Part IV - Nih Dibalikin!

40 27 12
                                    

Sisyl baru saja sampai di kampus. Sekarang pukul 2 siang. Ya, hari ini Sisyl hanya ada satu kelas di siang bolong. Untung saja ia berhasil membujuk David untuk mengantarnya kekampus. Kalau ia harus naik ojek online... Hm tidak bisa dibayangkan.

Niat Sisyl kemarin-kemarin sering tertunda. Ya tertunda untuk mengembalikan novel Devano. Sisyl belum membuka segel dari novel itu, jadi ia juga berniat mengembalikannya karena novel itu bukan miliknya.

Pukul setengah lima sore, Sisyl baru saja selesai mengikuti perkuliahannya hari ini. Sama seperti niatnya tadi siang, ia berencana mencari Devano ke sekeliling kampus.

Ah, paling dia ada di Sekretariat BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), secara dia ketuanya, batin Sisyl.

Tanpa ragu, Sisyl melangkahkan kakinya ke gedung B kampus, dimana sekretariat BEM maupun Unit Kegiatan Mahasiswa semua ada disana.

"Permisi," Kata Sisyl didepan pintu sekretariat BEM sambil mengetuk pintunya pelan.

"Silahkan masuk," jawab salah seorang anggota BEM dari dalam ruangan.

"Ada keperluan apa ya?" Tanya Vega, sekertaris BEM.

"Oh—ini, saya mau ketemu sama ka Devano. Apa ada ka Devano nya?" Tanya Sisyl.

Vega mengerutkan keningnya tipis, berfikir kenapa Sisyl mencari Devano.

"Oh, Ano nya lagi ga ada di sekret. Mau tunggu?" Tanya Vega.

Sisyl menggeleng. "Ehm, enggak deh kak, nanti saya balik lagi aja" kata Sisyl.

"Oh oke," jawab Vega.

"Saya permisi ya kak," pamit Sisyl dan dibalas anggukan oleh Vega.

Setelah melenggang dari Sekretariat BEM, di kantin Sisyl melihat Devano sedang duduk bersama teman-temannya.

Tanpa sengaja kedua mata mereka saling bertatap, kemudian sama-sama memalingkan wajah. Malu karena sama-sama melihat satu sama lain.

Dengan sigap, Sisyl memandang ke seluruh sudut kantin dan mencari Anna.

Itu dia. Anna sedang duduk dengan beberapa sahabat barunya juga, yaitu Chiara dan Kevin.

"Heiii," sapa Sisyl sambil duduk di tengah-tengah mereka.

"Dari mana aja lo Syl?" tanya Anna.

"Biasa ada urusan," kata Sisyl sambil mengambil Jus Strawberry milik Anna dan meminumnya.

"Heh, lo belom makan kan?" Tanya Kevin. Sisyl menggeleng. Kepala Sisyl langsung di jitak kecil oleh Kevin.

"Heh, dongo, lo tuh jangan telat makan! Ribet tau ga," omel Kevin kepada Sisyl.

"Gausah pake 'dongo' bisa gak?!' Jawab Sisyl kesal. "Ini juga gue mau beli makan kok. Wleee! Bawel sih lo!" Ejek Sisyl kepada sahabat cowok satu-satunya itu, dan kemudian pergi untuk memesan makanan.

Saat Sisyl memesan bakso, dibelakangnya ada Devano yang ikut mengantri. Sisyl menengok sesaat, kemudian berbalik arah menghadap kedepan lagi.

Setelah menerima mangkuk bakso nya, Sisyl segera kembali ke tempat duduk dimana teman-temannya berkumpul. Ia mengeluarkan satu novel dari tasnya dan kembali ke kedai bakso.

"Kak Devano," panggil Sisyl pelan dari sebelah Devano. Membuat sang punya nama menengok.

"Nih," Sisyl menyerahkan novel ke Devano. "Sisyl balikin," lanjutnya lagi.

Devano mengerutkan keningnya. Buat apa di kembaliin, itu buat lo bodoh, batin Devano.

"Gak mau, gue udah gak pengen baca itu novel," jawab Devano singkat.

"Jadi ini novel beneran buat lo kak? Bukan buat cewek lo atau adek lo gitu?" Tanya Sisyl memastikan, membuat Devano terbelalak.

"A-apaansih, sini!" Jawab Devano sambil mengambil novel yang masih tersegel dari tangan Sisyl. "Ini buat adek sepupu gue," lanjutnya lagi.

"Oh," jawab Sisyl sambil menahan tawanya. "Yaudah kalo kayak gitu, Sisyl permisi kak," lanjut Sisyl lagi.

Aduh tengsin banget gue, batin Devano.

Sisyl kembali ke meja nya, di tatap oleh sahabat-sahabatnya. Tanpa perduli Sisyl langsung mengalihkan perhatiannya pada bakso kuah yang ada didepannya. Ia makan dengan lahap.

"Syl ih," Chiara tiba-tiba buka suara, membuat Sisyl mendongakkan kepalanya ke arah sahabatnya itu. Ternyata, ada tiga kepala yang sedang melihatnya.

"Apaan sih pada ngeliatin gue kayak gitu?" Tanya Sisyl heran.

"Pertama, lo makan cepet banget. Laper apa gimana?" Kata Chiara. "Kedua, lo ngasih kado apaan ke Kak Ano? Jangan bilang lo fans nya dia juga?" Lanjut Chiara.

Pertanyaan terakhir membuat Sisyl tersedak. Sisyl langsung mengambil gelas Jus Strawberry Anna lagi dan meminumnya.

"Pertama," Sisyl meneguk Jus Strawberry yang tersisa satu teguk terakhir dalam mulutnya. "Iya gue laper,"

"Kedua, gue ogah banget jadi fans nya tuh orang! Lagian, gue cuma balikin novel punya dia kok," jelas Sisyl. Sahabat-sahabatnya mengangguk mengerti.

"Eh tapi," kata Kevin. "Ngapain lo balikin novel? Emang lo pernah minjem sama dia?" Tanya Kevin heran.

"Oke, gue ceritain ya dari awal, jadi gini..." Sisyl menceritakan panjang lebar dari kejadian di toko buku itu. Sahabat-sahabatnya mendengarkan secara seksama.

Di akhir cerita, mereka semua tertawa bersama.

***
Devano pergi ke sekretariat BEM untuk mengambil tasnya yang ia tinggal sebelum ke kantin.

"Bawa apaan lo No?" Tanya Vega saat melihat Ano memegang sesuatu.

"Nih," Devano melemparkan novel ke arah meja. Novel dari Sisyl.

"Punya lo?" Tanya Vega lagi. Dibalas anggukan oleh Devano.

"Dari siapa lagi nih? Tumben banget fans ngasihnya novel, bukan cokelat atau bungan," ejek Vega.

"Bukan dari siapa-siapa kok," jawab Devano. "Itu punya gue," lanjutnya lagi.

Vega mengerutkan keningnya. Seorang Ano baca novel? Gak salah? Batin Vega.

"Udah ya, gue udah gak ada kelas lagi, mau cabut." Kata Devano. "Ga, pastiin yang piket jangan lupa tutup sekret ya," lanjut Devano lagi dan dibalas anggukan oleh Vega.

Selepas Devano pergi, Vega penasaran dengan novel yang Devano lempar tadi. Ia mengambil novel itu dan membaca judulnya.

Siapkah Aku Untuk Jatuh Cinta Lagi?

Deg. Nafas Vega rasanya seperti berhenti sesaat.

Benarkah Devano sedang berusaha untuk mencintai lagi?

Vega tersenyum simpul.





To be continued...
Vote and comment ya!

SisylTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang