Part 2

74 3 0
                                    

Sorry guys kelamaan updatenya lagi.. Sibuk ngampus 😁
Selamat membaca, semoga dapat menghibur hari kalian guys...

Sejak kejadian dimana Renaldi setidaknya masih menemukan sisi kemanusiaan dari sosok Yeti yang saat ini sedang menyekapnya, sejak saat itu pula Renaldi memutuskan untuk semakin berdamai dengan makhluk tersebut karena ia meyakini bahwa suatu saat bahwa ia akan dapat menemukan jalan keluar untuk kembali ke rumahnya. Aku tidak ingin menghabiskan hidupku dengan tidak berguna seperti ini, bahkan aku belum sempat meminta maaf pada mama dan papa. Batin Renaldi menyesal.

Dengan tubuh yang terasa begitu remuk, Renaldi berusaha untuk beranjak dari tempat ia berbaring lalu perlahan berjalan menuju pintu kamar. Setelah pintu berhasil ia buka, terlihatlah bahwa rumah tersebut begitu besar dan nampak terlihat sepi. Ia terus melangkah menusuri rumah tersebut hingga ia mendengar sayup-sayup suara senandungan, dengan rasa penasaran ia menuju ke arah sumber suara tersebut hingga sampailah ia pada suatu ruangan.

Pintu ruangan itu terbuka, dengan segenap keberanian yang ia punya, Renaldi mencoba mengintip dari balik pintu. Dari sanalah ia dapat melihat sosok Yeti sedang menatap mawar hitam yang ia kurung didalam sebuah tabung kaca. Renaldi juga melihat bahwa sosok tersebut menyeka wajahnya yang ia yakini bahwa sosok tersebut sedang menangis. Dia bisa bersedih? tanya Renaldi dalam hati. Seketika itu juga Yeti langsung menoleh ke arah Renaldi yang sedang berdiri tidak jauh dari pintu dan kemudian Yeti mengerang menunjukkan kemarahannya. Seakan menyadari kesalahannya, Renaldi langsung berlutut saat itu juga.

"tolong hentikan siksaanmu, mari kita hidup berdamai." tawar Renaldi. Yeti menghentikan langkahnya dan hanya menatap Renaldi.

"iya.. aku ingin berdamai denganmu. bisakah kita berteman?" dan ini adalah penawaran tergila dalam hidup Renaldi, meminta sosok yang menyeramkan baginya untuk menjadi temannya. Renaldi menyunggingkan bibirnya tersenyum. "kau tidak mau?"

Sosok Yeti pun langsung mendekap tubuh Renaldi seakan kemarahannya menguap begitu saja saat Renaldi berkata lembut padanya. Baiklah, Renaldi menemukan satu cara untuk menjinakkan makhluk ini.

"tolong, bisakah kau lepaskan aku? aku tidak bisa bernapas." saat itu juga Yeti pun melepaskan dekapannya. "maaf. maksudku, aku belum terbiasa denganmu. Aku juga butuh waktu untuk menyesuaikan diri denganmu. " ungkapnya. Yeti pun hanya menganggukkan kepalanya.

"aku...aku sebenarnya kemari karena aku lapar. Apa kau punya makanan?" Tanya Renaldi. Yeti pun kembali menganggukkan kepalanya. Sedetik kemudian Renaldi kembali berpikir makanan apa yang makhluk itu punya mengingat terakhir kalinya ia diberi makan dengan jenis yang menurutnya tidak masuk akal. "emm.. maksudku makanan selayaknya bisa manusia makan, bukan hanya buah-buahan."

Yeti memandangnya bingung. Seakan menyadari itu, Renaldi langsung bertanya pada Yeti. "selama ini apa yang biasa kamu makan?" dengan penuh harap, Renaldi berharap bahwa Yeti tidak akan menjawab memakan daging mentah. Yeti pun menggelengkan kepalanya. "maksudmu tidak ada yang kau makan?" Yeti pun mengganggukkan kepalanya. Renaldi kembali mengangakan mulutnya seakan tidak percaya bahwa sosok ini tidak pernah memakan apapun.

