5. Dia Berbeda

196 61 14
                                    

"Cecil"Shera melambaikan tangannya tepat didepan wajah Rain.

Sudah hampir 5 menit mereka berdiri disana,sejak tadi Raina hanya menatap pada satu obyek.Namun tatapan Raina buyar ketika Shera melambaikan tangan tepat didepan wajahnya.

"Hahhh?"Raina sedikit kaget saat Shera menggoyangkan pelan bahunya.

"Lo kenapa?ngga kesurupan kan Rain?"tanya Shera.

"Hahh?gue kenapa?"Raina balik bertanya,telunjuknya menunjuk dia sendiri dan kerutan didahinya.

"Lo dari tadi berhenti disini?kesurupan?atau lo sakit?ada apa?"Shera menyerbu Raina dengan pertanyaanya.

"Emm___"Raina melirik sebentar ke arah lapangan.Dia pergi,batin Raina.

"Ngga papa kok,balik yuk"Raina menarik lengan Shera untuk berbalik,kembali ke kelas.

"Lah kok balik?ngga jadi ke toilet?"

Tanpa mengiraukan celotehan Shera,Raina terus menarik tangan Shera kembali ke kelas masih dengan senyum yang dia pasang sejak bertemu dengan dia.

☆☆☆

"Assalamualaikum,Cecil pulang!"seru Raina memasuki sebuah bangunan minimalis,rumahnya.

"Waalaikumsalam"sahutan terdengar ketika Raina tiba di ruang tamu.

"Bunda mana Kee?"tanya Raina pada gadis yang duduk di salah satu kursi ruang tamu.Gadis yang duduk dengan melipat kedua kakinya dengan wajah tertutup oleh buku novel itu hanya diam seolah tak mendengarkan apa yang ditanyakan Raina.

Merasa ada yang tidak beres dengan gadis didepanya sekarang,Raina mendekati gadis itu.

"Kakak ishh,"gadis itu sedikit terpekik ketika Raina mencopot headset dari telinga gadis itu.

"Kalo kakak tanya itu dengerin Keeara,jangan dengerin lagu mulu"kesal Raina pada sang adik,Keeara.

"Maaf"lirih Keeara.

Raina menghela napas sebentar kemudian mengambil duduk tepat disamping Keeara dengan tas yang masih bertengger dipunggungnya.Raina menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kemudian kepalanya menghadap ke atas sambil memejamkan matanya.

"Kakak masih marah sama Kee?maafin Kee dong,ya ya ya ya?"Keeara menggoncangkan lengan Raina,membuat mata Raina yang sebelumnya terpejam kini menatap sang adik,Keeara memasang puppy eyes malah membuat Raina menatapnya dengan tatapan sedikit jijik.

"Siapa yang marah?"tanya Raina balik.

"Kakak lah"

"Kakak ga marah kok"ucap Raina lalu pergi ke kamarnya meninggalkan Keeara yang masih diam ditempatnya.

Keeara memperhatikan Raina yang berjalan menuju kamaranya.Dirasa Raina sudah masuk ke kamar Keeara mengambil headsetnya yang berada dimeja.Saat akan memasang gerakannya terhenti ketika terdengar teriakan yang tak lain berasal dari kamar kakaknya,karna dia hanya dirumah bersama Raina.

"JANGAN KESERINGAN DENGERIN LAGU KOREA KEEARA,AWAS AJA KALO SAMPE PERINGKAT KAMU TURUN LAGI!"karena kamar Raina dan ruang tamu hanya berbatasan dengan tembok,jadi teriakan Raina terdengar sangat keras.

"IYA KAKAK"teriak Keeara tak kalah keras,detik berikutnya dia memutar bola matanya malas.Dia sudah biasa dengan keadaan seperti ini.

R A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang