another ending

283 43 27
                                    

woojin lelah, tak dapat dia mengelak. ungkit-ungkit masalah mantan guanlin tidak kunjung usai. bukan dia membenci jinyoung; woojin tak membencinya sama sekali. ia hanya terlanjur iri karena guanlin nyatanya masih sering habiskan waktu bersama dengannya. jalan berdua mereka tak lama ini entah yang keberapa. woojin capek hitung-hitung.

saat dibahas, guanlin lagi mengelak. alibinya cuma antar jinyoung belikan sesuatu. klasik. tapi lihat tidak dia kalau woojin tak nyaman dengan itu?

bukan bermaksud egois, tapi woojin merasa guanlin bermain-main dengannya. bilangnya cinta. bilangnya sayang. bilangnya, kamu tuh beda, aku suka, aku nyaman bareng kamu. tapi apa?

"astaga, kak. aku beneran gak ada apa-apa sama jinyoung. kita sekarang temenan, oke? cuma temen. dia minta bantuan ya aku bantuin. emang salah?"

salah. woojin cemburu karena sikap guanlin yang begitu. tak bisa memangnya guanlin hargai perasaan woojin? tiga tahun menjalin kasih, kenal juga lebih lama dari itu. mengapa guanlin masih belum dapat mengenal woojin dengan baik?

lama-lama bikin muak. tekanannya kuat. woojin ingin teriak.

menjauh selama beberapa waktu buat dia berpikir banyak. premis-premis yang ditariknya berakhir negatif. sudah tak patut mereka tetap bersama. woojin cuma bakal berakhir membatin selama guanlin punya pemikiran macam begitu. dan lagi, tak mudah merubah pendirian pacarnya. kamu mau aku jauhi jinyoung? memutuskan pertemananku dengannya? dia tak salah apa-apa, kak. kenapa pemikiranmu dangkal sekali? woojin tahu. guanlin akan berkata seperti itu.

setelah sekian lama, ponselnya ia aktifkan kembali. ratusan pesan dan panggilan tak terjawab memenuhi pemberitahuan. semua didominasi oleh guanlin.

woojin menelepon pacarnya. nada senang dan haru menyambutnya. tak bisa menampik bahwa dia rindu suara guanlin. bisa kita bertemu? di apartemen. kapanpun, kak. aku akan menunggumu.

"tak perlu," ucap woojin, sebelum ia menutup panggilan yang dibuatnya. dia datang bermaksud memutuskan guanlin. tak ada rujuk yang perlu dibikin. lebih baik selesai. woojin tak mau lagi rasakan sakit. sudah cukup. sampai di sini saja.

kecewa digambar guanlin pada rautnya. memohon-mohon dia. apa salahku, kak? tolong, maafkan aku. jangan jadi begini. jangan sakiti aku begini.

sembari mengepak pakaian, woojin tulikan telinga. tidak boleh. jangan luluh. keputusannya sudah bulat. apapun pilihannya, keduanya akan tetap berakhir terluka.

pergelangan tangannya ditahan saat ia hendak keluar melewati pintu. guanlin masih memohon. jangan. jangan tinggalkan aku, kak.

woojin tak menggubrisnya.

woojin pergi.

pergi meninggalkan guanlin seorang diri di apartemen mereka, dengan jejak-jejak kebersamaan mereka selama berbagi tempat tinggal berdua.

selamat tinggal. woojin mematikan ponselnya lagi. yang dia butuhkan adalah kembali ke rumah.















27/09.
kecelakaan maut, truk angkut kehilangan kendali dan menabrak bus antar kota. 27 orang tewas.


























Maafkan aku yang lagi lagi ngasih alternate ending *bow*
Dipersembahkan oleh adik iparku aberasitrus ❤️💙💚💛💜🖤 (sekarang hutangmu lunas nak wkwkwkwk)

P.s : special chapternya belum di ketik, mohon sabar menunggu~

our ending [pancham]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang