Hai readers sekalian,, jumpa lagi sama author 😁 Disini author mau coba nulis cerita baru lagi, cerita author yang ke empat. Maklum masih penulis amatiran, masih perlu banyak belajar lagi. Sebelumnya author mau ngucapin banyak terima kasih sama readers sekalian, baik yang udah mau menyisihkan waktunya buat membaca oretan author yang tidak seberapa ini, maupun yang dengan senang hatinya meninggalkan jejak vote bintang dan komentarnya. Pokoknya author ucapin makasih banyak. Big love buat kalian 😍
Happy reading ya 🌻🌻🌻
***
Kriiinggggg.........
Suara alarm yang berbunyi mulai mengusik tidur Renaldi.
"aarrggghh shit! Kenapa cepat sekali paginya." gerutunya sambil meraba jam alarm yang terus berbunyi. Untuk sekedar info, ini adalah jam alarm yang ke-4 yang berbunyi. Tiga sebelumnya, jam nya sudah walaikumsalam karena telah Renaldi banting sembarang arah. Apalagi sudah pasti rusak. Itulah kebiasaan buruknya, sangat susah untuk bangun pagi.Tidak berapa lama kemudian nada dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata yang masih terpejam ia meraih ponselnya yang terletak di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Alih-alih ingin membanting kembali, ia segera sadar bahwa yang dipegangnya adalah ponselnya. Masih takut rugi rupanya.
"untung aja cepet melek, kalo gak nih hp pasti sudah mati mengenaskan. Ckkk.. Anda jenius Renaldi, tahu mana barang yang beli pakek uang." pujinya pada dirinya sendiri. Hello.. Jam alarm emang belinya gak pakek uang?"why??" tanya Renaldi saat telah mengusap layar ponselnya.
"what time is it?" terdengar suara yang mulai kesal dari seberang sana. Renaldi segera melihat jam pada layar ponselnya, dan ia sadar akan sesuatu. Ia akan pergi untuk menjelajahi salah satu hutan yang ada di Meksiko. Ya, sudah hampir satu minggu ini ia berada di Meksiko. Alasannya untuk membantu pekerjaan temannya tapi lebih tepatnya ia ingin mengasingkan diri untuk batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Ia patah hati, patah hati karena hatinya sendiri. Mencintai istri dari saudara sepupunya adalah hal yang sangat salah. Tapi apalah daya, jangan salahkan bunda yang mengandung tapi salahkan ayah yang menghamili. Gak ada hubungannya hahaha. Perasaan tetaplah perasaan tidak pernah tau kemana hati akan berlabuh, dan yang terjadi pada Renaldi ia anggap adalah pelabuhan yang salah.
"wait me please.." ucap Renaldi.
"oh my God, you forgot it." umpat temannya yang tak ia perdulikan. Sambungannya ia putuskan dan segera bersiap untuk menemui temannya.~~~
Sesampainya di hutan, teman Renaldi yang bernama Zain langsung memotret keadaan alam disana. Ya, Zain adalah seorang photograper yang namanya cukup dikenal banyak orang.
"Zain, come here. I found something interest." teriak Renaldi. Zain pun segera menghampiri Renaldi. "look at this! Black flower." seru Renaldi kembali.
"don't touch it Ren." seru Zain terlihat cemas.
"why? It's beautifull flower." Ungkap Renaldi dan memetik setangkai mawar hitam tersebut.
"No Ren!" teriak Zain kembali dengan langkah yanh semakin mundur membuat Renaldi bingung melihatnya.Benat saja tiba-tiba angin bertiup sangat kencang tapi tidak cukup kencang untuk menerbangkan Renaldi dan Zain. Disanalah muncul sosok yang begitu sangat mengerikan dan belum pernah Renaldi lihat sebelumnya. Makhluk yang terlihat seperti sosok Yeti, namun memiliki bulu yang tidak begitu lebat ditubuhnya, bahkan wajahnya pun terlihat seperti monster yang sangat mengerikan.
"Run Ren! Hurry up!" teriak Zain yang sudah berlari tunggang langgang terlebih dahulu.
"wait for me!" balas Renaldi yang kemudian menyusul Zain berlari.
Namun nasib tetaplah nasib, sekeras apapun Renaldi berlari bunga mawar hitam yang masih digenggamannya membawanya sangat mudah ditemukan oleh makhluk tersebut."please don't touch me, don't kill me." seru Renaldi ketakutan. Apa nih makhluk ngerti bahasaku? Bodoh amatlah kan dia disini pasti bisa bahasa inggris. Batin Renaldi percaya diri. Namun, makhluk tersebut hanya membarikan erangan seperti akan mengamuk.
Dia mengaum atau mengerang ya? Aaahh dasar bodoh! Batin Renaldi kembali.
"oke baiklah mungkin kamu tidak bisa bahasa Inggris, tapi aku juga tidak bisa bahasa binatang. Lalu bagaimana kita berkomunikasi?" makhluk tersebut semakin memberikan suara amukannya."intinya begini, tolong jangan sakiti saya, jangan bunuh saya. Kasihanilah saya belum menikah. Saya baru patah hati, saya kesini hanya membantu teman saya." ungkap Renaldi. Kenapa jadi curhat Re?
"tolong biarkan saya pergi." pinta Renaldi dan ia kembali berlari sekencang-kencangnya hingga akhirnya ia terjebak kedalam lubang besar dan tak sadarkan diri.
~~~
Renaldi merasakan kepalanya sangat berat dan terasa pusing saat ia membuka matanya. Ia melihat keadaan sekitarnya. "haahh.. Syukurlah aku hanya bermimpi. Buktinya sekarang aku berada dirumah bukan di hutan." ucap Renaldi bernapas lega. Sesaat kemudian ia sadar akan sesuatu.
"tapi... Ini rumah siapa? Aku belum pernah kemari sebelumnya."
Betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa tubuhnya di kerangkeng seperti akan di jadikan santapan hewan buas.
"hwaaahhh... Aku dimana ini? Zain kamu tega banget ninggalin aku sendirian." kok jadi cengeng ya.Tidak berapa lama kemudian saat Renaldi berusaha memberontakkan tubuhnya agar terlepas dari kerangkeng tersebut. Sosok yang tadi ditemuinya di hutan kembali menghampirinya.
"kau membuatku marah.. Kau sudah melakukan kesalahan dan kau akan menerima akibat dari perbuatanmu yang lancang itu." seru makhluk tersebut dengan suara beratnya."hwaahh... Bisa bahasa Indonesia? Tapi baguslah itu lebih baik. Aku mohon mbah tolong lepasin aku. Aku minta maaf atas kesalahanku." pinta Renaldi dan makhluk itupun terlihat semakin marah.
"aku salah lagi? Okedeehh tolong gor, lepasi aku. Aku gak mau mati sia-sia disini."
Makhluk itupun melayangkan sebuah kursi hingga menghantam kaki Renaldi.
"aaawww..." teriak Renaldi."kesalahan tetaplah kesalahan. Tidak pernah ada ampun untuk manusia sepertimu. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu." teriak makhluk tersebut.
"apa salahku?" tanya Renaldi dengan polosnya.
"salahmu? Kau telah berani memetik bungaku. Dan kesialan terbesarmu adalah tanda dibalik telingamu itu." jawabnya.
"tanda? Tanda apa yang kau maksud?" tanya Renaldi bingung.
"bulan purnama. Hahaha...." makhluk itupun tertawa. Apanya yang lucu? Mengapa dia tertawa. Lihatlah bahkan dia tertawapun masih terdengar sangat buruk dan mengerikan. Batin Renaldi. Satu kursi kembali menghantam kakinya. "awww.." teriak Renaldi kembali. Aku yakin kakiku saat ini sudah berubah warnanya menjadi merah kebiruan.
"apa lagi salahku kali ini?" teriak Renaldi geram.
"jangan merutukiku dalam hatimu, aku bisa mendengarnya dengan sangat jelas." jawab makhluk tersebut. Renaldi mengangakan mulutnya tidak percaya dan seketika langsung menerima bola pimpong dimulutnya.
"tutup mulutmu! Jika tidak ingin sesuatu yang lebih besar masuk kedalamnya." perintah Yeti. Kita sebut Yeti sajalah ya.Renaldi langsung membuang bola pimpong yang menyumbat mulutnya. "lepaskan aku dari sini!" teriak Renaldi memberontak.
"Kau! Tidak akan pernah bisa lepas dari tempat ini. Sejak tanda di balik telingamu itu muncul. Kau resmi menjadi suamiku." ungkapnya.
Tbc~
Gimana guys ceritanya? Semoga dapat menghibur hati readers sekalian ya 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Dream
Fantasy* Sekuel Cause I Love You * Renaldi Dinata, seseorang yang pernah mencintai dan menginginkan sosok wanita yang akrab dengan sapaan Ika. Tidak lain adalah istri dari saudara sepupunya sendiri. Cinta yang hampir menutupi akal sehatnya dan berusaha ia...