Tiga

2K 279 38
                                    


>>>

Al berjingkrak, bergerak dan meliukan tubuhnya mengikuti irama yang ia putar dengan canggihnya, ia seperti mengamuk memainkan alat DJ nya seakan akan mewakili hatinya yang saat ini kacau karena Bundanya dan juga gosip murahannya yang tersebar dengan sejuta kecepatan.

"Al, Al, woii" teriak Gibran karena Al sepertinya enggan mendengarkan panggilannya.

"Woiii" teriak Gibran lagi dan dengan malas Al melihat Gibran dan membuka sesuatu yang mengurangi pendengarannya itu.

"jatah kita udah habis, lo maen hajar aja, udah ayok beberes" teriak Gibran dan sesaat Al melihat jam tangannya yang memang jatah untuk timnya habis dari 30 menit yang lalu.

huh

Al menarik nafas beratnya ia benar benar kacau sepertinya.

dengan malas Al mengikuti Gibran dan bersiap untuk pulang.

Rumah megah yang nampak sepi bagaimana tidak sepi? jika rumah tersebut hanya diisi oleh satu pembantu, satu Bunda, tiga anak tapi,,,, Anak satunya jarang dirumah karena kesibukannya mengembangkam karier, anak satunya menempuh pendidikan ke Luar negeri, cuma tinggal satu, itupun saat ini tidak dalam keadaan baik baik saja kepada bundanya.

tap

tap

tap

Al melihat sang bunda yang sudah rapi dan sedang sarapan.

huh

Al menarik nafas kecewanya karena biasanya bundanya akan membangunkannya dan menyeretnya untuk sarapan bareng, sedangkan ini? boro boro menyeretnya, membangunkanpun tidak.

"Pagi Bun" sapa Al kemudian duduk untuk ikutan sarapan.

Bunda Maia hanya menatap sebentar dan menganggukan kepalanya, tidak seperti biasanya yang selalu mencium anak pertamanya itu.

Ia masih kesal dan kecewa, jika ia paksakan untuk tetap baik baik saja, namun kali ini ia sudah tak mampu menopangnya, biarlah untuk saat ini ia mengurangi interaksinya dengan sang anak ini semua demi kebaikan keduanya.

tikk

Bunda selesai dan mengambil tasnya kemudian keluar rumah tanpa berpamitan ataupun mencium pria yang saat ini menatapnya sendu.

prangggg

Al membanting piring dan gelas yang ada didepannya dan beranjak dari meja makan menuju ruang santai, ia rebahan dan mengambil ponselnya.

Al membukan aplikasi galery nya dan melihat semua hasil photonya dengan sang kekasih dan ada sedikit jejak beberapa mantannya.

Al membandingkan beberapa gaya pacarannya sekarang dengan beberapa mantannya, memang benar kali ini ia benar benar kehilangan jati dirinya, bukankah ia sudah dewasa? namun mengapa sikap pacarannya begitu menjijikan?

ting

ting

ting

Al melihat beberapa notifikasi ig nya dan begitu banyak yang menyebutnya dengan berbagai pelecehan, seperti tak beretika, mesum, keterlaluan, bule nyasar, menjijikan dan ada beberapa yang menyebutkan bahwa dirinya telah berpacaran dengan seorang tante tante.

menyebalkan!

Kalaupun benar netijen tak harus menyebutnya sedemikian rupa! apakah mereka lebih baik darinya?

Hanya Ingin Kau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang