.
.
.
.
.
London, Inggris.Suasana rumah megah yang terdapat di pinggiran kota itu nampak begitu sepi.
Tidak ada aktifitas yang begitu mencolok, hanya beberapa pelayan yang hilir mudik kesana-kemari untuk mengisi waktu jam kerja mereka.
Beberapa pelayan tengah disibukan dengan pekerjaan mereka yang memang harus di selesaikan tepat waktu.
Hingga sebuah mobil bermerk Lamborgini mewah berwarna hitam metalik mulai memasuki kawasan halaman luas rumah itu.
Terlihat sesosok laki-laki berwajah mungil nan tampan dengan setelan kantor nya yang serba mahal itu keluar dari mobil mewahnya.
"Tuan, anda kembali lebih cepat?" Ujar seorang wanita paruh baya yang menjabat sebagai kepala pelayan dirumah itu.
Pemuda dengan wajah sedingin es itu menganggukan kepala nya dengan senyum tipis terbentuk indah di bibir tipis nya.
"Tentu saja. Anakku sedang berulang tahun, mana mungkin aku pulang terlambat." Balas sosok itu.
Melangkah pelan memasuki rumah nya yang sudah terdapat dekorasi dan berbagai pernak-pernik yang menghiasi ruang utama dirumah nya itu, guna menyambut ulang tahun sang anak.
"Semua persiapan sudah siap seratus persen dan pesta sudah bisa dimulai, Tuan."
"Lalu dimana anakku dan yang lainnya?"
"Saat ini Tuan muda Yeechan sedang bersama Tuan Jeno dan juga sahabat-sahabat anda yang lainnya." Ujar sang kepala pelayan.
Pria tampan ber-anak satu itu tersenyum tipis. Entah apa yang ada dipikiran nya saat ini?
Ia hanya menatap sekitar nya dengan pandangan seksama. Tidak pernah menyangka bahwa kini anak laki-laki semata wayang nya itu sudah menginjak usia Tujuh tahun.
Usia dimana anak-anak akan mulai perlahan tumbuh menjadi anak remaja.
Berarti jika dihitung kembali, ini adalah tahun kedua nya tanpa sang istri disisi nya.
Perempuan yang ia nikahi tujuh tahun lalu.
Perempuan yang sudah memberi nya seorang putra tampan yang sangat ia sayangi.
Perempuan yang kini sudah berpulang lebih dulu, karena suatu penyakit yang sudah tak bisa lagi untuk disembuhkan.
"Tuan." Panggil sang kepala pelayan itu.
Sosok yang dipanggil nampak sedikit tersentak kaget karena mendengar suara sang kepala pelayan yang sudah berkerja bertahun-tahun bersama keluarga nya sejak ia masih muda.
"Anda melamun, Tuan?" Tanya wanita paruh baya itu dengan tawa kecil nya.
"Ya, sedikit." Jawabnya tenang.
Dengan tubuh tegapnya, ia kemudian berdiri tepat di hadapan figura berukuran besar yang menampilkan wajah sang istri.
Tersenyum tipis sembari, menatap figura itu.
"Aku hanya mengingat masa-masa saat masih ada istri ku yang menemaniku untuk memberi Yeechan kejutan disaat ulang tahunnya." Balas sang Tuan.
Sang pelayan yang di panggil bibi Kim itu tersenyum kecil. Mengusap pelan pundak Tuannya yang sudah ia anggap sebagai anak nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Of Love [HoonSoon]
RandomMasa lalu penuh kenangan indah itu. Masih bisa kah aku kembali pada masa itu? Bukan pada masa sekarang,disaat aku kehilanganmu. Masa lalu yang penuh kekecewaan dan sakit itu. Masih bisa kah aku memperbaikinya? Meski aku tahu semua terlambat untukku...