PROLOG

51 9 1
                                    

Albetha berjalan keluar dari toilet dengan seragamnya yang sudah basah setengah. Ia benar-benar kesal dengan Gama. Bagaimana tidak, pagi tadi, lelaki itu pura-pura tidak mendengar teriakannya dan pergi meninggalkannya. Alhasil, Albetha telat ke sekolah dan mendapatkan hukuman membersihkan toilet perempuan dan laki-laki di lantai 1.

Ia berjalan menuju kantin, berharap dirinya bisa lebih tenang ditemani segelas es teh manis dan sepiring gado-gado. Namun sepertinya, dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya hari ini. Bukannya tenang, Albetha semakin naik darah.

Bisa-bisanya Gama sedang enak-enakan duduk di kantin, tertawa dengan teman-temannya. Apakah lelaki itu sama sekali tidak ada rasa bersalah padanya?

Dengan kesal, Albetha berjalan menghampiri Gama lalu menggebrak meja Gama.

Gama terkejut dengan kedatangan Albetha, "Beth? Lo kenapa basah gini?"

"Puas ngerjain gue?"

Mengerti apa yang sedang dibicarakannya, Gama menjawab, "Gue gak maksud ngerjain lu, Beth. Tadi si-"

"Siapa? Dia lagi?" potong Albetha.

Lelaki itu menghela napas, berusaha mengontrol emosinya.

"Beth. Lo ngertiin gue, dong," katanya.

"Ngertiin lo? Lo yang gak pernah ngertiin gue," tegasnya lalu bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan lelaki itu.

×××

Bagai pinang dibelah dua
Hallo semuanya!

Aku Vrie, anak baru di wattpad yang baru mulai belajar nulis, hehe. Ya, siapa tau nulis bisa jadi kerjaan baru selain bobok, makan, maen instagram, kerjain PR, dan begadang.

Salam kenal buat semua yang baca cerita ini. Tunggu update chapter 1 nya! Semoga kalian suka sama cerita ini. See youu, guys 😆

AlbethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang