung. Kutahu, dia hanya menganggapku seorang pelindung, penjaga, hanya ada saat dia butuh. Ya, aku tahu.
-----

So? (+21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang