Mereka berdua pun akhirnya berpisah. Koin emas Jihoon kini tak tersisa banyak, hanya 4 buah lagi. Ia khawatir koin-koin ini tak cukup untuk membeli alat dan bahan untuk keperluan membuat perkebunan yang diidam-idamkannya. Ia juga masih harus berkelana jauh sekali, yang membutuhkan waktu sekitar dua minggu lagi agar benar-benar keluar dari Kawasan Kerajaan Ilargia, untuk sampai di tempat lain.
Kemudian Jihoon teringat tempat pertama yang akan ia kunjungi setelah keluar dari istana, yaitu melihat gerhana bulan di sebuah bukit tertinggi dimana Kerajaan Ciliegia berdiri.
Bukit ini bernama bukit Estrella, yang berarti bintang. Dinamakan bukit Estrella, karena bukit ini adalah tempat terindah dimana bintang-bintang akan terlihat berkumpul tepat di atas bukit pada malam hari.
Percis seperti pecahan-pecahan berlian yang bertaburan di langit malam. Konon, gerhana bulan yang akan terjadi dalam dua minggu kedepan ini akan terlihat sangat jelas di bukit terpencil di Kawasan Kerajaan tetangga, Ciliegia. Kerajaan Ciliegia sendiri terletak di sebelah utara dari Kerajaan Ilargia.
--------------------------------------------
Sementara itu, para prajurit yang baru sampai di istana langsung berbenah. Panglima tertinggi militer kerajaan, Jendral Minho, memberikan waktu 10 menit untuk beristirahat sebelum berkumpul di markas untuk mengevaluasi hasil pencarian Putera Mahkota hari ini.
"Cringgggg" suara koin-koin emas pemberian Putera Mahkota itu terjatuh dan berserakan saat Daniel turun dari kudanya. Ia pun buru-buru mengumpulkan koin-koin itu dan mencoba menyembunyikannya, namun terlambat.
"Hei apa yang kau pungut itu?" Tanya Seungcheol, salah seorang kapten batalion. Sementara itu Jaehwan yang menyaksikan, berkeringat dingin entah kenapa.
"Siap kapten! Saya memungut koin-koin emas yang telah saya temukan tadi di hutan!" Jawab Daniel jujur. Jaehwan kini gemetaran. Pikirnya hebat sekali kepolosan Daniel kini resmi naik derajat menjadi kebodohan yang luar biasa.
"Koin emas? Coba ku lihat" Pinta Kapten Seungcheol. Daniel pun tanpa ragu menyerahkannya.
"Kau menemukan ini dimana?" Tanyanya lagi.
"Siap kapten! Saya menemukannya saat saya sedang menggali tanah di hutan!" Seru Daniel menjawab pertanyaannya.
"Kapten! Saya Jaehwan, mohon izin menjawab" Jaehwan yang gemetaran itu tak tahan lagi ingin menolong Daniel dari kebodohan diri sendirinya itu.
"Saat itu kami dengar ada harta karun yang terkubur di hutan kerajaan, lalu kami berdua menggali tanah di titik yang sudah diduga ada harta karun di dalamnya itu. Kemudian ternyata benar adanya, lalu kami bawa koin-koin emas itu pulang."
"Menggali harta karun katamu? SAAT SEDANG BERTUGAS MENCARI PUTERA MAHKOTA, KAU MALAH MENCARI HARTA KARUN????!!" Kapten Seungcheol membentak keduanya.
"Ada apa ini?" Jendral Minho muncul di antara kerubunan para prajurit.
Daniel dan Jaehwan pun terdiam, menelan ludah mereka. Jaehwan cukup menyesal telah menolong sahabatnya yang bodoh itu, sekarang ia tahu betul mereka berdua akan terlibat suatu masalah yang besar.
"Siap Jendral! kedua prajurit muda ini malah menggali harta karun saat sedang bertugas tadi. Mereka kemudian menemukan koin-koin emas milik kerajaan, tapi tidak melaporkannya.." Jawab Kapten Seungcheol menjelaskan.
Setelah Jendral Minho menyelidiki koin emas itu, ia pun bertanya, "Siapa yang memberikan koin emas ini pada kalian?" Tanyanya to the point, seolah tahu apa yang terjadi. Daniel dan Jaehwan pun saling menatap kemudian tertunduk dan diam.
Memang Jendral Minho terkenal dengan intuisinya yang tajam, ia sangat pandai membaca dan memperkirakan sebuah keadaan. Terpilihnya ia sebagai panglima tertinggi militer Kerjaan Ilargia pun bukan sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD MOON🌘 [NIELWINK]
Fanfiction"Rambut indah miliknya itu berwarna merah. Berkilauan di bawah sinar gerhana. Keduanya memancarkan warna yang sama. Merah yang percis, semerah darah." Sebuah romansa kuno, antara seorang Putera Mahkota dan Prajurit Kerajaan Ilargia. ⚠⚠Characters dea...