"kau tidak pernah makan?" tanya  Renaldi begitu penasaran. Yeti pun kembali menggangguk untuk yang kesekian kalinya. "lalu bagaimana kau bisa hidup tanpa makan?" Tanpa menghiraukan pertanyaan Renaldi, Yeti pun berdiri dan berlalu meninggalkan Renaldi. Dengan langkah yang cepat Renaldi berusaha mengimbangi langkah kaki Yeti. "bisakah kau pelankan sedikit langkahmu? tubuhku masih belum kuat untuk berjalan secepat itu." pinta Renaldi. Yeti pun mengikuti permintaan Renaldi. Mereka berjalan hingga sampailah ke dapur. Ah tidak bisa disebut dapur karena lebih tepatnya terlihat seperti hanya teras yang menghadap ke halaman belakang rumah. Disana terlihat beberapa peralatan rumah tangga yang nampaknya tidak pernah di gunakan. jangan bayangkan disana ada kompor listrik atau gas elpiji ya guys.. hanya ada tungku disana.

"bisakah semua ini digunakan?" Tanya Renaldi.

"tentu saja." kali ini Yeti mengeluarkan suaranya. "pergunakan sesuka hatimu. Mulai hari ini, dapur ini menjadi milikmu." Tukasnya.

"kenapa begitu? inikan rumahmu."

"karena aku tidak tahu bagaimana menggunakan semua yang ada disini." Ungkap Yeti. Renaldi hanya menganggukkan kepalanya.

"dimana tempat air disini? aku akan mencuci semua peralatan ini." Tanya Renaldi. Yeti mengangkat jari telunjuknya menunjukkan tempat dimana Renaldi dapat menemukan sumber air. "apa kau punya kayu bakar?" tanyanya kembali. Yeti kembali terlihat bingung. "maksudku beberapa kayu atau ranting pohon yang bisa untuk dibakar agar kita bisa menghidupkan api untuk memasak." jelas Renaldi.

"aku akan mencarikannya untukmu." jawab Yeti lalu berlalu pergi meninggalkan Renaldi.

***

Dengan bahan seadanya yang dicarikan Yeti, entah dimana ia mendapatkan semua bahan masakan yang disebutkan oleh Renaldi sehingga jadilah hidangan tersedia diatas meja makan. Renaldi menyantap makanan yang ia buat sendiri dengan tangannya meskipun rasanya entah seperti apa yang terpenting baginya ia tidak mati kelaparan. Yeti memperhatikan Renaldi yang sedang menyantap makanan dengan lahap.

"kau mau coba?" Tawar Renaldi. Yeti menggelengkan kepalanya.

"apa disini kau hanya tinggal sendiri?" Tanya Renaldi. Yeti pun kembali menggelengkan kepalanya.

"lalu dengan siapa lagi? sepanjang aku berada disini aku tidak melihat siapapun selain kau?"

"di rumah ini aku tinggal berdua, aku dan kamu. Kita berdua yang tinggal di rumah ini." jawab Yeti, sontak membuat Renaldi tersedak makanan. Re?? di gombalin nih yee hahaha. Susah payah Renaldi menelan ludahnya.

"oke baiklah kita berdua di rumah ini." Sejak Yeti pernah mengatakan bahwa ia dapat mendengar gerutuan hati Renaldi ia tidak berani mengatakan apapun hal buruk tentang Yeti didalam hatinya. "sebelum aku disini, lalu apa yang kau lakukan setiap hari?"

"menunggumu." Jawab Yeti.

"aku tidak tahu bahwa makhluk  aneh sepertimu dapat berkata seperti ini." ujar Renaldi. Mendengar penuturan Renaldi membuat Yeti menghentakkan tangannya di atas meja lalu menarik paksa Renaldi.

"heii... apa yang kau lakukan? Apa lagi salahku?" Teriak Renaldi. Namun tidak dihiraukan Yeti. Ya Tuhan.. Makananku belum habis dan aku akan dihukum lagi. Jerit hati Renaldi sedih.

Tbc ¬¬¬

My Perfect DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang