Bab 1

15.8K 1.1K 61
                                    

Ada jarak yang bahkan tidak dapat Wangji patahkan. Selalu dan selalu jauh dari harapannya. Hatinya ingin mendekat namun egonya terlalu tinggi untuk melakukan hal tersebut. Hingga membuat batasan layaknya minyak yang tidak akan pernah bisa menyatu dengan air. Wajah datarnya sanggup mengaburkan perasaannya yang sesungguhnya.

Wangji menyimpan banyak cinta untuk Wuxian, namun Wuxian hanya menggodanya kemudian berlalu pergi. Entah sejak kapan perasaan itu hadir. Wangji hanya tahu saat cinta itu mulai bersemi dalam hatinya. Jauh sebelum ia terperangkap bersama Wuxian dalam perpustakaan selama sebulan ketika Wuxian belajar di Gusu Lan. Wangji meragukan hal itu. Mungkin lebih jauh lagi sebelum itu ia sudah menyukai Wuxian. Malam dimana ia memergoki Wuxian sedang membuat masalah, hingga ia berakhir di aula leluhur untuk menerima hukuman.

Tahun demi tahun telah berganti namun semua tetap sama. Ia seolah tidak dapat berdamai dengan Wuxian. Itu yang dilihat kebanyakan orang.

Bulan ke sepuluh setelah acara memanah dalam perburuan malam yang diadakan untuk merayakan kemenangan atas jatuhnya klan Wen, Wuxian tidak pernah menampakkan dirinya. Tidak dalam acara resmi yang mengundangnya dan tidak juga berkeliling kota Seperti biasanya saat turun gunung. Hal itu cukup membuat hati Wangji resah. Wuxian hidup diantara sisa-sisa klan yang telah ia runtuhkan. Bagaimana mungkin Wangji tidak khawatir?

Setiap setahun sekali selalu ada kunjungan ke bukit Luanzang untuk memastikan jika sisa Klan Wen tidak membuat masalah. Dari sekian banyak kultivator, Wangji dipilih untuk menjalankan tugas tersebut. Wangji adalah kultivator berbakat dan selalu patuh pada aturan, yang membuat dia pantas mendapatkan tugas itu. Ada kekhawatiran akan kelalaian dalam tugas tersebut jika diserahkan kepada orang lain, mengingat orang-orang enggan berhadapan dengan Patriak Yiling. Dan lagi Wangji sudah terbiasa mengatasi Wuxian selama pemuda itu belajar di Gusu Lan.

Wangji berjalan meninggalkan kota dan bergegas ke bukit Luanzang. Ditangan kanannya nampak sebuah guci berisikan 'Emperor Smile'. Seperti dalam perjanjian antara para kultivator dengan Wuxian, dia atau pun sisa Klan Wen dilarang meninggalkan Kota Yiling. Kecuali jika Wuxian datang dengan undangan dari ketua klan. Seperti ketika acara perburuan malam setelah klan Wen jatuh. Jadi dengan sengaja Wangji membawakan Wuxian arak khas Gusu. Wangji tahu betapa Wuxian tidak dapat menolak godaan dari 'Emperor Smile'.

Wangji sampai di pemukiman yang Wuxian bangun untuk sisa-sisa Klan Wen ketika matahari baru saja tenggelam. Tidak mengherankan jika desa kecil itu nampak sepi. Wuxian melarang orang-orang untuk keluar rumah demi keamanan. Ia berhenti di sebuah rumah yang cukup sederhana dimana Wuxian tinggal bersama dua Wen bersaudara dan juga keponakannya, Wen Yuan.

"Hanguang Jun?!"

Wangji tersenyum dan mengangguk mendengar seseorang memanggilnya. Sejujurnya Wangji kurang menyukai pemuda itu, walau ia tersenyum saat menatap mata hitam itu. Bukan benci, hanya sebatas kurang suka. Pemuda itu telah mencuri perhatian Wuxian sejak pertama kali pertemuan mereka di acara Konferensi Diskusi yang diadakan di Qinshan Wen. Wangji bahkan tahu jika pemuda itu sering kali menempel pada Wuxian setiap kali ada kesempatan. Yang membuat Wangji tidak menyukai pemuda itu lebih dalam lagi adalah saat melihat Wuxian berusaha keras membangkitkan pemuda itu dari kematian.

"Anda datang untuk menemui Tuan Muda Wei?" Pemuda itu tentu tahu apa maksud kunjungan dari Wangji. Namun ia masih tetap bertanya sebagai formalitas saja.

"Jadi dimana Wuxian, Wen Ning?"

Pemuda yang berjaga di depan rumah Wuxian adalah Wen Ning. Saat pemusnahan Klan Wen, pemuda itu terlambat untuk diselamatkan. Hingga membuat Wuxian 'terjatuh' atas rasa bersalahnya.

"Tuan muda Wei ada di dalam. Silahkan masuk."

Wen Ning berbalik dan menuntun Wangji memasuki rumah untuk bertemu dengan Wuxian. Wangji memperhatikan sekitarnya. Rumah itu tidak banyak berubah sejak terakhir kali ia melakukan kunjungan tahunan. Bunga teratai tumbuh dengan baik di dalam kolam di setiap sisi jalan menuju ruang tamu. Wuxian membangun tempat itu untuk menghormati Jiang FengMian dan Nyonya Yu.

I wanna Grow Old with You (WangXian - MDZS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang