Satu

3.7K 302 24
                                    


haii haii haii gaesss, gue ada story baru yang sebenernya hanya uneg uneg gue si inilah gunanya wattpad daripada gue nyinyir mending gue berpikir ya kagak buahhhhh

oke gue bukan fans dari Al Ghazali dan gue juga bukan hatersnya gue bikin story ini karena gue sayang ma dia eeeeeeaaaakkkk

alamakkkkk anakmu ini makin parah gilaknya wkwkwkwkkwk sebelumnya terimakasih udah berpartisipasi dan mau sempetin baca cerita alaii bin lebaii ini. ancur gak papa yah?😂😂😂

>>>

3 hari kemudian,,,,,

Tak

Tak

Takk

Beberapa majalah dan koran telah dhempas kasar oleh seorang wanita yang hampir paruh baya namun parasnya masih terlihat Ayu.

"sampai kapan kamu begini hem? bunda tanya! sampai kapan? " teriak wanita itu dengan nafas sedikit memburu.

"bunda gak pernah ngajarin kamu seperti ini!

bunda memberi kamu kebebasan bukan berarti kamu gak kenal batas!

kamu tau Al? kalau bunda ini merasa gagal mendidik kamu!

apa kamu gak malu di sana sini berita tentangmu negatif semua? kalau kamu gak malu, setidaknya pikirkan bunda Al!" kata demi kata ia keluarkan untuk menasihati anak tertuanya itu bukan tanpa alasan selama ini ia sudah mencoba untuk diam dengan gosip murahan diluar sana dan kali ini sepertinya sudah diujung kepala.

"JAWAB PERTANYAAN BUNDA!" bentaknya

sedangkan anak yang dipanggil dengan nama Al hanya diam dan menunduk, ia sadar selama ini bundanya tidak pernah semarah ini.

"Bunda mengajari kamu DJ bukan untuk menikmati dunia malam dengan kegilaan, dan dengan kebebasan yang tak kenal batas! bunda percaya sama kamu tapi apa yang bunda dapat hah? GOSIP, GOSIP, GOSIP! (amarah sang bunda dengan melayangkan kedua tangannya seakan menampar angin) selama ini bunda diam, tapi kali ini kamu keterlaluan Al kamu dengar? keterlaluan!"

hiks

hiks

Al menatap bundanya nanar dan memejamkan matanya sungguh dadanya sesak, bukan lagi fisiknya yang remuk redam karena peristiwa kemarin tetapi juga hatinya, memang bundanya menungguinya, merawatnya dan khawatir padanya dan saat ia sedikit pulih dan dirumah, bundanya meluapkan apa yang ada dihatinya selama ini seberapa sakit yang ia terima?

"kalau kamu merasa terbebani dengan didikan bunda, kamu boleh ikut Ayahmu Al, kamu bebas menentukan hidupmu, kamu sudah dewasa dan kamu sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk!"

hiks

"bukan ini yang bunda harapkan, bukan ini yang bunda inginkan, sungguh" isak sang bunda dengan menutup wajahnya frustasi, jika didepan layar kaca ia terlihat tegar berbeda saat dirumah dan dihadapan sang anak.

"maafin Al bund" parau Al memeluk sang bunda

"bunda gak pernah marah sama kamu kak, tapi bunda hanya ingin kamu tau kalau ini salah! jika perempuan itu gak baik untuk kamu lepaskan dia kak!" pilu sang bunda (ANGGAP AJA GUE YANG NGOMONG) buahhhhh

"bunda selama ini diam dan kamupun tau kalau bunda tidak merestui hubungan kalian tapi sekeras karang kalian mendekati bunda untuk mendapatkan restu bunda, bukan bunda tidak menyukainya kak hanya saja bunda tidak sreg dengannya, kehidupannya yang jauh dari kata 'ketimuran' membuat bunda meragukannya, namun bunda mencoba merestui kalian namun apa yang bunda dapat hem? anak bunda yang jauh dari Agama!, anak bunda yang jauh dari jeluarga!, anak bunda yang semakin lama kehilangan jati dirinya dan anak bunda yang saat ini jauh dari kata anak Indonesia!" gumam sang Bunda yang terlihat memprihatinkan dengan wajah yang ia tenggelamkan diantara kedua lututnya.

"apa Al salah mencintainya bunda" lirih Al

"kamu gak salah Kak, terserah apa yang kamu pikirkan, rasakan, dan anggap yang kamu lakukan adalah benar!" tegas sang Bunda kemudian beranjak meninggalkan putranya dengan mata yang kini berlinang air mata.

"bunda" panggil Al namun dihiraukan.

Al menatap beberapa majalah dan koran yang menampakan dirinya tengah terkapar tak berdaya.

penampilan kusut, rambut pirang sungguh ia tak pantas untuk disebut anak baik baik.

"maafin Al bund" gumam Al yang kemudian keluar dari rumah.

-----

"maafin bunda Kak, hanya saja bunda butuh waktu untuk menenangkan pikiran bunda, yang setiap hari mendengar, membaca berita tentangmu, bunda gak terima kak, kamu di bully, kamu di judge bunda gak terima, tapi mereka juga gak salah, pada kenyataanya sekarang kamu berubah, kamu bukan Al yang dulu, kamu bukan putra bunda yang dulu kamu seperti kehilangan 'Nur mu' "

hiks

hiks

hiks

------

"lo kenapa Al kok kayak habis nangis gitu?" tanya Gibran yang tak lain adalah sahabatnya

"gue gak papa, oh ya jam berapa acaranya mulai?"

"lo yakin udah sembuh? soa,,,,

gue udah sembuh! (potong Al dengan sinisnya)"

"lo siap siap aja dulu, nanti ke stagenya masih satu jaman kok"

"gue tidur dulu, kalau udah mau mulai bangunin gue!"

"lo gak siap siap?"

"gak!"

"hem" malas Gibran yang kesal sama sahabatnya itu.

-------

"oke gaess kita hari ini akan jalan sehat dengan ditemani artis cantik Yuki Kato, dan saat kita sudah sampai di Finish kita langsung disuguhin musik keren oleh artis muda ganteng Al Ghazali Kohler and team" pandu sang pembawa acara

yeeeeeee

horeee

ayeee

Seru peserta.

"a yu redi???????" teriak pembawa acara

"rediiiiii!!!!" kompak peserta dengan semangat 45.

"gimana Yuki sudah siap?"

"siap dong" girang Yuki dengan rambut kuncir kudanya jangan lupakan wajah cerinya.

"baiklah kita mulai yah, 1,,,,2,,,,3,,,,mulaiiii" teriak sang pembawa acara

yang reflek semua peserta dan Yuki Kato jalan namun ada sedikit unsur desak desakan karena ingin jadi yang terdepan.

---------

"Al bangun, kita disuruh ke stage, pesertanya hampir sampai katanya" kata Gibran yang 'bejonya' Al langsung bangun dan kemudian bersiap siap.

entahlah mau gue bawa kemana nih story soalnya asal ngetik doang dan konsep aja gue kagak punya buahhhh

keknya si gue ke real lifenya aja deh hehehehe soo kalau minat gue lanjut kalau kagak yah terpaksa gue delete hehehehe karena banyak neit story gue yang masih Un lan kasihan hihihihi


Hanya Ingin Kau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang