6

3.2K 305 20
                                    





Tubuh Ten bergetar hebat ketika mengetahui hal itu.

Hal itu? Hal apa?

"Sudah berapa lama mereka menjalani hubungan itu?" Mata Ten sudah penuh dengan butiran bening yang bersiap untuk jatuh saat itu juga.

"Semenjak gadis itu bekerja di perusahaan Taeyong" jawab Yuta ragu-ragu.

Air mata Ten lolos begitu saja. Ia tak menyangka lelaki yang ia banggakan selama ini telah berkhianat.
"Wah. Jadi sudah setahun lebih ya?"

Yuta hanya mengangguk pelan.
"Aku minta maaf Ten, karena membawa kabar yang tidak baik untuk dirimu. Tapi aku sudah tak tahan melihat Taeyong bermain api di belakangmu"

Ten menggeleng kuat dan memaksa bibirnya untuk tersenyum.
"Tidak yuta, seharusnya aku berterimah kasih padamu karena telah memberitahukan hal ini"

Ten tengah duduk di sofa bersama anaknya Mark. Ia sedang menemani anak tercintanya yang sedang menonton kartun kesukaannya.







Klek~

Pintu apartemen tersebut terbuka. Ten dan Mark sudah tahu siapa pelakunya hingga membuat Mark berlari menyambut orang tersebut.

"Daddy" Mark menyambar tubuh Taeyong senang, dan di balas pelukan hangat dari Daddynya tersebut.

"Sudah puas berkencan dengan Jisoo?"

Taeyong terdiam sejenak.
"Kau-"

"Yuta membritahuku soal itu. Aku tak menyangka kau berkhianat padaku Hyung"
Ten tersenyum paksa
"Kau enak-enakkan berkencan dengan wanita itu hingga larut malam sampai-sampai melupakan aku dan Mark yang selalu ketiduran menunggumu di rumah. Kau selalu beralasan bahwa memiliki pekerjaan yang banyak hingga selalu pulang larut malam, tapi ternyata-"

"Maafkan aku Ten"
Perkataan Taeyong membuat Ten terdiam.

"Tapi aku sungguh mencintai Jisoo" lanjut Taeyong dengan mantap

Ten berusaha untuk tidak terlihat menyedihkan. Ia mengangkat sebelah alisnya
"Jadi?"

"Aku ingin kita bercerai"

Usaha Ten untuk tidak menangis pun gagal. Air mata jatuh dengan derasnya

"Daddy jahat! Daddy sudah tidak sayang Mark dan Mommy lagi" Mark memukul berkali-kali lengan Taeyong keras dan segera berlari memeluk Mommy nya yang sedang menangis.






"Sayang?" Taeyong menepuk pelan pipi sang istri, sehingga membuat pemiliknya terbangun. Ia tahu Tennya sedang mimpi buruk, karena lelaki imut itu sedang terisak dalam tidurnya.

Ten membuka matanya pelan dan mendapati suaminya di hadapannya. Dengan segera Ten memeluk erat tubuh Taeyong di iringi dengan isakan pelannya. Ia sangat bersyukur karena tadi hanya mimpi, bukan kenyataan. Dan ia sangat berharap mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan.

"Mimpi buruk lagi eoh?" Taeyong mengusap lembut rambut Ten.

Ten hanya mengangguk.

"Mimpi apa hm?"

Mendengar pertanyaan Taeyong membuat Ten semakin terisak, karena teringat kembali mimpinya yang sama sekali tak di inginnya untuk terjadi.

"Ceritalah" ucap Taeyong yang masih setia mengelus lembut surai hitam lelaki mungilnya.

"Aku- aku mimpi kalau kau menjalin hubungan spesial dengan Jisoo, dan kau juga mengatakan bahwa kau mencintai Jisoo, karyawanmu itu" Ten masih terisak

"Terus?"

"Kau ingin ber-bercerai denganku. Tanpa perduli bahwa kita telah memiliki Mark"
Tangisan Ten semakin menjadi malam itu.
"Jangan lakukan hal tersebut hyung. Jangan tinggalkan aku dan Mark" ucap Ten sambil menggeleng.

Taeyong menghela nafasnya.
"Sayang? Dengar baik. Aku tak akan dan tak akan pernah bisa meninggalkan kau dan juga Mark. Karena kalian berdua adalah sumber kebahagiaanku"
Taeyong semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.

"Hyung?"

"Ya sayang?"

"Aishh mimpi itu terbayang terus dipikiranku" Ten mengusap air matanya kasar

Taeyong melepas pelukan keduanya dan menangkup pipi Ten seraya menghapus air matanya.
"Itu hanya mimpi sayang. Mana mungkin aku berkhianat padamu. Kecantikanmu tak bisa memalingkanku pada yang lain"

Okey, pipi Ten bersemu merah saat ini. Ia tersenyum lalu memeluk kembali suaminya.

"Tidurlah" Taeyong mengecup pipi Ten sedikit lama.

"Biarkan aku tidur sambil memelukmu seperti ini hyung"

"Dengan senang hati Tuan putri"

Ten tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya pada Taeyong. Bukannya merasa sesak, tapi Taeyong justru sangat menyukai Tennya memeluknya seperti itu.

"Aku mencintaimu Hyung. Ingat itu"

"Aku lebih mencintaimu Chittaphon. Ingat itu"

Ten tertawa mendengar perkataan Taeyong yang mengikuti kata-katanya.














End.

Gaje kan? Behahaha.
Gomawo udah mau vampir, eh mampir.
Jangan lupa bintangnya.......

Taeten's Life [TAETEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang