Part II - Hari Pertama Kuliah! (Pt.1)

62 38 26
                                    

Author's Point Of View (POV)

Sisyl memperhatikan dirinya di dalam cermin. Hari ini adalah hari pertama ia masuk kampus. Hari ini ia akan menjalankan ospek seharian penuh, karena ospek di kampusnya hanyalah sebatas pengenalan sarana dan prasarana kampus.

"Nak, cepetan turun! Ayo sarapan dulu," teriak Mona — mama Sisyl — dari ruang makan.

Sisyl menyemprotkan parfum ke bajunya dan bersiap-siap untuk turun. "Sebentar ma!" Kata Sisyl. Sisyl bergegas turun untuk makan bersama David, Mona, dan juga Lucas — papa Sisyl —

"Widih, wangi bener nih maba (mahasiswa baru)!" Kata David kepada adik satu-satunya.

"Ya masa mau bau bang? Nanti kan juga di jemur di lapangan, ya seenggaknya wangi-wangi dikit lah," kata Sisyl sambil mengambil roti yang sudah disiapkan Mona diatas piring.

"Makan yang banyak, inget kamu itu punya asam lambung. Nanti kalau udah merasa lapar, langsung izin makan aja ya, ga pake nunda-nunda lho," kata Lucas. Sisyl hanya mengangguk sambil mengunyah roti nya.

"Pa, papa anter Sisyl kan?" Tanya Sisyl. "Iya, tapi hari ini aja lho ya? Besok-besok nggak lagi." Kata Lucas.

"Yah, papa, kan kita se arah," kata Sisyl cemberut. Sisyl memang sangat manja kepada Lucas. Maklum, ia adalah anak bungsu di keluarganya.

"Heh, kamu tuh harus mandiri. Lihat abang, abang ga pernah tuh dianter papa," kata David sambil bangun dari duduk dan mengambil tas nya.

"Yee itu mah karena Abang udah dikasih mobil sendiri sama papa!" Ujar Sisyl. David pamit berangkat duluan ke kampus, mencium kedua tangan orangtuanya dan tak lupa menjitak pelan kepala adik kecilnya.

"Pa, kapan Sisyl dikasih mobil kayak Abang? Sisyl udah mau 18 tahun tau," kata Sisyl setelah David meninggalkan ruang makan.

Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menyapu mulutnya dengan tissue. "Gak, Sisyl. Selama ada papa, Abang dan taxi online, Sisyl minta tolong aja. Untuk mobil belum boleh ya," ujar Lucas.

"Ma," Sisyl langsung menoleh kepada Mona, meminta pembelaan. "Itu sih terserah papa. Mama kan, gapunya uang," sambil tersenyum ke arah Lucas. Sisyl memutar bola matanya, kesal.

"Udah ah, yuk, jalanan keburu macet nanti," kata Lucas. Sisyl langsung cepat-cepat meminum susu coklat dihadapannya dan berpamitan kepada Mona.

"Inget ya, Syl, jangan telat makan," pesan Mona. "Beres itu mah, ma. Dadah mamaku yang cantik!". Sisyl langsung mengekori Lucas dan masuk ke dalam mobil.

———————

Setelah mendengarkan wejangan Lucas di mobil, akhirnya Sisyl turun dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Lucas. Kemudian, Sisyl bergegas ke lapangan sambil mengeluarkan name tag dari dalam tas nya.

"Ayo cepet-cepet baris!" Ujar salah satu senior yang menjadi panitia ospek. Dengan segera, Sisyl mencari barisan fakultasnya, FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

"Yang perempuan rambut jangan lupa untuk dikuncir! Yang pakai hijab di ikat di belakang biar ga ribet!" Ujar senior lainnya memakai pengeras suara, agar seluruh mahasiswa baru mendengar.

Sisyl mencari-cari ikat rambutnya di dalam tas. Seketika, ia menepuk jidatnya sendiri. Damn, ujarnya. Sisyl tidak membawa ikat rambutnya, tertinggal di meja rias saat ia buru-buru dipanggil ke bawah untuk sarapan.

Sisyl merogoh tasnya sekali lagi. Hasilnya nihil. Ia panik. Sebagai mahasiswa baru, tentu ia sangat ketakutan apabila harus dihukum karena kecerobohan kecil pagi ini.

"Lo kenapa?" Tanya seseorang di samping Sisyl. Sisyl menoleh. "Oh — eh, gue cari kunciran gue, tapi gak ada di tas, kayaknya ketinggalan deh," kata Sisyl agak panik sambil terus mencari di dalam tas nya.

SisylTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang