Love Stories have no ending

2 0 0
                                    

"Jangan nangis" dia mengelus pipiku dengan halus.

"Perpisahan ini hanya untuk sementara. Kita akan bertemu lagi di akhirat nanti insyaa Allah. Kalau kamu ga ketemu aku di surga tolong carikan aku" ucapnya.

"Ga mungkin kamu ga masuk surga. Kamu yang harus nyariin aku. Kalau kamu aja ga masuk surga apalagi aku" jawabku setengah menangis.

"Kita kan ga tau. Mungkin kita terlihat hebat di mata manusia hanya karena Allah menutupi aib-aib kita."

"Kalau Allah menutup aib kita di dunya itu tanda bagus dong. Allah menyayangi kita dan akan menutupinya di akhirat jua."

"Iya, semoga" dia berusaha untuk senyum dengan akhir tenaganya.

Matanya melelap.

"Baaal" ku memanggilnya.

"Iya?" sambil berusaha menatapku.

"Makasih ya udah buat hidup aku lebih berwarna. Makasih jadi teman yang baik."

"Iya" tapi tidak berhasil untuk menahan matanya menutup.

"Kalau aku bilang aku cinta kamu berdosa ga sih?"

"Kamu ga usah bilang." Senyuman miring masih melehkan hatiku.
"Aku sudah tau. Sekarang, jangan mikirin cinta ke aku atau siapapun tapi cinta ke Allah. Katanya kamu rindu kan? Bentar lagi akan kembali kepadaNya. Tapi sepertinya aku harus duluan menemuiNya. Memastikan semua sudah siap untuk kedatangan kamu."

Seandainya ia nulis di chat pasti udah pakai kekehan alias "hehehe". Tapi ini ga ada yang lucu.

"Ih, ga tepat banget untuk ngebodor" dalam situasi seperti ini, ia masih aja berhasil membuatku sebal. Tapi aku tak ingin merasakan segelintir hal negatif kepadanya di saat ini. Aku tersenyum sambil menggenggam tanganya.

"Aku nunggu kamu disana ya. Jangan cepat2 nyusulnya. Tugas kamu disini masih banyak. Dan jangan berlebihan rindu aku."

"Aku ga tau apakah aku kuat lama-lama tanpa kamu disini."

"Harus. Aku butuh kamu untuk mendoakan aku. Kalau kamu rindu ingat saja aku dalam doa."

"Kalau gitu aku bakal sering rinduin kamu."

Ia tersenyum. Dengan mata tertutup ia membaca kalimat syahadat. Dan aku tau bawa ini adalah kata-kata terkahir yang aku mendengarkan darinya. Bahwa tak akan ada canda dia lagi, tak akan ada senyuman dia lagi yang mencerahi hariku, tak ada kebersamaan kita lagi.

Rasanya hatiku ingin pecah kedalam ribuan bagian. Tapi aku tau aku harus kuat. Demi dia, demi diriku sendiri, dan demi orang-orang yang masih membutuhkanku disini.

Berat, sangat. Tapi perpisahan ini hanya untuk sementara, semoga.
Tunggu aku disana ya, Baal. Aku akan nyusul jika tugasku disini selesai. Jika Tuhan mengizinkan kita untuk bertemu lagi.

Colours of LoveWhere stories live. Discover now