Perlahan Renaldi membuka matanya, ia sangat bersyukur bahwa ia gagal menjadi santapan serigala. Ketika menyadari bahwa kini tangan dan kakinya sudah kembali terikat layaknya seorang tawanan membuat Renaldi kembali menarik panjang napasnya.
"Selamat sih selamat dari serigala, tapi masuk sangkar beruang kutub lagi." Gerutunya pelan.
"Jika aku beruang kutub, maka itu artinya kau beruang kutub jantan." Timpal Yeti yang berjalan masuk ke dalam kamar tempat ia mengurung Renaldi.
"Baiklah aku minta maaf karena telah nekad kabur dari sini. Tapi tolonglah jangan ikat aku seperti ini. Bukankah sebelumnya kita telah berdamai?" Tawar Renaldi
"Tapi kau mengingkarinya."
"Aku berjanji tidak akan mengingkarinya lagi setelah ini. Lepaskan aku ayolah!" Pinta Renaldi.
"Jika kau ingkar janji, maka aku yang akan secara langsung memberikanmu pada serigala-serigala itu agar kau menjadi santapan mereka." Ancam Yeti.
"Iya baiklah. Lepaskan ikatan ini. Ku mohon."
Yeti pun melepaskan ikatan pada kaki dan tangan Renaldi.
"Terima kasih. Aku tahu kamu itu sebenarnya berhati baik." Ucap Renaldi tersenyum.
"Oh iya kemarin aku sempat bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Berlian. Dia mengatakan bahwa dia juga tinggal di sini. Dimana dia sekarang? Mengapa selama ini aku tidak pernah melihatnya?" Lanjut Renaldi.Mendengar pertanyaan Renaldi membuat Yeti mengerang padanya.
"Aku tidak suka kau dekat dengannya."
"Aku tidak sedang membandingkanmu dengannya Yeti. Aku tahu aku ini suamimu, aku tidak akan mengkhianatimu dengannya. Aku hanya bertanya. Tidak bolehkah suamimu bertanya padamu?" Setidaknya Renaldi sudah mengetahui cara meredam emosi Yeti. Berkata manis pun tidak menjadi masalah agar dirinya tetap hidup aman di sana.
"Jangan bicarakan tentang dia." Pinta Yeti. renaldi menghela napasnya. Ia tahu betul jika ia memaksa ingin tahu maka akan membuat dirinya babak belur.
"Baiklah. Aku tidak akan bertanya tentang dia lagi. Aku ingin memasak, perutku lapar sekali." Ungkap Renaldi lalu beranjak keluar kamar.Selama Renaldi memasak, ia terus memikirkan Berlian, dimana ia dapat menemukan Berlian. Renaldi tidak dapat melupakan tatapan mata Berlian.
"Abee, melihat matanya mengingatkanku padamu. Bagaimana kabarmu saat ini? Masihkah kamu lupa padaku?" Renaldi berucap pelan.Setelah menyelesaikan masakannya, Renaldi memakan masakan tersebut bersama Yeti yang selalu setia menemaninya setiap ia akan makan.
"Tidakkah kau ingin makan? Cobalah! Ini enak." Seru Renaldi.
"Aku tidak suka makan." Ucap Yeti. Renaldi menganggukkan kepalanya, tidak ingin memaksa Yeti.
"Tidurlah setelah ini." seru Yeti lalu berlalu meninggalkan Renaldi.
"Jika aku langsung tidur, maka tubuhku akan berubah menjadi gentong." Gerutu Renaldi.
Seketika Yeti kembali menoleh dari atas rumahnya. Renaldi menyengir menunjukkan giginya yang rata.
"Hanya bercanda." Ucap Renaldi sambil mengangkat kedua jarinya.***
Renaldi mencium aroma masakan yang sangat menggoda.
"Siapa yang masak harum begini? Gak mungkin Yeti, dia kan gak pernah makan." Tanya Renaldi pada dirinya sendiri.
Renaldi segera turun ke bawah mencari darimana sumber aroma masakan itu berasal. Ternyata ia menemukan beberapa menu makanan yang sering ia makan sebelum ia terjebak di hutan belantara ini.
"Bagaimana semua masakan ini bisa dibuat? Siapa yang masak? Bahannya dapat darimana?" Renaldi kembali bertanya pada dirinya sendiri."Didi?" Panggil Berlian.
"Lian? Benarkah itu kamu?" Tanya Renaldi tidak percaya.
"Iya ini aku. Duduklah! Kamu pasti belum makan malam kan? Aku sudah memasaknya untukmu." Seru Berlian.
"Kemarin aku bertanya tentang keberadaanmu pada Yeti, tapi dia malah marah padaku." Ungkap Renaldi.
"Jangan bertanya tentangku padanya Didi." Seru Berlian.
"Jika tidak bertanya padanya lalu dimana aku bisa menemukanmu Lian?" Tanya Renaldi.
"Buktinya sekarang kita bertemu. Jika kamu ingin bertemu denganku, maka cukup pikirkan aku dan takdir akan mempertemukan kita."
"Apa bisa cukup dengan begitu?" Tanya Renaldi tidak percaya. Berlian menganggukkan kepalanya.
"Waahh aku seperti sedang berada dalam dunia sihir, cukup hanya dengan memikirkanmu maka kita akan bertemu." Renaldi menyandarkan tubuhnya ke kursi tempatnya duduk."Daripada kamu berpikir keras sekarang, mending kamu makan. Perutmu yang kosong itu tidak akan kenyang dengan sendirinya tanpa makan." Ajak Berlian yang sudah mulai menyuapkan makanannya.
Mereka berbincang cukup banyak, tanpa terasa mereka berdua telah menghabiskan semua menu yang ada di atas meja.
"Apa? Sebelumnya aku tidak pernah menghabiskan makanan sebanyak ini. Tapi malam ini." Renaldi menatap perutnya tidak percaya.
"Tidak sendiri, kan makannya sama aku. Kita berdua yang menghabiskannya." Bantah Berlian. Mereka pun tertawa lepas."Lian, kalau boleh tahu mengapa kamu bisa terjebak di sini?" Tanya Renaldi penasaran.
"Aku lari di hari pernikahanku. Hingga aku sampailah di tempat ini." jawab Berlian.
"Kenapa kabur? Dijodohkan?"
Berlian menganggukkan kepalanya.
"Aku belum mau menikah, kalaupun harus menikah aku ingin menikah dengan pilihanku bukan hasil perjodohan."
"Itu artinya kamu sudah memiliki pilihan sendiri?" Tanya Renaldi menyelidik.
"Tentu saja belum." Jawab Berlian singkat.
"Lalu kenapa nekad kabur? Aku juga punya saudara sepupu yang menikah karena dijodohkan. Nyatanya mereka sekarang saling mencintai bahkan telah memiliki anak." Ujar Renaldi.
"Itu kan sepupumu bukan aku." Bantah Berlian. Renaldi kembali menghela napasnya.
"Lupakan soal aku. Lalu bagaimana denganmu sendiri? Bagaimana kamu bisa sampai di tempat ini?" Tanya Berlian.Renaldi menundukkan kepalanya seakan menyesali perbuatannya.
"Aku pergi dari rumah dan datang ke negara ini untuk menghilangkan rasa cintaku pada istri sepupuku." Aku Renaldi.
"Apa aku tidak salah dengar? Kamu mencintai istri sepupumu sendiri? Bagaimana bisa?" Berlian tertawa meledek Renaldi.
"Ya namanya cinta mana tahu akan berlabuh pada siapa."
"Benar juga." Berlian menganggukkan kepalanya.
"Dimana rumahmu?" Tanya Renaldi kemudian.
"Sangat jauh dari sini." Jawab Berlian.
"Pasti keluargamu sangat merindukanmu." Ucap Renaldi.
"Suatu hari nanti aku pasti akan pulang. Aku yakin, seseorang pasti akan membawaku kembali." Ucap Berlian tersenyum, kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Renaldi menahan pergelangan tangan Berlian, membuat Berlian menghentikan niatnya untuk melangkah pergi."Mau kemana?" Tanya Renaldi.
"Aku harus pergi sekarang Didi." Ucao Berlian.
"Kemana?"
"Aku selalu berada di dekatmu, jangan khawatir." Berlian kembali tersenyum.
"Tidak bisakah kamu tetap tinggal di sini?" Pinta Renaldi.
"Kita pasti akan bertemu dan berbincang tentang banyak hal lagi nanti." Jawab Berlian meyakinkan.
"Jangan pergi Lian!"
"Maafkan aku Didi." Berlian melepaskan genggaman tangan Renaldi padanya. Lalu berlari meninggalkan tempat itu.
"Lian!" Teriak Renaldi.Renaldi membuka matanya dengan tangannya yang masih menggapai di udara. Ia bermimpi.
"Hanya mimpi." Ucap Renaldi pelan setelah ia bangun dan duduk di atas kasurnya.
"Kamu dimana Lian?"~~~TBC
Maaf ya readers setianya MPD menunggu sangat lama author update part selanjutnya 🙏
Semoga dapat menghibur hari kalian. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak bintang dan komentar readers sekalian ya 😉

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Dream
Fantasi* Sekuel Cause I Love You * Renaldi Dinata, seseorang yang pernah mencintai dan menginginkan sosok wanita yang akrab dengan sapaan Ika. Tidak lain adalah istri dari saudara sepupunya sendiri. Cinta yang hampir menutupi akal sehatnya dan berusaha ia...