Halo semuanyaaa...
Selamat malam, selamat membaca yaa. Semoga kalian tetap suka dengan ceritaku hehehe...Prinsipku, apapun yang berharga menurutku harus tetap menjadi hal yang berharga.
***
Bukan hal yang mengherankan jika setiap pagi di hari Sabtu Alexi susah untuk bangun dari tidurnya. Bagi Alexi hari Sabtu dan Minggu itu adalah Weekend, yang artinya boleh sedikit bersantai. Namun untuk hari Sabtu kali ini ada kegiatan yang mengharuskan Alexi untuk datang ke sekolah pagi-pagi. Tetapi sampai jam delapan pagi hari ini, Alexi belum juga terbangun dari tidur lelapnya.
Padahal hari ini, ada rapat ekstrakurikuler yang di ikuti oleh Alexi yaitu SiSPALA. Alexi mencintai alam, ia senang jika bisa menjelajah alam lebih banyak dan mempelajari semua ilmu tentang alam.
Jam weker di kamarnya terus berbunyi menandakan bahwa seharusnya sang pemilik jam itu terbangun dan menghentikan keributan yang di buat oleh benda bersuara nyaring itu. Tapi tidak dengan Alexi, ia hanya menggunakan tangannya untuk melempar benda malang itu ke sembarang arah, agar tidak menciptakan keributan.
"Alexi! Bangun udah jam delapan ini loh. Kamu mau sekolah jam berapa?"
Kedatangan sang Mama yang tiba-tiba membuat tidur Alexi kembali terganggu, ia mengernyit, mengambil alih semua kesadaran yang ia miliki.
"Selamat pagi Mamaku yang cantik, lebih cantik kalo enggak bangunin Alexi pagi-pagi buta gini. Ada apa sih, Ma?" Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur, disertai senyum lebar.
"Pagi buta kamu bilang?"
Baiklah, pagi buta versi Alexi jam delapan pagi.
Mama Alexi lalu beranjak membuka semua tirai jendela yang ada di kamar Alexi. Tanpa basa-basi, sinar matahari dengan lancangnya masuk tanpa permisi menyilaukan penglihatan Alexi.
Alexi tersentak, "Jam berapa ini, Ma?!" Tanyanya.
"Kamu liat sendiri, itu." Tunjuk sang Mama ke arah jam dinding yang menempel di kamar Alexi.
Tepat saat setelah Alexi mengikuti arah tunjuk sang Mama, ia menerjang selimutnya dan segera berlari ke dalam kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Alexi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi, hanya dengan waktu sepuluh menit ia sudah selesai. Kini dengan asal-asalan Alexi mengambil baju di dalam lemarinya, menyisir rambutnya begitu saja menggunakan jari-jari tangan.
"Pagi, Pa. Alexi ke sekolah dulu ya." Sapa Alexi ketika sudah sampai di ruang tengah, di dalam rumahnya.
Tidak ada suara, sang Papa yang duduk di sofa ruang tengah tetap fokus pada koran yang di genggamnya, tanpa melihat sedikitpun ke arah Alexi yang menyapa.
"Kemarin kamu melawan guru?" Tegur papanya langsung, tepat kena sasaran tanpa basa-basi terlebih dulu.
Alexi hanya diam, tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Papanya.
"Alexi harus cepat sampai sekolah, Pa. Alexi pamit dulu." Ucapnya lalu melenggang pergi begitu saja.
Diperjalanan, Alexi memikirkan masalalu tentang dirinya, dimana begitu banyak kekecewaan yang ia rasakan. Sampai saat ini, Papanya masih saja bersikap dingin kepada dirinya. Hanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, menghajar anak dari rekan bisnis Papanya hingga mengalami koma, karena gadis sialan itu.
***
"Sory gue telat." Alexi memasuki ruangan khusus untuk berkumpulnya murid-murid yang memilih ekstra SISPALA.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY FALLING [TERSEDIA DI KUBACA]
Teen FictionSejak awal menginjakan kakinya di SMA Gandhi Jaya, Alfa fikir hidupnya akan tenang hingga ia lulus dari SMA favorit itu tanpa gangguan, ia fikir masa SMA-nya akan berjalan dengan tenang seperti yang di bayangkan, tetapi pikirannya salah. Pertemuanny...