Setelah keluar dari ruang OSIS taknlupa dengan kedua pipinya yang masih memerah."Ih, apaan sih kak Putra kalau ketemu ngegombal mulu." gerutu Yoongi.
"Tapi, perasaanku aja kak Putra sama yang lain nggak gitu. Kok sama aku gitu ya ?" - Yoongi yang tidak peka 2018.
Kriiiinggggg
Bel masuk berbunyi. Yoongi segera memasuki kelas dan duduk dibangkunya. Tak selang beberapa lama Sir Yesung memasuki kelas.
"Good morning all."
"Good morning, sir!" sapa murid yang berada dikelas.
"Ok. Open your book, today we will learn about direct and inderect sentences. So, what i wrote on the whiteboard immediately you wrote down and after the lesson ended i gathered to me. Understand?"
"Understand,Sir!" ucap para murid kompak. Sir Yesung mulai menerangkan materi. Seluruh murid dengan tenang memperhatikan, tapi tidak dengan Yoongi. Ia masih mencari sebuah pena dalam tasnya.
"Arsya, ada apa?" bisik teman sebangkunya.
"Aku sedang mencari penaku. Apa kamu ada pena, lis?" Lisa menggeleng.
"Aku hanya punya satu dan sekarang aku sedang memakainya."
"Bagaimana ini?" Yoongi menggoyang kan bangku depan temannya hendak bertanya apakah ia mempunyai pena untuk dipinjamkan. Tapi gerakan Yoongi terlihat oleh sosok guru di depannya.
"Is there something bothering you, Arsya? So you don't pay attention to my lessons."
"Sorry, Sir. No, nothing." Yoongi duduk kembali dengan wajah resah. Jika ia tidak mencatat otomatis nilai untuk catatan tidak ada untuk nya. Dia tidak ingin nilainya turun.
Sejak tadi seorang pria terus menerus curi - curi pandang ke arah Yoongi yang sedang cemas untuk mendapatkan pena. Ia melihat bibir Yoongi yang mengerucut lucu yang berarti sedang dalam mode kesal. Sungguh perempuan disampingnya ini sangat menggemaskan kerika kesal.
Yoongi menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah lesu sekarang. Ia menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya diatas meja.
"Bagaimana ini ?"
Tak
Yoongi menegakkan kepalanya. Ia melihat sisi kiri mejanya yang terdapat sebuah pena. Yoongi mengambil pena itu dan menatap sang empu bingung.
"Kenapa? Pakai itu!" Jawab sang empu yang agak risih saat Yoongi melihatnya terus.
"Kau pakai apa?" tanya Yoongi. Sang pemberi pena itu mengangkat setengah tangannya menunjukkan sebuah pena yang ada digenggamannya.
"Terimakasih." Yoongi tersenyum lalu sedikit menundukkan kepalanya yang hanya mendapat deheman tanpa melirik ke arah Yoongi dari pemberi pena tersebut.
Yoongi mulai mencatat dibukunya. Sang empu melirik Yoongi, ia tersenyum tipis dan melanjutkan kegiatannya melihat penjelasan Sir yang menurutnya sangat membosankan.
Krriiiinnnggggg
Berbunyi bel tanda istirahat. Yoongi membereskan bukunya dari meja. Ia bergegas ke Kantin membeli roti dan minuman dan segera kembali ke Kelas. Di dapat nya seseorang yang masih belum beranjak dari duduknya sejak bunyi bel istirahat. Seseorang yang dipandangi Yoongi adalah yang telah meminjami pena padanya. Yoongi berjalan mendekatinya, sang empu itu sedang memakai earpone dan membaca sebuah komik yang ia pegang pada tangan kirinya. Tapi, pandangannya tertuju keluar jendela. Yoongi sedikit ragu untuk memanggil orang yang kini berada didepannya. Yoongi mengetuk mejanya. Sang pemberi pena itu sedikit terkejut, ia menatap Yoongi bingung seolah bertanya kenapa?
"Em, terimakasih telah meminjamkan penamu padaku. Aku ingin memberimu roti dan minuman ini. Mohon terimalah." Yoongi menyodorkan sebuah roti dan sebotol minuman.
"Tidak perlu. Kenapa lebay sekali? Aku kan hanya meminjamkanmu pena."
"Tapi, jika kamu tak meminjamkan ku pena, nilai tugas catatanku tidak akan ada. Ku mohon terimalah. Oh ya, ini penamu. Ku mohon Jungkook." Yoongi memperlihatkan puppy eyesnya.
"Baiklah, kalau kau memaksa. Pena itu untukmu saja."
"Terimakasih Jungkook."
"Tak usah panggil Jungkook, panggil Digo saja."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Vandiago Jungkook Pratama
- Biasa dipanggil. Jungkook atau Digo
- Sekelas sama Yoongi
- Kelas X MIPA 2
- Tsundere ++
- Pendiam
- Keluaga broken home, tapi punya kakak yang selalu sayang sama dia, Jeon Wonwoo
- Perangainya cool, gitchu. Apalagi ditambah sama ketampanannya, jadi ia termasuk 6 jejeran pria populer.
- Suka sama Yoongi, ketika ia melihatnya menolong sebuah anak anjing didekat gang rumahnya dan juga karena Jungkook pulang sekolah dan saat itu hujan. Jungkook tak membawa payung, datang Yoongut memberi nya sebuah payung dan ia langsung berlari dengan memakai tas sebagai payungnya. Saat itu Yoongi berkata pada Jungkook "Pakailah ini. Rumahku tak jauh dari sini." Klise banget, tapi karena perhatian kecil itulah yang membuat Jungkook selalu mengingat Yoont dan selalu memperhatikannya yang timbul menjadi rasa suka.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Digo?"
"Itu nama panggilan dari keluargaku. Jadi, tak usah panggil Jungkook, panggil Digo saja." Yoongi mengangguk.
"Sekali lagi terimakasih, Digo. Aku baru sadar, itu adalah kalimat terpanjangmu yang pernah ku dengar karena setauku kamu jarang sekali berbicara."
"Apa urusanmu?" Yoongi tersenyum.
"Aku hanga lega dan bahagia saat seseorang sepertimu lebih terbuka padaku. Semoga kamu seperti ini selalu padaku."
"ARSYA, KAMU DI PANGGIL KAK FILDIAN!" teriak seset dari arah pintu kepada Yoongi.
"Iya, Jennie. Selamat tinggal Digo. Nanti kita ngobrol lagi." Yoongi keluar dari kelas sedangkan Jungkook hanya melihat punggung sempit itu sambil tersenyum. Jungkook menyenderkan punggung nya pada kursi. Pandangannya mengarah pada luar jendela. Ia memejamkan matanya.
"Ada apa dengan ku ini? Setidaknya aku punya alasan lain untuk hidup selain kakakku."
Tbc !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Sky
FanfictionYoongi yang dikelilingi 6 pria tampan yang membuat hari - harinya lebih berwarna seperti pelangi dipagi bari dan langit berbintang dimalam hari. Yoongi x all. gs!