"sial, tubuhku pastilah sudah tidak berbentuk lagi. beruang kutub itu selalu saja begini setiap aku salah berucap." umpat Renaldi Kesal sembari memegangi punggungnya yang sakit.
Renaldi memutarkan pandangannya keseluruh ruangan, saat ia menatap ke arah jendela nampaklah suasana saat itu menunjukkan bahwa hari sudah gelap. "hari sudah gelap rupanya, berapa lama aku tidak sadarkan diri? bahkan disini tidak ada jam."
Tiba-tiba niat untuk melarikan diri mulai terbesit di hati Renaldi, perlahan namun pasti ia mulai melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan tempat ia terbaring. Sama seperti sebelumnya, rumah itu nampak sepi. Renaldi mulai menuruni tangga, semua gerakan yang ia lakukan sungguh sangat perlahan hingga ia mencapai dasar tangga dengan begitu mudahnya tanpa ada hambatan. Saat ia sudah berada didepan pintu utama rumah tersebut, ia menelan ludahnya dengan susah payah karena merasakan ketakutan yang luar biasa bagaimana jika ia sampai ketahuan ingin melarikan diri dari sana. Dengan tangan yang gemetar, ia mencoba membuka pintu itu perlahan.
"tidak terkunci?" tanyanya pada dirinya sendiri saat pintu itu berhasil ia buka. Renaldi menoleh dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah, berharap tidak ada sosok Yeti disana yang mengetahui tindakannya saat itu. Seketika itu juga ia langsung mempercepat langkahnya untuk semakin menjauh dari pintu itu. Namun, langkahnya terhenti saat ia mendapati sosok perempuan yang sedang berdiri tidak jauh dihadapannya, sedang menatap ke atas langit. Renaldi dibuat merinding seketika karena ia berpikir bahwa ia saat ini sedang melihat hantu.
"Ya Tuhan, didalam ada beruang kutub, sekarang diluar ada setan penjaganya." Ucap Renaldi gemetaran. Perempuan itupun memutar tubuhnya menghadap Renaldi yang kini telah menutup matanya sambil menggabungkan kedua telapak tangannya seakan memohon pengampunan.
"tolong jangan sakiti aku hantu... biarkan aku pergi dari sini. Nanti kalo aku udah sampe rumah, aku bacain kamu yasin deh biar kamu bisa tenang disini." Pinta Renaldi. Sedetik, dua detik, tiga detik kemudian tidak ada yang terjadi. Renaldi membuka matanya perlahan untuk mengintip keadaan disekitarnya. Samar-samar ia melihat sosok perempuan cantik sedang berdiri dihadapannya menatapnya dengan penuh tanda tanya. Ia kembali memejamkan matanya.
"Gilaaa.. hantunya pinter banget. Biar aku gak takut dia berubah jadi cewek. Yaa.. itu benar, ini persis seperti film horor yang pernah ku tonton. Jangan tertipu dengannya Renaldi jika kamu tidak ingin menjadi santapannya malam ini." Racaunya pada dirinya sendiri.
"kau sedang apa?" Suara lembut itu menyadarkan Renaldi. Ia begitu penasaran dengan suara dan sosok perempuan dihadapannya namun ia ragu untuk membuka matanya. Kok cemen sih Ren?? Cowok loohhh...
"aku bukan hantu. Bukalah matamu." Ujar perempuan itu. Perlahan Renaldi membuka matanya dan hal pertama yang Renaldi lakukan adalah menunduk kebawah untuk melihat kaki wanita itu apakah menapak ke lantai atau tidak.
"beneran napak." Ungkapnya pelan.
"sudah ku bilang aku bukan hantu." Ucapnya lagi.
"lalu kau siapa?" Tanya Renaldi penasaran. Karena hal yang tidak mungkin ada gadis cantik yang berada disana disamping ada sosok Yeti yang sangat menyeramkan.
"Berlian." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Dengan ragu Renaldi menjabat uluran tangan tersebut. "Kamu?" tanyanya pada Renaldi.
"Renaldi."
"Hai Didi.."
"Didi?" Tanya Renaldi bingung. Berlian tersenyum pada Renaldi.
"kau tidak keberatan kan jika aku memanggilmu Didi?"
"kenapa Didi?" Renaldi begitu penasaran.
"karena aku menyukainya." jawab Berlian. Renaldi menatapnya dalam seakan mengingatkan ia pada seseorang. "kenapa? kamu gak suka ya aku panggil Didi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Dream
Fantasy* Sekuel Cause I Love You * Renaldi Dinata, seseorang yang pernah mencintai dan menginginkan sosok wanita yang akrab dengan sapaan Ika. Tidak lain adalah istri dari saudara sepupunya sendiri. Cinta yang hampir menutupi akal sehatnya dan berusaha ia...