Happy Reading😊
Seperti hujan di pagi hari, membuat gemas karna tak bisa pergi mengawali hari. Kamu, menahanku berada di zonamu dengan caramu seperti hujan yang datang tiba-tiba.
***
Alfa sedang berjalan di halaman sekolahnya sendirian, matanya terlihat begitu sembab akibat menangis di toilet tadi. Apa yang harus di katakan Alfa sesampainya di rumah nanti? Haruskah Alfa menceritakan semua kejadian yang ia alami hari ini di sekolah kepada Mamanya? Karena tidak mungkin baginya untuk menutupi bekas-bekas luka yang terdapat di wajah dan tangannya.
Tapi Alfa tidak ingin menceritakan semua kebeneran yang ia alami hari ini. Alfa tidak ingin melihat Mamanya sedih karena keadaannya ternyata tidak sedang baik-baik saja. Apa lagi, Alfa mengalami semua ini disekolah, Alfa tidak ingin Mama dan Papanya mengkhawatirkan dirinya selama berada di sekolah nanti.
Alfa masih terus berfikir, apa yang harus ia lakukan sekarang? Tiba-tiba ia memikirkan sesuatu, yang ia anggap sebagai jawaban atas pertanyaan di dalam pikirannya. Alfa mengambil ponsel yang berada di saku celananya, disana ia mencari nomor Kaira, yang ia rasa bisa membantunya untuk saat ini.
Panggilan itu tersambung, "halo Al?" Sapa Kaira dari sebrang panggilan tersebut.
"Halo.. Kai. Aku boleh minta tolong?" Suara Alfa begitu lemas, ia kehilangan sebagian tenaganya karena musibah yang ia alami baru saja.
"Iya, kenapa? Lo dimana Al, kenapa?" Tanya Kaira panik, karena mendengar nada suara Alfa dari sebrang telfon yang menandakan bahwa Alfa sedang tidak baik-baik saja.
Setelah Alfa berkata bahwa ia akan menjelaskan semuanya nanti, Kaira segera menutup telfonnya untuk menjemput Alfa yang sekarang sedang berada di depan gerbang sekolahnya, sendirian.
Mengingat bahwa Alfa sebelumnya mengatakan bahwa ia akan pulang agak siang hari ini kepada Mamanya, Alfa kembali membuka kunci layar ponselnya, ia mencari nomor sang Mama.
Jari-jari Alfa lincah mengetikan sesuatu di ponsel itu .
"Ma, Alfa boleh nginep di rumah Kaira?" Tulisnya di dalam pesan itu.
Tidak membutuhkan waktu lama, pesan Alfa sudah dibalas oleh sang Mama.
"Boleh aja Al, lagian besok hari Minggu. Tapi kamu enggak pulang dulu?" Begitu isi pesan dari Mama Alfa.
Alfa merasa bersyukur, karena Mamanya tidak menanyakan hal-hal yang susah untuk Alfa jawab nantinya.
"Engga deh, Ma. Ini Alfa udah di mobil Kaira soalnya, buru-buru mau sekalian buat tugas kelompok untuk hari Senin." Tulisnya berbohong.
Ya, Alfa berbohong. Ia berbohong agar tidak membuat kedua orang tuanya khawatir terutama sang Mama, jika melihat kondisi Alfa sekarang. Alfa pikir, menginap di rumah Kaira adalah hal terbaik untuk saat ini, karena Alfa mendapat waktu setidaknya dua hari untuk menyamarkan bekas lukanya.
Alfa tahu, bahwa apa yang ia lakukan sudah sangat salah karena membohongi Mamanya. Tetapi Alfa berbohong agar tidak membuat Mamanya khawatir, lagi pula ia tidak berbohong untuk hal-hal lainnya yang menjurus pada hal negatif.
Alfa menghela nafas lega dan tersenyum, setelah membaca balasan pesan dari Mamanya, "ya sudah, hati-hati Alfa. Jangan macam-macam."
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWLY FALLING [TERSEDIA DI KUBACA]
Подростковая литератураSejak awal menginjakan kakinya di SMA Gandhi Jaya, Alfa fikir hidupnya akan tenang hingga ia lulus dari SMA favorit itu tanpa gangguan, ia fikir masa SMA-nya akan berjalan dengan tenang seperti yang di bayangkan, tetapi pikirannya salah. Pertemuanny...