"Berhenti disana hyung!!!! Jangan mendekat atau akan kusayat belati ini ke pergelangan tanganku sekarang juga!" teriak lelaki kecil berambut merah itu, tangan kanannya gemetar memegang sebuah belati yang siap ia sayatkan ke pergelangan tangannya, nafasnya terengah-engah, matanya berkaca-kaca, siapapun yang melihat pasti tahu ia tetap akan melakukan hal nekat itu meskipun ia sendiri terlihat ketakutan saat hendak melakukannya.
"Tenang lah Jihoon-ah, letakkan belati itu. Kita bicara ya?" Bujuk seorang kakak yang lebih tua enam tahun darinya itu. Ia mematung dengan jarak satu meter dari adik laki-lakinya.
"Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan hyung, semua sudah jelas. Ratu tidak ingin aku menjadi penerus takhta kerajaan, aku sendiri pun tak ingin. Ratu membenci keberadaan ku, jadi untuk apa aku masih disini?" air matanya kini berjatuhan, seluruh tubuhnya kini gemetaran. Ia baru saja mengutarakan hal yang selama ini ia pendam dan menyakiti dirinya.
Ya, memang seorang penerus takhta kerajaan yang masih berusia 19 tahun itu tidak direstui kenaikannya oleh ibunya sendiri, alias Sang Ratu. Tak hanya itu, Sang Ratu pun enggan memberikan pengakuan atas anak angkatnya itu, pikirnya Jihoon sangat tak kompeten untuk menjadi penerus takhta kerajaan yang telah dibesarkan oleh mendiang suaminya. Ia bahkan menganggap Jihoon sangat tak pantas menjadi anggota kerajaan hanya karena warna rambutnya yang tak biasa itu.
"Jihoon-ah, ku mohon..." Kaki Minhyun melemah. Hatinya sakit melihat betapa terlukanya adik kecilnya itu hingga ia berani bertindak senekat ini.
"Hyung, ku mohon... biarkan aku pergi... ya?" Jihoon memohon dengan lirih, sungguh satu-satunya yang ingin ia lakukan saat ini adalah pergi dari kerajaan yang memuakkan ini.
"aku tidak akan menyayatkan belati ini, tapi biarkan aku pergi ya hyung?" lanjutnya lagi, memohon agar ia diizinkan untuk meninggalkan kerajaan, sebagai ganti darinya yang tak jadi mengakhiri hidupnya.
"Kau mau kemana Jihoon-ah......?" tanya Minhyun khawatir.
"Entah lah hyung, yang pasti pergi dari semua ini. Hyung tidak usah khawatir, aku akan melanjutkan hidupku, tapi tidak disini, ya?" Jihoon berupaya meyakinkan kakak 'lain ibu'-nya itu.
"Ya hyung? Kau menyayangiku kan? Kau ingin aku bahagia kan? Aku tidak bahagia berada di sini hyung..."
Kamar gelap milik Jihoon itu hening sejenak, hanya terdengar isak dari keduanya, ya kini Minhyun tak kuasa menahan air matanya. Angin malam berhembus melambaikan gorden dari jendela besar kamar milik Putera Mahkota itu. Minhyun tak segera merespon Jihoon karena hal ini pun sangat sulit baginya. Ia mencerna setiap perkataan Jihoon, menghubungkannya dengan setiap peristiwa yang terjadi pada adik kecilnya akhir-akhir ini. Pikirnya, memang benar Jihoon sudah melalui hal-hal berat akhir-akhir ini, kehilangan kedua orang tua kandungnya, tiba-tiba diberi titah untuk meneruskan takhta yang sama sekali tak ia inginkan, belum lagi perlakuan-perlakuan tak masuk akal dari Sang Ratu. Sungguh, ia masih terlalu muda untuk melaui itu semua. Minhyun sendiri mengingat-ngingat tak pernah lagi ia lihat adik kecilnya itu tersenyum bahagia setelah sepeninggalan Sang Raja 3 tahun lalu.
"Jihoon-ah... lalu bagaimana dengan kerajaan? Siapa yang akan jadi penerus takhta?"
"Tentu saja kau hyung. Menjadi raja adalah cita-cita mu sejak kecil, aku tak pernah lupa itu. wujudkanlah, aku akan mendukungmu dengan segenap diri ku. Ratu juga pasti akan sangat bahagia jika kau bisa menjadi penerus takhta. Kau tahu kan itu lah yang paling diinginkankannya, dan aku pun begitu. Hyung.... aku pun ingin kau hidup bahagia dengan mewujudkan cita-cita mu itu. Tidak ada yang pantas mengemban gelar itu selain dirimu..." Air mata Jihoon terus mengalir, sungguh ia mengatakan yang sebenar-benarnya, hatinya penuh harap bahwa hyungnya ini mau mengerti dan melepas kepergiannya. Semua itu demi kebaikan kerajaan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD MOON🌘 [NIELWINK]
Fanfiction"Rambut indah miliknya itu berwarna merah. Berkilauan di bawah sinar gerhana. Keduanya memancarkan warna yang sama. Merah yang percis, semerah darah." Sebuah romansa kuno, antara seorang Putera Mahkota dan Prajurit Kerajaan Ilargia. ⚠⚠Characters dea...