self harming

54 9 0
                                    

Sebelum membaca part ini, saya mau memberi tahu bahwa adegan dibawah ini bukan untuk ditiru. Self harm sungguh tidak baik. Jangan memulainya dan jika kamu sudah melakukannya hentikan mulai sekarang. Sayangi dirimu sendiri. Selamat membaca.

===============================

Aku melirik ke meja belajarku, ada silet disana. Aku berpikir untuk menyakiti diriku sendiri. Aku pernah membaca artikel self harming. Menyakiti diri sendiri supaya merasa lebih baik. Aku ingin mencoba. Akankah perasaanku membaik?

Tanganku perlahan menggapai silet yang sedari tadi kutatap. Aku pegang silet itu dengan posisi akan mengiris tangan kiriku. Aku goreskan silet itu. Perih. Darah keluar dari tanganku. Tidak banyak. Aku merasakan semua rasa sakitku berpindah ke tangan. Hatiku cukup tenang. Aku merasakan sensasi yang berbeda. Sulit diceritakan. Goresan pertama berhasil. Aku menggoreskan silet itu sekitar 5 kali. Lalu aku berhenti. Menikmati sensasi yang menenangkan hati ini.

Aku tertidur di meja belajarku. Sampai pintu terbuka. Delvy pulang. Aku terkejap bangun menyembunyikan tanganku.

"Eh kok.."

"Hah? Apa? Kenapa?" Kataku sedikit panik.

"..kamu belum ganti baju" lanjutnya.

Hufftt aku kira dia melihat tanganku.

"Ketiduran. Ini mau sekalian mandi"

Aku mengambil pakaianku. Memilih baju berlengan panjang. Dan mengambil handukku. Bergegas ke kamar mandi.
Setelah itu aku kembali ke meja belajarku. Mengambil beberapa buku yang berisi tugas untuk dikumpulkan besok. Aku fokus belajar.

Tokk..tokk...

Aku buka pintu pasti ini bang Gevan karena yang biasa ketok pintu cuman dia. Dan benar saja.

"Dek mau nitip apa? abang mau keluar"

"Ice cream"

"Udah malem gini"

"Biarin"

"Yang mana? rasa apa?"

"Con***to banana"

"Siap"

Cuman abang yang baik sama aku di rumah ini. Papa? Dia kerja di luar kota. Kadang menghubungiku lewat wa, telpon, video call. Tetap saja papa gaada disini. Gaada yang bela aku. Aku ini anak kesayangan papa. Mama ga berani omelin aku kalau ada papa. Aku sayang banget sama papa.

"Ma.. persediaan pembalut habis?"

"Iyakah? Mama lupa ngecek. Suruh Dalvy ke minimarket aja sana"

Aku mendengar percakapan Delvy dan mama di luar. Huffttt. Aku lagi. Aku lagi.

"Dal.. kata mam-"

"Siniin uangnya aku udah denger" kataku sambil jalan merebut uang yang dipegang Delvy.

Untung baru jam 8 malem. Minimarket ga jauh dari rumahku. Hanya jalan sekitar 5 menit. Sampai di minimarket aku mengambil pesanan Delvy dan ice cream kesukaanku.

Aku pulang. Jalan sambil memakan ice cream. Jalanku terhenti saat aku melihat abang di ujung gang sana. Dia sama teman-temannya. Aku membeku melihat abang meminum minuman keras sambil merokok. Yang aku tahu abang itu anak baik.

Abang melihatku. Menghampiriku. Aku masih membeku. Tak percaya apa yang barusan aku lihat.

"Kamu lihat semuanya? Jangan bilang mama-papa, ngerti?"
"Ngerti ga?"
"Abang ngomong sama kamu dek. Ngerti ga?" Nadanya sudah sedikit tinggi tangannya memegang bahuku mengoyang-goyangkan tubuhku.

"Hah? I-iya bang? Ng..ngerti a-pa?" Aku tersadar dari pembekuanku.

"Jangan bilang ke mama-papa atau abang siksa kamu" katanya pelan tapi penuh penekanan.

"I..iya bang. Ng... ngerti"
Tatapan abang ga pernah seseram itu. Seperti akan membunuh orang. Membuat tubuhku kaku. Ice cremku terjatuh. Tanganku kaku. Kakiku gemetar.

"A..aku pulang duluan bang"
Aku jalan perlahan mencerna apa yang barusan terjadi. Abang mengancamku. Mungkin dia ketakutan jika aku memberi tahu ke mama atau ke papa pasti akan dimarahi dan dihukum. Didikan papa keras. Bagaimana tidak? Dia seorang tentara.

Saat aku pulang. Aku memberikan pesanan Delvy. Aku ke kamar. Mencoba tidur. Untuk melupakan kejadian tadi. Ga bisa. Aku ga bisa tidur. Aku ke meja belajar. Mencari siletku. Aku melakukan hal yang akan menjadi kebiasaanku. Melukai diri sendiri. Aku mencoba tidur lagi. Aku tertidur. Self harm adalah obat penenangku.

•••

Aku sedang jalan menuju ke perpustakaan. Di dalam sana aku ambil beberapa buku yang mau dibaca dan karena penuh, aku duduk di meja yang diisi seorang laki-laki. Aku ga tau dia siapa karena wajahnya ditaruh di meja lalu ditutupi komik, mungkin dia tidur. Entahlah.

Saat dia bangun aku meliriknya ternyata dia ...

================================

Ternyata dia? Siapa? Kenapa? Ada apa? Kepo ga nih? Ngga ya :'v gagal bikin kepo deh hiks
Maap ya klo agak aneh di bagian self harming aku ga berpengalaman soalnya hehe

Jika suka silahkan vote dan commentnya
Jika ada krisar dengan senang hati diterima, silahkan comment ya

Gomapchuu <3 -dal

Mental Breakdown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang