Part 1

168 11 4
                                    

"lepaskan aku makhluk ba****t!" teriak Renaldi untuk yang kesekian kalinya. Tapi yang ada hanya terdengar suara jangkrik. Siang sudah berganti malam, keadaan yang begitu sunyi seperti menandakan bahwa tidak ada kehidupan alam manusia disana. Ia mengusap kasar wajahnya lalu kembali menendang kerangkeng besi yang mengurungnya. Desain kerangkeng yang cukup besar, bahkan bisa digunakan untuk main bulu tangkis didalamnya jika disana ada lawan main dan juga raket beserta shuttlecock.

Yeti pun kembali menghampiri Renaldi dengan membawa sekarung wortel dan ia berikan pada Renaldi.
"untuk apa semua wortel ini?" tanya Renaldi. Namun Yeti tidak menjawab pertanyaan Renaldi dan langsung berlalu hendak meninggalkan Renaldi.
"Heiii siluman jadi-jadian, aku bertanya padamu." teriak Renaldi kesal. Yeti menoleh pada Renaldi dan menatapnya tajam.
"aku tidak takut sama sekali dengan tatapanmu itu, sekarang lepaskan aku dari sini ba****t!!" bentak Renaldi. Ia mati-matian melawan rasa takut dalam dirinya untuk menghadapi Yeti.  "apa yang kau inginkan dariku sebenarnya?"

"aku membawanya agar kau tidak mati kelaparan." jawab Yeti dengan beringasnya.
"apa?? Kau menyuruhku memakan wortel-wortel ini? Apa kau gila??" Fix pertanyaan bodoh Renaldi, bahkan diapun tidak memiliki akal. Batinnya.
"makanlah." Seru Yeti.
"aku tidak akan pernah memakannya! " bantah Renaldi.
"aku bilang makan! makan!!!" Yeti mulai marah pada Renaldi.
"tidak akan pernah! Lepaskan aku dari sini!" kekeh Renaldi.
"aku tidak akan pernah melepaskan dan membiarkanmu pergi. Kau suamiku!" ungkapnya mengingatkan Renaldi.
"jangan pernah kau bermimpi! Aku tidak akan pernah sudi menjadi suamimu. Jika mati adalah pilihan, maka aku akan memilih lebih baik mati daripada berurusan dengan makhluk sepertimu."
"haaaaaahhh........." Yeti memasuki kerangkeng besi dan menyerang Renaldi. Berulang kali menghempaskan tubuh Renaldi ke dinding. Tangannya kini menjepit rahang Renaldi bahkan mencengkramnya dengan sangat kuat hingga kukunya melukai wajah Renaldi.
"kau membuatku semakin marah! Terimalah akibatnya!" Yeti semakin membabi buta menyiksa Renaldi hingga membuatnya terkulai lemas dilantai tak berdaya dengan darah yang keluar dari berbagai bagian tubuh Renaldi yang terluka.
"selamanya, kau milikku!" Ucap Yeti yang masih dapat didengar oleh Renaldi sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.

~~~

Renaldi kembali membuka matanya setelah seharian penuh tidak sadarkan diri. Kepalanya terasa begitu berat dan ia merasakan rasa nyeri yang teramat pada beberapa bagian tubuhnya. Tubuhnya begitu lemah, untuk dudukpun ia tidak sanggup.
"tidakkah aku sudah sampai disurga? Lalu mengapa masih terasa sakit?" tanyanya pelan pada dirinya sendiri. "aku masih hidup? Mengapa dia tidak membunuhku saja?" umpat Renaldi kesal. Tiba-tiba bayangan akan sosok kedua orang tuanya melintas dipikirannya dan sekarang ia menyesal telah membantah mereka dan lebih memetingkan egonya karena patah hati.

Flashback On

"aku akan berangkat ke Meksiko besok pagi ma, pa." ungkap Renaldi.
"mau ngapain kamu kesana sayang?" tanya mamanya yang akrab dengan sapaan Devi.
"mau bantuin temen ma. Dia lagi ada job." jawab Renaldi.
"berapa lama kamu disana?" kini papanya yang mulai bertanya.
"mungkin selamanya." jawabnya santai.
"Apa???" kedua orang tuanya sama-sama terkejut mendengar pernyataan putra sematang wayangnya.
"ada apa? Ada yang salah?" tanya Renaldi kemudian.
"kamu sudah tidak waras ya? Lalu gimana perusahaan papa yang disini, siapa yang akan meneruskannya? Sedangkan kamu itu anak kami satu-satunya." papanya mulai kesal dengan tingkah Renaldi.
"sumbangkan saja, aku tidak tertarik sama sekali. Aku tidak ingin tinggal di Indonesia."
"Renaldi.. Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu nak? Kenapa kamu ingin pergi?" tanya mamanya.
"Meksiko jauh lebih menarik daripada Indonesia ma." jawabnya.
"dan kamu tega meninggalkan kami disini?"
"ma, jika kalian mau kalian bisa ikut denganku nantinya."
"kamu tau kan Meksiko itu termasuk deretan Negara yang terbilang berbahaya? Mama gak mau terjadi apa-apa sama kamu Re." mamanya mulai menangis.
"please ma, jangan menangis. Dan maafkan Re gak bisa mengubah keputusan Re. Biarin Re pergi ma." pinta Renaldi.
"sampai kapanpun papa tidak akan pernah mengizinkanmu." ungkap papanya.
"terserah kalian. Dengan atau tanpa izin kalian, aku akan tetap pergi." balasnya dan langsung pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

Maaf ma, pa. Aku tetap harus pergi agar aku dapat melupakan cintaku terhadap Ika. Karena sampai kapanpun dia tidak akan pernah menjadi milikku. Oki tidak akan pernah melepaskannya dan mereka saling mencintai. Aku tidak sanggup jika harus melihat kebersamaan mereka selalu. Batin Renaldi.

Flashback off

"aku tidak akan pernah membunuh suamiku." jawab Yeti tiba-tiba.
Renaldi mengangkat kepalanya untuk melihat sosok yang sudah menyiksanya beberapa hari ini.

"apa yang kau inginkan dariku?" tanya Renaldi lemah.
"berdamailah denganku dan aku tidak akan menyakitimu." jawab Yeti meyakinkan namun tetap terdengar menyeramkan.
"baiklah." jawab Renaldi singkat. Tubuhnya terlalu lemah untuk memberontak lagi, menentang keinginan makhluk seperti Yeti pun tidak akan ada gunanya. Saat Yeti sendiri tidak akan membiarkan Renaldi mati begitu saja, lalu mengapa Renaldi harus membiarkan tubuhnya meringis kesakitan karena siksaan Yeti.

Mendengar jawaban Renaldi, Yeti pun menggendong Renaldi dan membawanya keluar dari kerangkeng tersebut menuju kesebuah kamar lalu membaringkan tubuh Renaldi di atas kasur. Yeti mulai mengobati luka Renaldi dengan daun-daun yang sudah ia racik lalu ia tempelkan pada setiap luka renaldi.
"aku butuh air, aku haus." pinta Renaldi lemah.
Yeti pun mengambilkan air satu kendi dan diberikannya pada Renaldi.
"aku hanya butuh satu gelas, bukan satu kendi." ucap Renaldi.

Yeti tidak menghiraukan perkataan Renaldi, ia membuka mulut Renaldi dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menuangkan air dari dalam kendi tersebut kedalam mulut Renaldi perlahan. Tidak semuanya ia tumpahkan guys.
Lalu Yeti pun mengambil satu buah wortel mentah dan ia sodorkan didepan mulut Renaldi.
"kau benar-benar tidak waras! Bagaimana aku bisa memakan ini?" umpat Renaldi kesal.
Yeti langsung berdiri dan menatap Renaldi tajam. Jika Renaldi salah langkah lagi, maka tubuhnya akan kembali jadi sasaran empuknya lagi.

"maksudku, cobalah memahami cara manusia makan dengan benar. Wortel ini mentah dan keras. Aku tidak bisa memakannya." Jelas Renaldi melemah.
"bisakah kau berikan aku makanan yang lunak?" pinta Renaldi.
Yeti pun langsung berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tidak berapa lama kemudian ia kembali lagi dengan membawa semangkuk kelopak bunga dan memberikannya pada Renaldi. Astaga aku pasti akan gila setelah ini. Batin Renaldi kesal.
"okee baiklah. Apakah kau punya pisang, atau buah apa saja? Jika punya maka beri saja aku itu." pinta Renaldi.

Yeti pun kembali pergi meninggalkan Renaldi dan beberapa saat kemudian ia kembali dengan membawa satu tandan pisang. Ia memberikan satu buah pisang ke mulut Renaldi beserta dengan kulitnya. Renaldi kembali menghela napasnya dan meraih pisang yang ada di tangan Yeti.
"perhatikan aku, begini cara memakannya." jelas Renaldi sambil membuka kulit pisang lalu memakannya. Setidaknya ada sesuatu yang dapat mengganjal perutnya sekarang.

Tbc ~~~

Ikutin terus ceritanya ya guys 😍

My Perfect DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang