6.

160 43 10
                                    

Lelaki itu berjalan cepat sedikit berlari,bahkan tubuh yang tinggi itu hampir menabrak semua orang yang berpapasan dengannya.Dia tak menghiraukan para kaum hawa yang menatapnya dengan tatapan memuja.Dia adalah salah satu Most wanted SMA Galaksi,bukan hanya satu atau dua,bahkan penggemarnya hampir seluruh siswa perempuan SMA Galaksi.

Ganteng bat anjir

Duhh pacar gue

Aelahh ngipi lo

Aaaaa gans bat kek sehun

Halalin aku bang

Jodoh gue lewat,bedak mana bedak

Teriakan-teriakan itu tak mengalihkan pikirannya.Langkahnya masih tak berubah.Tatapannya kosong,mata tajamnya menatap lurus masih dengan amarah yang terpancar dimatanya.Tangannya yang sedari tadi mengepal masih tetap seperti tadi.Jiwanya disini tapi raganya ditempat lain,dialah dia yang sekarang.

Yang dia pikirkan adalah bagaimana dia bisa pergi dari tempat ini sekarang.Ingatannya 8 bulan yang lalu membuat hatinya sesak.

"Arga"

Langkahnya terhenti saat mendengar panggilan dari belakangnya,tepat di depan pintu sebuah ruangan bertuliskan 10 IPA 3,kelasnya.

Arga masih diam tak berniat menengok kebelakang,Arga tau jika yang memanggilnya tadi pasti Tama.Arga menghela napas sebentar,kemudian mengahadap kebelakang tepat dimana Tama dan Arsen berada.

"Gue mau sendiri,"ucapnya dingin.

Setelah mengucapkan kalimat pendek tersebut,Arga masuk ke kelasnya.Tama dan Arsen sedari tadi hanya diam menatap Arga.

Selang beberapa saat Arga keluar dengan tas hitam dipunggungnya,Arga melirik sebentar temanya yang masih dalam posisi yang tak berubah.Tatapannya mengisyaratkan kesedihan,Tama tau itu.

"Cukup dia aja,lo jangan Ga,"ucap Tama sendu.

"Gue tau itu,"ucap Arga tak kalah sendu.

Arga langsung meninggalkan temanya yang masih terdiam.Arsen hendak mengerjarnya,namun ditahan oleh Tama.

"Dia butuh sendiri Sen,"gelengan pelan Tama meyakinkan Arsen untuk tidak mengejar Arga,membiarkaan pergi.

☆☆☆

Dengan kecepatan diatas rata-rata motor ninjanya membelah kota Bandung.Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya.

Lampu jalan menunjukan warna merah,pertanda dia harus menghentikan laju motornya.Dirasa akan cukup lama dia berhenti,dia membuka kaca helmnya.Matanya menangkap dua anak kecil berbeda usia,yang lebih besar menggandeng anak yang lebih kecil.Terlihat mereka sedang menyebrang.

Senyum pilu terbit di bibir Arga.Senyum itu tipis,sangat tipis,bahkan tak ada yang menyadari kalau Arga sedang tersenyum.Arga merindukannya,sangat merindukannya.

Tinn tinnn

Tatapannya buyar mendengar suara dari belakangnya.Arga bahkan hampir lupa kalau dia sekarang dijalan.Arga segera menutup kaca helmnya dan melajukan motornya kembali.

Setelah 15 menit membelah sebagian kota Bandung,kini Arga berada ditempat tujuannya.Dengan segera dia turun dari motor ninjanya,dan berjalan ke arah tempat itu.

Taman,tempat tujuannya adalah taman.Taman ini sangat ramai,mungkin karena letaknya dikelilingi perumahan,atau mungkin juga karena sore hari banyak pengunjung di taman.

R A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang