Halo, para readers. Ini cerita pertamaku yg aku publish, jadi kalau masih banyak kurangnya tolong di maafkan ya. Selamat membaca💚
Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa siswi di tahun ajaran baru sebelum resmi menjadi penghuni sekolah yaitu mengikuti MOS, Masa Orientasi Siswa. Dan itu pula yang sedang dilaksanakan di SMA Gandhi Jaya.
Murid tahun ajaran baru, berlarian ke tengah lapangan untuk berkumpul sesuai kelompoknya. Termasuk Alfa, sudah tergesa-gesa berlari untuk mencari di mana letak kelompoknya berbaris.
"Aduh!" Pekiknya, melihat tas yang ia tenteng terjatuh.
"Kalo jalan gunain mata lo sebagai objek untuk melihat sekitar." Ucap Alexi dengan sombong, yang merasa sebagai korban.
Alfa mengernyit, dalam hati ia bergumam 'aku yang salah ya?'. Tidak ingin membuat dirinya semakin terlambat untuk berkumpul di lapangan, ia segera mengambil tasnya "maaf, aku buru-buru." Katanya kepada Alexi, lalu melenggang pergi.
Alfa melanjutkan larinya, tidak peduli siapa orang yang sudah ia tabrak atau menabraknya tadi. Mata bulat besar itu dengan jeli mencari barisan kelompoknya.
"Nah itu barisan kelompokku." Cicitnya sendiri dan berjalan memasuki barisan.
"Alfa.." bisik seseorang dari arah belakang. Alfa mengernyit, siapa yang mengenal dirinya di tempat umum begini apa lagi Alfa adalah siswa tahun ajaran baru di sekolahnya, lalu ia menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.
"Loh, Kaira?" Pekiknya senang, "sekolah disini juga?"
"Iya, gue sekolah disini. Ga nyadar sih bisa satu kelompok sama elo." Balas Kaira dengan senyum.
"Wah, senangnya. Semoga nanti kita bisa sekelas bareng ya,"
Kaira hanya terkekeh membalas ucapan Alfa, mata bulat dengan penuh binar milik Alfa sungguh membawa energi positif untuk yang melihatnya, termasuk Kaira.
***
Suara siulan itu menggema di koridor sekolah, membuat perhatian siswa siswi lainnya hanya terpusat kepada Alexi. Berbagai tatapan melayang kehadapannya, namun Alexi tidak peduli dengan santainya ia tetap berjalan hingga memasuki kelas XI IPA5, kelas yang di huni oleh Alexi Abraham.
"Lex, bibir lo gak capek apa siul-siul mulu? Kayak gak ada beban gitu hidup lo," sela sahabat Alexi yang bernama Abrion
"Sensi amat kayak kucing pms."
"Cewek pms ada kali, lah ini kucing. Otak lo ketinggalan? Coba di periksa dulu," sahut Bryan sambil mengetok kepala Alexi
"Gak usah sok serius amat jadi orang bisa lo berdua? Hidup dibawa santai kayak di pantai," dengan santainya Alexi duduk di atas meja kosong di depan meja sahabatnya.
"Gue udah nemuin kriteria pasangan hidup gue,"
Ucapan Alexi membuat kedua sahabatnya mengernyit keheranan, apa katanya tadi kriteria pasangan hidup?
"Boleh ketawa gak sih ini gue?" Sahut Abrion dengan menahan tawa.
"BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" serentak Bryan dan Abrion tertawa mendengar kalimat sahabatnya.
Pasangan hidup? Masih SMA kelas XI, sudah memikirkan kriteria untuk pasangan hidup? Lucu, sangat lucu sahabatnya satu itu.
"Kenapa gue bisa kenal dia ya dulu yan?" Tanya Abrion dengan sisa-sisa tawanya.
Bryan menghela nafasnya, "Jangan tanya gue, gue juga lagi bertanya sama diri gue sendiri,"
Tbc
Semoga suka sama cerita aku ya💚
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY FALLING [TERSEDIA DI KUBACA]
Teen FictionSejak awal menginjakan kakinya di SMA Gandhi Jaya, Alfa fikir hidupnya akan tenang hingga ia lulus dari SMA favorit itu tanpa gangguan, ia fikir masa SMA-nya akan berjalan dengan tenang seperti yang di bayangkan, tetapi pikirannya salah. Pertemuanny...