Part V - Pesta Kantor Papa

42 22 21
                                    

Tok tok.

Mona mengetuk pintu kamar Sisyl. Dibalas sahutan dari dalam kamar yang mengizinkan untuk masuk.

"Eh, Mama," kata Sisyl sambil membenahi posisinya di tempat tidur. "Ada apa ma?" lanjutnya.

"Kamu hari ini gak kemana-mana kan?" Tanya Mona kepada anaknya. Sisyl menggeleng.

"Malam ini, kantor papa ada acara. Keluarganya juga diundang. Abangmu si David gabisa ikut, jadi mama harap sih kamu bisa ikut," kata Mona menjelaskan.

"Yah mama, Sisyl males banget ma," rengek Sisyl sambil memasang muka cemberutnya.

"Mama juga, tapi yaa mau gimana," kata Mona sambil memandang anaknya. "Kamu siap-siap ya, nanti jam 7 kita jalan," kata Mona sambil meninggalkan kamar Sisyl.

Sepeninggal Mona dari kamarnya, Sisyl mendengus malas.

Sisyl's POV
Jujur, aku males banget kalau harus ikut acara kantor papa. Bukan karena acaranya, melainkan sikap papa dan mama yang selalu menjodoh-jodohkan ku dengan anak teman papa. Meskipun jabatan papa bukanlah yang tertinggi di perusahaan itu, namun aku tau kalau papa bukanlah orang yang sembarangan di perusahaan itu.

Aku juga jadi kasihan sama mama karena sudah memohon untuk memintaku ikut. Ya sudahlah, ku putuskan untuk ikut, menemani mama. Lagipula, aku gak punya pilihan lain kan?

Dan kalau boleh aku jujur, aku gak bisa dandan. Aku hanya kenal lip tint, alis, blush on, dan juga loose powder. Eits, meskipun aku gak bisa dandan, aku paling gak bisa kalau keluar rumah tanpa alis! Hahaha.

Ok, back to the topic. Aku punya alat-alat makeup, lengkap, mama yang belikan. Tapi alat makeup itu masih tersimpan rapih di laci meja riasku. Setiap aku ada acara formal, pasti aku browsing di YouTube tentang tutorial makeup. Jangan tertawa ya, emang aku se gak bisa itu kok.

Setelah satu jam dandan, aku sudah siap. Aku cukup puas dengan hasilnya, meskipun aku sangat amatir, ku pikir aku akan mahir kalau aja aku hobi dandan. Sayangnya enggak.

"Ma," aku memanggil mama dari luar pintu kamarnya. Aku melihat mama sangat cantik dengan dress biru dongkernya.

"Anak mama cantik sekali sih," kata Mama sambil melihat ke arahku. Hari ini aku memakai mini dress dengan tatanan rambut dan makeup seadanya. Tapi aku heran kenapa mama menatapku se tertarik itu.

"Apaan sih ma, jangan ngeledek," jawabku. Aku berjalan menuju standing mirror yang ada di kamar mama dan melihat penampilanku. Tidak ada yang aneh.

Mama kemudian mengajakku untuk memesan taksi online.

***

Aku dan mama sampai di sebuah restaurant yang cukup mewah, ku rasa perusahaan tempat papa bekerja menyewa seluruh restaurant ini untuk acara ini.

Aku dan mama masuk ke dalam restaurant mencari papa ku. Selang beberapa menit, aku dan mama melihat papa sedang berbincang bincang dengan rekan kerjanya dan juga bos nya. Kenapa aku tau bos nya? Jangan di tanya, aku hampir tidak pernah absen di setiap acara kantor papa. Berbeda dengan abang yang sok-sok sibuk biar gak di ajak ikut ke acara ini.

"Pa!" panggilku. Papa menoleh ke arahku. Suaraku yang terlalu besar membuat rekan-rekan papa juga ikut menoleh ke arahku. Kikuk, aku tersenyum kaku dan dibalas senyuman juga oleh rekan-rekan papa. Papa terlihat pamit kepada rekan-rekannya untuk menghampiri kami.

"Anak gadis papa cantik sekali, papa sampai pangling," kata papa. Aku mengerutkan keningku.

"Tuh kan, Syl, bener kata mama, kamu emang cantik banget," puji mama lagi. Ah, kedua orangtua ku memang suka lebay.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SisylTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang