The Light

52.2K 188 1
                                    

Kucium bau romantis dari setangkai mawar pink yang kupetik dari pekarangan rumahku.

Harum...

Aku menyukai hal ini setiap pagi...

Aku Collins. Anak seorang bangsawan. Tetapi itu tak menjadi pilarku untuk mencintai bunga.

---

Sore ini, kuputuskan untuk berjalan-jalan ke pasar dekat perumahan yang kutinggali.

Aku ingin membeli beberapa buah dan manisan-mengingat cemilan di rumah sangat membosankan.

Kutelusuri jalan yang penuh.

Dbukk

Seseorang menabrakku dengan jubah hitam.

Hmm...Siapa dia?

Kuikuti seseorang itu.

Hmm... Menarik.

---

Akhirnya aku sampai pada persembunyianku. "Hosh hosh hosh...".

Harum apa ini?

Kucari sumber aroma yang khas. Mawar.

Tak kupetik. Karena aku menyukai bunga. Atau bisa dikatakan makhluk hidup.

Seperti ada yang mengawasi.

Kutolehkan arah kepalaku ke selatan dari aku berdiri. Ada seseorang. Dia laki-laki.

"Halo?", sapaku. Aku berjalan perlahan mendekati seseorang tersebut.

Dia seorang pangeran.

Yang ternyata, seseorang yang kudambakan dari sekian tahun lamanya.

Dulu, ia bermain bersamaku di pekarangan istana.

Teringat lagi masa-masa itu.

Aku masih mengingatnya. Ya! Aku masih ingat!

---

Aku masih menatapnya terpamu. Inikah mata yang indah itu?

Dia menatapku penuh tanya seakan aku memberikan informasi mengenai pertanyaan yang ada di benaknya saat ini.

"Oo.. Uum.. Hallo juga? He..he..", sapaku. Ya, gugup. Karena dialah yang mengembalikan ingatanku sepenuhnya. Tentang masa-masa kecilku. Bersama seseorang dahulunya. Lawan jenisku. Dengan rambut hitam dan mata biru selembut lautan dalam.

"Aku seperti mengenalmu..."

Dia memulai percakapan. Aku tak sanggup. Aku benar-benar rindu akan suara ini.

"Hm...ya... Maaf, Rossie. Terima kasih.", aku pergi meninggalkannya. Berlari. Tidak sanggup. Enggan meminta. Ah!

----

Aku tak tahu mengapa lelaki itu mengetahui namaku. Aku layak mengenalnya, aku bingung. Perasaan yang tak pernah kusadari kini mulai bangkit lagi. Ah, apa karena mawar?

---

Sejenak aku berlamun. Lalu, menunduk untuk mencium aroma khas mawar yang ada di jendela kamarku.

"Terima kasih, Rossie. Mawarku yang mengembalikan semua ingatanku tentang cinta."

Tamat

So? (+21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang